Luo Qinghan dan Xiao Xixi berbaring di atas ranjang berdampingan dengan hanya dipisahkan oleh jarak satu kaki di antara mereka.
Jarak itu seperti garis perbatasan yang memisahkan mereka berdua dengan jelas.
Xiao Xixi awalnya masih sangat tegang, takut kalau tengah malam ada seseorang yang menghampirinya dengan brutal dan berbuat macam-macam kepadanya. Dia membuka matanya tanpa berani tidur dan terus waspada.
Dia sudah mempunyai persiapan mental yang cukup.
Kalau bisa bertahan maka dia akan bertahan.
Kalau benar-benar tidak bisa bertahan, maka dia cuma bisa berbaring dan menerima nasib.
Dia menggertakkan giginya dan terjaga sampai lewat tengah malam.
Kemudian dia benar-benar tidak tahan lagi, kelopak matanya menekan ke bawah tanpa terkendali, tanpa disadari dia pun masuk ke alam mimpi.