Jika Pei Qiqi bisa lebih peduli pada Pei Minghe, bukankah hal seperti ini tidak akan terjadi!
Jari-jari Pei Qiqi terentang lembut dan menyentuh wajah Pei Minghe.
"Ayah…" Suaranya gemetar. Dia sangat takut, sangat takut kalau dirinya tidak akan pernah bisa memanggil ayahnya lagi.
Pei Qiqi tidak berani menutup matanya dan hanya menatap ayahnya yang bernapas tak beraturan.
Sepanjang hari sampai malam, Pei Qiqi tidak minum seteguk air atau makan sebutir nasi pun.
Tang Yu pergi ke perusahaan setelah jam makan siang. Ketika dia kembali, hari sudah larut malam.
Lorong panjang rumah sakit itu begitu sepi dan sunyi.
Suara langkah kakinya memecah keheningan ini. Dari kejauhan, Tang Yu melihat Lin Jinrong sedang bersandar di dinding.
Pandangannya tertuju ke dalam ruang inap melalui pintu kaca.
Langkah Tang Yu melambat sejenak, namun dia tetap berjalan mendekat.