Tang Yu turun dari mobil, dia melihat ibunya mengenakan gaun putih polos yang tersinari oleh cahaya matahari pagi. Walaupun sudah hampir berusia 50 tahun, tapi ibunya tetap terlihat cantik dan elegan, tidak sama dengan kecantikan yang dimiliki Zhao Ke.
"Semalam aku takut membangunkanmu." Tang Yu maju dan merangkul bahu ibunya lalu bersama dengannya masuk ke dalam rumah.
Lin Yun menoleh melihat Tang Yu, "Tetap saja tidak boleh duduk terus di dalam mobil."
Lin Yun sudah mendengar kalau semalam Tang Yu pergi ke Vila Yanhui, mungkin dia merasa tidak betah dan lari kemari.
Lin Yun menghela napas, walaupun dia beragama Budha, tapi masih ada beberapa hal yang masih belum bisa dia relakan. Kalau dia melepaskannya, dia tidak akan bisa membuat Tang Yu menjadi penerus Shengyuan…
Tang Yu tersenyum, "Hari ini aku akan menemanimu."
Lin Yun menoleh, "Mau makan apa?"
"Mie ayam suwir." Ujar Tang Yu tanpa berpikir.
Lin Yun memukulnya ringan, "Dari kecil sampai besar tidak pernah melihatmu bosan memakannya. Cepat pergi mandi, aku akan membuatkannya untukmu."
Lin Yun menunggu Tang Yu naik. Dia melihat sosoknya dari belakang dan berpikir kalau Tang Yu benar-benar mirip dengannya yang setia pada sesuatu, dia bahkan bisa menyukai semangkuk mie yang sama selama bertahun-tahun, tidak seperti Tang Zhiyuan…
Di sisi lain, Sabtu pagi Pei Qiqi sudah diajak keluar oleh Chen Xinjie. Di pinggir alun-alun, dua orang gadis memakai rok selutut sambil memegang milk tea di tangannya, mereka bersama-sama melihat merpati yang dilepaskan di sana.
Chen Xinjie mengkhawatirkannya, "Lin Jinrong dan Pei Huan sudah akan bertunangan tapi kamu masih bersikap tenang?"
Pei Huan tidak mengundang siapa pun di acara pertunangannya dan hanya mengundang Chen Xinjie dan Pei Qiqi, dia jelas-jelas sengaja ingin menindas Pei Qiqi dengan kejamnya.
Pei Qiqi menggerakkan kakinya dan menunduk melihat minuman di tangannya, kemudian dia tersenyum, "Apa yang harus dikhawatirkan? Toh yang bertunangan adalah mereka."
Chen Xinjie terbelalak melihatnya, setelah cukup lama dia pun bertanya, "Kamu… sudah tidak menyukai Lin Jinrong?"
Pei Qiqi tersenyum, namun senyumnya terlihat sedikit getir, "Xinjie, apa kamu percaya takdir?"
Dulu dia pernah berpikir dengan polosnya jika suatu hari nanti dia bisa melewatinya. Tapi kenyataan malah seperti yang selalu dikatakan Zhou Meilin kepadanya, 'Pei Qiqi, kamu sama seperti ibumu.'
Pei Qiqi bahkan tidak tahu ibunya adalah orang yang seperti apa, tapi sekarang jika dipikir-pikir mungkin ini juga adalah takdirnya.
Suaranya lirih, "Xinjie, aku tidak berani memikirkan ini semua."
Chen Xinjie terdiam sejenak, "Qiqi, kamu… apa yang terjadi padamu?"
Pei Qiqi meletakkan minumannya di samping, "Tidak ada apa-apa."
Chen Xinjie terlihat masih belum bisa menerima, "Entah apa yang dilakukan Pei Huan sampai membuatnya bisa… tidur dengan Lin Jinrong!"
Suaranya ditekan pelan saat mengatakan tiga kata terakhir, dia kemudian melihat Pei Qiqi dengan hati-hati, namun tidak ada ekspresi di wajahnya…
Tidur?
Bukankah Pei Qiqi juga tidur dengan Tang Yu?
"Qiqi, di pernikahan Pei Huan kamu harus lebih cantik darinya, tidak boleh membuatnya merasa senang!" Chen Xinjie berkata penuh dendam.
Pei Qiqi melangkah menuruni satu anak tangga, "Tidak perlu, biasa saja sudah cukup."
Pei Huan tulus menyukai Lin Jinrong, kan? Kalau Pei Qiqi berusaha lagi, apa masih ada artinya?
Chen Xinjie yang melihatnya seperti ini pun tidak tahan dan berkata, "Pei Qiqi, kamu benar-benar…"
Pei Qiqi menepuk-nepuknya.
Setelah setengah hari jalan-jalan bersama dengan Chen Xinjie, sorenya dia memanfaatkan kesempatan saat Zhou Meilin dan Pei Huan pergi untuk menjenguk Pei Minghe. Kondisinya sudah cukup pulih, hanya saja saat melihat Pei Qiqi, dia merasa sedih.
Pei Qiqi tersenyum dan berbincang sejenak dengannya baru kembali ke Xiacheng. Sudah pukul enam sore, rumah itu masih sunyi senyap. Dia mengira Tang Yu tidak ada, tapi ternyata pria itu sedang duduk di sofa sambil memejamkan mata, di sampingnya ada sebuah koper kecil.