Chapter 44 - Selir Bai Sakit

Saudara-saudaranya tidak akan lagi mengajaknya pergi minum dan bermain, bahkan biasanya bertemu saja jarang. Terkadang kalau bertemu mereka juga hanya bersikap seakan tidak melihatnya.

Bukan hanya itu, di antara mereka bahkan ada yang ingin membunuhnya!

Jelas-jelas mereka adalah saudara kandung yang tumbuh dewasa bersama-sama, tapi sekarang dia malah menjadi musuh yang harus dilawan sampai titik darah penghabisan.

Ah, apakah ini adalah hubungan darah?

Sungguh rentan di hadapan godaan kekuasaan.

Luo Qinghan masuk ke ruang baca.

Dilihatnya pena giok yang berada di atas meja tulis. Itu adalah hadiah yang diberikan oleh kakaknya di ulang tahunnya yang ke tujuh.

Dulu di saat kakaknya memberinya pena ini, dia bahkan bersumpah bahwa kelak dia akan melindungi adiknya ini seumur hidupnya.

Tapi sekarang.

Kakak sudah bukan kakaknya lagi.

Luo Qinghan memejamkan matanya.

"Chang Xi."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS