Pratinjau : Bolehkah kalau dia serakah melebihi yang ditakdirkan untuknya? Jani menghidu aroma pria yang dirindukannya. Lagi-lagi gadis itu tersenyum kecut.
--------------------------------------------------------------------------------------------
"Maaf kamu kebangun," Dana akhirnya membuka siara terlebih dahulu.
"It's okay," Jani tersenyum sekedarnya. Dana berjalan kearahnya. Kemudian duduk tepat di sebelah Jani.
"Udah makan?" Jani bertanya seperti biasa. Seolah-olah mereka baik-baik saja.
Beberapa hari ini seperti tidak pernah ada masalah yang membuat Jani bergerak mundur dari permainan yang sedang diciptakan Dana.
"Udah," hanya seperti itu. Dana menatap mata Jani penuh arti.
Jani menangkap ada banyak hal yang ingin Dana utarakan, namun laki-laki ini sepertinya memilih bungkam. Jani akan berusaha semampunya. Beberapa hari ini sungguh adalah hari-hari yang berat untuk dirinya. Hatinya seperti ditarik ulur oleh Dana.
