"Astaga, ke mana Sasa. Kenapa tidak juga mengangkat panggilanku? Apa dia baik-baik saja?" gumam Arav dengan raut wajah cemas. Dia segera keluar dari mobil dan melangkahkan kaki. Namun, manik matanya masih menatap lurus ke arah ponsel di genggamannya. Lagi-lagi dia menekan nomor Sasa dan mendekatkan ponsel di dekat telinga.
Arav kembali melangkahkan kaki, menuju ke arah pintu lift di depannya, sembari menunggu panggilannya mendapat jawaban. Bahkan, rasanya dia tidak tenang sama sekali, mengingat sudah puluhan kali dia mencoba menghubungi dan tidak satu pun mendapat jawaban. Selain itu, pesan yang dikirim pun tidak ada jawaban sama sekali. Sasa juga tidak membukanya. Hingga panggilannya kembali berakhir dengan Sasa yang masih tidak menjawabnya.