Di sebuah klub malam.
Segelas bir mendarat di meja dengan buih yang menetes tumpah.
"Bagaimana, apa semua berjalan lancar?" Tanya pria pertama dengan seringai di bibirnya, dia bertanya pada pria yang baru saja bergabung di meja, dia sudah menunggu sejak tadi.
"Tidak semuanya berjalan lancar, ada beberapa hal yang harus kita rencanakan dan atur ulang. Termasuk masalah pernikahanku, Apa kau punya cara baik aku bisa meninggalkan Lyn tanpa harus cacat di mata Herman."
Pria bertopi itu mendengus, dia menarik dalam cerita yang ada di sela-sela jarinya, menyandarkan punggungnya pada kursi, melipat kakinya, duduk dengan sangat santai.
dia menatap wajah Marco yang tampak tenang seperti biasanya.
"Kenapa? Bukankah Lyn itu menarik, ayahnya juga kaya raya. Kita sudah sampai di sini Marco, istilahnya kita sudah terlanjur basah. Jadi ayo kita lanjutkan saja.." Dixter, dia adalah teman Marko di kampus dulu. Yang hobi membaca buku komik dewasa sehingga meracuni pikirannya sampai saat ini.