"Pa, ada yang datang mencari," ucap Sindy dengan senyum lebar. Kakinya terus melangkah, menuju ke arah ruang keluarga. Sasa yang mengikuti dari belakang hanya diam, menatap ke arah pria yang tengah duduk dan fokus menatap layar televisi.
Alan—pap Sasa—mulai mengalihkan pandangan. Wajah yang sejak tadi terlihat serius mulai terlihat ceria ketika melihat putrinya. Bahkan, bibirnya mulai tersenyum lebar dan menatap ke arah Sasa berada.
"Astaga, apa terjadi sesuatu sampai putriku datang ke sini tanpa menunggu dihubungi?" celetuk Alan, membuat Sindy dan Sasa tertawa kecil. Dia menarik napas dalam dan membuang perlahan. Hingga Sasa mulai duduk di kursi, berseberangan dengannya.
"Apa uang bulanan kamu habis, Sa?" tanya Alan, masih merasa bingung karena putrinya datang tiba-tiba. Biasanya, dia harus berdebat lebih dulu saat menyuruh putrinya tersebut untuk datang ke rumahnya.