.
.
Donghae baru mandi ia melihat Hyukjae yang kini membuat omelet mungkin untuk sarapan.
Hyukjae yang merasa di perhatikan menoleh dan mendapati Donghae tengah menatapnya penuh rasa antusias,dengan rambut yang masih basah bahkan airnya masih menetes jatuh ke lantai.
Donghae melihat arah pandang Hyukjae dan tersenyum kikuk saat menyadari lantai yang ia pijak basah kuyup.
"Hehehe... Nanti ku bereskan, ngomong-ngomong kau membuat apa Hyukjae-shi...?
Baunya enak"
"Omelet, kau mau?"
"Boleh? "
"Tentu saja"
"Woooahh terimakasih".
Donghae segera mendudukkan diri di meja makan menunggui Hyukjae yang masih sibuk menggoreng satu adonan telur lagi.
"Kenapa selebriti sepetimu memilih tinggal di tempat kecil begini?"Ucap Hyukjae.
"Kenapa memangnya?Disini nyaman, aku suka.
Lagipula tempat ini dekat dengan lokasi dramaku yang baru"
"Ah begitu,Ya jika karena efisiensi ku kira itu jadi masuk akal"
"Kau wartawan yang baik kau tahu bagaimana cara yang baik untuk menanyai artis agar mereka nyaman"
"Aku menanyaimu bukan sebagai wartawan, tapi sebagai teman serumah"
Donghae tersenyum lebar.
"Itu lebih baik lagi"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Yeobo, Yoona bilang ada tetangga baru yang baru pindah,kenapa tak mengundangnya minum sebagai tanda perkenalan? "
Taeyon, kini duduk di meja makan bersama suaminya, Jung Yunho.
Yunho yang masih asik dengan korannya kini menatap istrinya dengan sedikit memicing
"Laki-laki?"
Taeyon mengangguk.
"Muda?"
Lagi wanita itu mengangguk.
"Tampan?"
"Kata Yoona dia sangat tampan"
"Hah... Pantas"
"Wae...?"
Yunho kembali membuka korannya tak ingin menjawab pertanyaan sang istri
"Memangnya kenapa?"
Taeyon nampaknya masih belum menyerah
"Terakhir kali saat Hyuna,baru pindah kemari kau bahkan tak mau tahu, sekarang karena ada lelaki muda, tampan dan terlihat menarik walau itu dari presepsi Yoona, kau begitu semangat memintaku untuk mengundangnya, aku sangat mengenalmu sayang..."
"Aku hanya mencoba ramah"
"Kalau begitu undang semua orang, Hyuna juga bagaimana?"
"Berani kau mengundangnya masaklah sendiri selama sebulan!"
"See... Aku terlalu mengenalmu sayangku"
Taeyon hanya cemberut , sementara Yunho tersenyum kecil dibalik korannya.
Istrinya masih sangat pencemburu.
.
.
.
"Shindong Oppa..."
"Eoh... Hyuna-ya,ada perlu apa?"
"Temanku akan datang nanti sore bisa kau berikan ini padanya, tolong katakan aku tidak ada di rumah".
"Kau bertengkar dengan kekasihmu?"
Tanya Shindong sembari masih membaca catatan dari pembayaran air, sampah dan listrik.
"..."Hyuna tak menjawab.
"Kekasihmu, bukankah ia yang beberapa waktu lalu aku tunggui dan baru pulang lewat larut malam?"
"Nee.. "
"Hash... Aku tahu ini mungkin bukan urusanku, tapi melihat dia yang mau kemari jam setengah 12 malam hanya demi mengantar obat pereda nyeri datang bulan untukmu , lalu dia pulang lagi.
Bukankah sulit untuk percaya orang seperti dia melakukan hal buruk padamu?"
"Ia dekat dengan teman sekantornya!
Gadis itu mengatakan mereka sudah dekat beberapa bulan ini"
Hyuna kini duduk di sebelah Shindong, tepatnya di kursi kecil di dekat pintu.
Shindong melirik gadis cantik itu lalu tersenyum hangat.
"Kau mengenal kekasihmu lebih lama dari itu, dan mungkin saja si gadis tadi yang sengaja mendekati kekasihmu.
Lingkungan kerja yang sama membuat mereka mau tak mau punya waktu dimana mereka HARUS bicara, setelah dekat ia datang menuimu, mengatakan ia dekat dengan kekasihmu itu.
Bukankah ini sangat terstruktur dan begitu mudah ditebak?
Gadis itu bahkan tahu lelakimu punya kekasih dan malah mendatangimu, bukannya pergi.
Kesalahannya ada pada wanita itu, jangan jadikan kekasihmu sebagai kambing hitam dari kekesalan yang kau alami"
Hyuna diam ia memperhatikan Shindong yang masih sibuk dengan buku tebalnya.
"Kau benar Oppa."
"Sudahku bilang kalian bisa minta tolong apapun, asal bisa membantu aku pasti bantu."
"Kau harusnya buka layanan konsultasi Oppa"Hyuna tertawa membuat Shindong tertawa juga.
"Ini aku ambil lagi"Kata Hyuna sambil membawa satu kotak kardus sedang yang penuh dengan berbagai barang-barang lucu..
"Ya... Bawalah lagi sana, aku tak punya tempat untuk benda macam itu di sini"
"Datang ke tempatku nanti malam Oppa, aku traktir minum"
"Boleh nanti aku datang,"
"Eh Hyuna... Bisa aku ajak yang lain?Nanti ku bantu beli beberapa tambahan soju dan makanan.
Sekalian menyambut penghuni baru dikamar atas"
"Penghuni baru? "
"Ya... Ada yang baru masuk tadi pagi"
"Apa ada tempat kosong?
Bukankah lantai atas penuh?"
"Ia berbagi kamar dengan Hyukjae"
"Eih...?"
"Kenapa?"
"Aniya... Hanya aneh saja, bukankah wartawan Lee itu orang yang anti sosial?"
"Yah... Dia sedang kesulitan membayar tagihan, menerima teman akan meringankan bebannya."
"Oh... Begitu, kalau seperti itu tak apa...
Nanti Oppa undang saja semua orang, hanya perlu beli beberapa cemilan.
Tak perlu beli soju stok ku masih sangat banyak,aku baru belanja bulanan semalam"
"Baiklah"
"Oppa... Undang keluarga Jung juga...Okay...?" Hyuna tersenyum genit.
"Jangan membuat ulah... "
"Ah... Waeee aku hanya ingin dekat dengan Taeyon unnie,"
"Dia cemburu pada setiap wanita yang ada di bangunan ini, jangan memancing kerusuhan"
"Kerusuhan bagaimana jika aku ingin berteman, ia menjadikan aku musuh tanpa sebab yang jelas!"
"Jika nanti kau dan kekasihmu sudah menikah kau pasti paham yang dirasakan Taeyon, tapi yah... Nanti coba aku undang siapa tahu mereka mau datang"
"Terimakasih sekali lagi Oppa"
.
.
.
.
.
.
.
"Kau mau kemana Hyukjae-ssi?"
"Mandi"
"Em... Aku tadi lihat kamar yang akan ku tempati tapi belum ada ranjang disana aku sudah pesan tapi baru bisa diantar besok pagi, apa... Em... Kau tak keberatan jika malam ini aku tidur di kamarmu?"
Donghae menatap Hyukjae penuh antisipasi.
Ia tak bisa tidur dilantai sementara sofa, badannya pasti sakit semua.
"Ya, tak apa...hanya malam ini kan?
Tapi kamarku masih sangat kotor"
"Tak apa nanti ku bantu rapihkan"
"Heng..."Jawab Hyukjae cuek, ia lalu membuka kaosnya dan melempar benda itu di keranjang baju kotor walau tak tepat sasaran, ia malah cuek lalu dengan santainya masuk kamar mandi.
"Aih... Pantas saja, baju kotor dimana-mana"
Donghae menghampiri keranjang baju tempat Hyukjae melempar pakaian tadi lalu ia memasukkannya ke mesin cuci.
.
.
.
.
Hyukjae keluar kamar mandi hampir satu jam kemudian, ia merasa sedikit asing dengan ruangan yang tadinya berantakan kini lebih rapi
Ia memperhatikan tempat keranjang baju kotor yang kosong dan mesin cuci yang menyala.
Melangkah ia melihat tak ada lagi baju-baju di sofa ruang tamu ,tempat itu kini juga bersih.
Ke dapur.....
Sama rapih.
Jadi opsi terakhir kini ia ke kamar, disana tak ada lagi aroma pengap karena jendela yang sekarang terbuka lebar.
Bedcover kotor yang diletakkan di pojok tempat tidur dengan sarung bantalnya juga.
Diperhatikan Hyukjae,Sprei pembungkus tempat tidurnya juga sudah diganti.
Lebih jauh ditempat tidur itu kini ada satu makhluk yang terridur pulas dengan kemeja tipis yang terbuka.mungkin terlalu lelah.
"Woah apa dia bersih-bersih rumah selama aku mandi?
Bagimana bisa membereskan rumah dalam waktu sesingkat itu?"
Hyukjae cukup tahu diri ia membawa tumpukan seprei kotor tadi ke tempat cuci.
"Tunggu....
Kenapa dia tahu tempat aku menyimpan sprei?
Apa dia membongkar lemariku?"
Hyukjae membulatkan matanya horor.
Ia bergegas masuk ke kamar membangunkan Donghae yang tidur dengan sedikit emosi.
"Hey... Donghae-ssi...!"Hyukjae menggoyangkan tubuh Donghae sedikit kasar, ia tak suka ada yang menyentuh barang-barangnya.
"Eunngghhh...."Donghae yang mengantuk membuka matanya.
Begitu melihat Hyukjae, ia duduk lalu menatap Hyukjae bingung.
"Ada apa?
Aku lelah habis bersih-bersih"
"Apa kau mengganti seprei?"
"Ya...punya mu sudah sangat bau, jadi ku ganti"
"Lalu siapa yang menyuruhmu menggantinya!
Kau membuka lemariku tanpa ijin!?"
"Eh ...aku menggantinya karena itu memang bau, dan kenapa aku harus membuka lemarimu?"Tanya Donghae tak paham.
"Lalu bagaimana kau mendapat seprei baru jika tak membuka lemariku! "
"Eh... Ini kan aku pakai punyaku Hyukjae-ssi, tempat tidurku baru datang besok jadi punyaku belum terpakai, aku berencana beli satu lagi"
Hyukjae diam..
Memperhatikan sprei biru langit di tempat tidurnya.
Ya... Dia tak punya seprei dengan warna dan motif seperti itu.
Tanpa mengatakan apapun ia berbalik lalu keluar kamar.
Malu...
Meninggalkan Donghae dengan berjuta rasa heran.
"Dia kenapa...?"
Ceklek..
Donghae menoleh saat pintu kamar kembali terbuka.
Ada Hyukjae yang berdiri kikuk disana.
"Maaf....tidurlah lagi"
Lalu pintu kembali tertutup
Donghae tertawa tanpa suara.
Melihat wajah Hyukjae yang memerah karena malu.
"Ige mwoya... Kenapa dia lucu sekali"Bisiknya lalu Kembali tidur.
.
.
.
.