Suara Pei Qiqi gemetar, "Matikan lampunya…"
Tang Yu menunduk melihatnya yang begitu lemah, kelopak matanya berwarna sedikit merah muda karena menangis, terlihat dua titik air mata di bulu matanya yang panjang, begitu berkedip air matanya pun jatuh…
Tang Yu tidak hanya tidak mematikan lampu dan malah sebaliknya menyalakan lampu semakin terang. Pei Qiqi semakin ingin menangis, sedangkan Tang Yu malah semakin menikmatinya, dia merasa sangat menarik.
Pei Qiqi yang ditindasnya seperti ini semakin menangis kencang, tapi Tang Yu malah merasakan perasaan yang sangat indah yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Tang Yu sudah menurutinya selama beberapa malam, Pei Qiqi tidak bisa berkata-kata lagi, bukankah sudah disepakati jika dia akan kemari hari Jumat dan Sabtu?
Hanya saja yang membuatnya bersyukur adalah, saat kerja Tang Yu memindahkannya ke ruangan dokumen, dia bertugas membersihkan sekaligus merapikannya.
Pei Qiqi terkadang membaca sejenak dokumen-dokumen kerja sama yang sudah lama, pekerjaannya jauh lebih santai daripada yang dulu, tentu saja dia juga bisa melihat tanda tangan Tang Yu yang terkesan sangat berwibawa dan kuat…
Entah apa yang dipikirkannya, wajahnya tiba-tiba merona merah.
Hari Jumat malam, saat Tang Yu sedang mengurusi pekerjaannya, dia berjalan ke sana dan berkata, "Besok aku ingin minta izin."
Izin?
Tang Yu merasa lucu, dia menaikkan alis melihatnya, "Ada urusan apa?"
Dia khawatir, apa karena beberapa hari ini dia sudah keterlaluan sampai-sampai…
Pei Qiqi menjawab dengan suara yang sangat pelan, "Aku akan pulang terlambat."
Tang Yu teringat dengan kejadian saat dia bertemu dengan orang mesum, dia meletakkan pekerjaan yang sedang dia kerjakan dan menatapnya serius, "Aku akan menyuruh sopir menjemputmu waktu pulang."
Pei Qiqi merasa sedikit tersanjung, tapi dia menolaknya, dia merasa tidak begitu bisa menerima kebaikannya.
Pei Qiqi menunduk, suaranya sangat lirih, "Aku pulang naik taksi saja."
Tang Yu tidak memaksanya, menurutnya dia bersedia memanjakannya sebentar, tapi Pei Qiqi juga adalah orang yang sudah dewasa, dia punya kaki… tapi sekarang dia tidak akan menyangka kalau suatu hari nanti dia akan memanjakannya seolah dia adalah orang yang tidak punya kaki.
Besok pagi Tang Yu ada kegiatan, adik sepupunya, Jinrong akan bertunangan, sehingga dia menyetujuinya dengan mudahnya.
Tang Yu juga terkejut mendengar ibunya memberi kabar. Pasangannya adalah adik kelas Jinrong, sepertinya di antara mereka telah terjadi beberapa hal. Karena pihak perempuan memaksa harus memberinya status, kalau tidak mereka akan membesarkan masalah ini, kemudian setelah melewati perdebatan yang tidak mengenakkan baru akhirnya diputuskan untuk tunangan dulu…
Dia menatap Pei Qiqi, tapi di dalam hatinya dia berpikir, kalau Pei Qiqi tidak dicelakai oleh Zhou Meilin, apa dia juga akan menemukan orang yang sempurna seperti Jinrong?
...
Hari Sabtu, Pei Qiqi dan Chen Xinjie pergi bersama-sama. Awalnya dia adalah keluarga pihak perempuan, tapi karena Zhou Meilin tidak pernah mau mengakuinya di depan umum, sehingga identitas Pei Qiqi di dalam keluarga Pei cukup aneh.
Karena hal ini juga Pei Minghe tidak senang, dia merasa bersalah pada Pei Qiqi, dia juga pernah bertengkar dengan Zhou Meilin karena masalah ini, tapi Zhou Meilin membuatnya tidak berdaya dengan satu perkataan, "Pei Minghe, apa kamu ingin membuat keluarga Lin tahu kalau kamu memiliki putri haram?"
Pei Minghe terdiam dan naik ke atas, dia kemudian tidak mengungkitnya lagi.
Saat pertunangan Lin Jinrong dan Pei Huan sedang berlangsung, Zhou Meilin di depan Pei Huan tersenyum sangat bahagia seolah dia adalah pemeran utama hari ini.
Orang dari keluarga Lin terlihat lebih rendah hati, juga… terlihat jauh lebih menonjol.
Zhou Meilin awalnya merasa cukup bangga, lagi pula mereka mendapat pasangan yang lebih tinggi derajatnya. Tapi perlahan lekukan sudut bibirnya menurun, pertama karena Lin Jinrong seharian tidak tersenyum, kedua karena dia dan keluarga Lin sama sekali tidak bisa berkomunikasi.
Saat Chen Xinjie dan Pei Qiqi datang, Zhou Meilin sedang dalam suasana hati yang tidak baik, saat melihat kedatangan Pei Qiqi, dia semakin terlihat marah.