Tidak ada yang memedulikan Selir Li, dia pun hanya bisa mencari tempat dan duduk tanpa bersuara.
Melihat pangeran dan Selir Xiao yang bercakap-cakap dengan saling menggoda, rasa asam di hatinya tidak bisa berhenti muncul.
Awalnya dia mengira dirinya sudah bisa menerimanya.
Tidak apa-apa kalau pangeran mengajak wanita lain untuk tidur dengannya, toh semua wanita memiliki kedudukan yang sama di hatinya.
Tapi sekarang ketika dia melihat bagaimana pangeran dan Selir Xiao berinteraksi, barulah dia menyadari dengan kaget bahwa sikap pangeran terhadap Selir Xiao sama sekali berbeda dengan sikapnya terhadap wanita lain.
Saat menghadapi selir lainnya, sikap pangeran selalu dingin, bahkan sepatah kata saja tidak ingin diucapkannya.
Sedangkan sekarang ketika dia bersama dengan Xiao Xixi, dia akan memanjakannya dengan beberapa gurauan ringan, mentolerir sikapnya yang agak semaunya sendiri, bahkan berinisiatif untuk menanyakan pendapatnya.