.
.
.
Terbiasa hidup sendiri dengan pola yang seenaknya membuat Hyukjae sedikit canggung, terlebih karena kecerobohannya yang menuduh Donghae pasal seprei tadi bertambahlah kecanggungan di hatinya.
"Hyukjae-shi,,,,"Panggil Donghae pada orang yang kini terus menjaga jarak darinya sejak berjam-jam lalu.
Hyukjae masih bergeming.
Ia justru sibuk dengan game di ponselnya tanpa mau menatap Donghae.
Merasa kesal karena di acuhkan Donghae dengan cepat berdiri lalu melangkah ke dekat Hyukjae.
Sementara yang di tuju kini gelagapan hendak berdiri, melarikan diri namun kalah cepat dari uluran tangan Donghae yang kini meraih bahunya.
Hyukjae terjingkat kaget lalu menunduk.
"Hyukjae-shi...jangan mengabaikan aku"
"Heng"Jawab Hyukjae seadanya.
"Apa kau masih memikirkan masalah seprei tadi?"
Hyukjae gugup, ya...
Dia masih sangat malu setelah menunduh Donghae mengambil sepreinya.
Hyukjae bukan orang yang pandai berbicara pada orang lain.
Selain karena pekerjaan, ia benci berinteraksi dengan orang asing bahkan pada tetangganya sendiri.
"Jika kau begitu terbebani ayo sekarang belikan aku seprei baru"
"Huh? "
"Kau tak dengar? Belikan aku seprei baru,lagipula besok tempat tidurku datang kan?"
Hyukjae sedikit menimbang.
"Baiklah, nanti ku belikan"
"Aku ikut... Nanti biar aku yang memilihnya sendiri, bagaimana? "
"Tapi... Apa tak apa-apa? "
"Maksudnya? "Donghae tak paham
"Selebriti sepertimu berbelanja, sepertinya itu bukan ide yang bagus "
"Aku belum begitu terkenal Hyukjae-shi,Bahkan GDragon tak dikenali saat ia berbelanja di Dongmyo*"
"Di Dongmyo mungkin tak ada yang mengenalmu tapi disana tak ada seprei Donghae-shi, lagi pula ini sudah hampir malam. Tempat itu mungkin akan tutup"
"Tapi aku ingin ikut kau belanja Hyukjae-shi, bagaimana kalau aku memakai topi dan masker....Seperti katamu ini hampir gelap tak akan ada yang menatapku aneh jika aku memakai baju tertutup"
"Baiklah, mandilah dulu... Kau sudah berkeringat lagi saat kau tidur tadi"
"Ya... Aku akan mandi dan bersiap-siap"
"Heng..."
Donghae beranjak meninggalkan Hyukjae. Secepat mungkin ia bergegas mandi.
Namun Donghae tetaplah Donghae sekali menyentuh air ia akan lupa segalanya.
Bermain dengan air dan busa shampo sampai hampir lupa waktu
Hyukjae mendengar suara nyanyian yang tak teratur dari kamar mandinya menggelengkan kepalanya pelan
"Ternyata selebritis kalau mandi juga suka konser tak jelas seperti itu hehe"
*Dongmyo : pasar barang bekas yang cukup terkenal di Seoul, di tempat ini bisa ditemukan barang-barang bermerk dengan harga yang sangat murah bahkan bisa sampai sepersepuluh dari harga toko.
Trend fashion vintage yang kembali diminati oleh banyak anak muda di Korea menjadikan tempat ini kembali ramai dan menjadi salah satu daftar wajib bagi pelancong yang ingin berbelanja dengan budget minim
(sebagai contoh Tas LV bekas original disini ada yang cuma dihargai dibawah 50rb won)
.
.
.
Hyukjae mengambil coat dan penutup kepala mengingat ini sudah musim dingin
(aku memakai setting waktu musim dingin)
Dan Donghae baru keluar dari kamar mandi.
"Kau...cepat sekali mandimu?"
Hyukjae melihat Donghae sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk sementara yang ditanyai hanya mengangguk dengan riang.
"Nee Hyukjae-shi, aku tidak mau kau pergi sendiri dan meninggalkan aku"
Hyukjae mengerenyit heran.
"Bagaimana aku akan pergi sendiri sementara yang butuh seprei baru itu kau?"
Donghae memiringkan kepalanya nampak berpikir.
"Benar juga...Ya sudah aku ganti baju..Janji jangan tinggalkan aku"
"Nee... "
Donghae buru-buru masuk kamar dan mungkin membongkar kopernya yang sedikit berantakan karena Ia mengeluarkan seprei sebelumnya.
Jadi Hyukjae memilih duduk menyalakan TV.
Ia memangku dagu dengan kedua tangan yang ia tumpukan pada lututnya.
Sedikit heran dan berpikir.
"Bukankah itu tadi sangat berlawanan dengan image nya yang cool selama ini?" Tanyanya pada diri sendiri, memikirkan Donghae yang tadi mengira ia akan meninggalkan artis itu.
"Hah.... Tapi..Bukankah memang selalu seperti itu."
Pekerjaan Hyukjae sebagai wartawan tabloid tentu membuatnya tahu sedikit banyak mengenai artis-artis.
Terkadang ia melihat beberapa artis yang suka berlaku kasar namun akan segera berubah bak malaikat saat kamera dihadapkan kearah mereka.
Sebenarnya menurut pemikiran Hyukjae mungkin perilaku kasar tersebut bisa jadi karena tuntutan yang terlalu besar, atau kecemasan berlebih yang biasanya di derita oleh para artis.
Mereka dituntut sempurna dan berlaku tanpa cela.
Karena jika ada satu saja cacat kamera-kamera itu sudah seperti senjata api yang bisa ditembakkan pada mereka kapan saja.
Membunuh mereka.
Ceklek...
Hyukjae sekali lagi menoleh.
"Apa kau tak punya pakaian yang sedikit... Em sederhana?"
"Waeyo? "
"Kita hanya membeli seprei bukannya mau fashion show, kau tidak perlu memakai coat mahalmu itu"
"Tapi hanya ini yang aku bawa lainnya ada di mobil managerku dan sebagian lagi ada di lokasi shooting, lalu sisanya ku kirim ke rumah ibuku"
"Hah... Tunggu sebentar, ku ambilkan hoodieku saja."
Donghae mengambil alih tempat duduk Hyukjae di depan TV.
"Dia nonton apa sih?"
Tanpa ada niatan mengganti saluran ia memposisikan diri senyaman mungkin, namun detak jantungnya berdetak 2 kali lebih cepat saat iklan berhenti dan menampilkan satu sosok yang benar-benar tak ingin dilihat Oleh Donghae tengah ada di siaran berita.
".....Para fans menunggu konfirmasi dari pihak agensi mengenai solo consert yang akan diadakan di Seoul pertengahan musim dingin ini,namun sampai... "
"Donghae-shi ku harap ini muat untukmu karena kulihat sepertinya ukuran kita tak jauh berbeda maaf kare-"
Perkataan Hyukjae terhenti karena ia merasa Donghae tak meresponnya, pemuda itu kini justru fokus menonton berita.
"Donghae-shi...?!"
Donghae terjingkat saat Hyukjae kembali memanggilnya.
"Ah nee...? "
"Kau tidak mendengarku?
Ini pakailah ini saja, baju yang kau kenakan itu terlalu mencolok"
"Nee Hyukjae-shi"
Melihat gelagat Donghae yang aneh Hyukjae hanya mengendikkan bahunya acuh.
Sambil menatap Hae yang kembali masuk kamar.
Berganti baju
.
.
.
"Apa menurutmu ini tampak bagus?"
Hyukjae mengangguk
"Kau lebih terlihat seperti mahasiswa pada umumnya sekarang"
"Tapi Hyukjae-shi kau sendiri pakai baju dan coat bagus...
Kenapa aku malah berdandan seperti haksaeng?!"
"Aku bukan artis...Tidak ada yang memperhatikanku biarpun aku memakai LV diseluruh badanku"
"Ah.... Seperti itu..."
"Ya....seperti itu"
.
.
.
.
.
Mereka keluar gedung namun dihentikan oleh seseorang dan itu adalah Shindong, yang tengah ada di ruang depan (ruangan kerja Shindong, tempat Hyuna mencurahkan perasaannya tadi siang, disini ia selaku pengelola gedung menyimpan segala keperluan seperti kunci,buku tagihan, sampai alat kebersihan)
"Hyukjae... "
Donghae dan Hyukjae berhenti.
"Nee Shindong hyung...?"
"Hyuna memberi pesan untuk mengundang seluruh penghuni gedung ke rumahnya malam ini.
Sekaligus pesta penyambutan penghuni baru, tak perlu membawa minum dia punya banyak."
Shindong menatap ke arah Donghae.
"Ah Nee kami akan datang"
"Ta-tapi aku tak minum alkohol"
"Kau sudah legal kan?"
"Nee... Tapi, saya memang tidak bisa minum Shindong-shi"
"Tidak apa, cukup datang jika tidak kuat minum.
Dia sudah berbaik hati mengundang dan ingin menyambutmu"
"Nee..."
"Kalian mau kemana?"
"Keluar hyung"
"Beli seprei,"
"Seprei?"
"Nee..."
Donghae mengangguk semangat.
"Kami pergi dulu hyung, nanti kami akan datang...."
"Ya....Semua orang akan datang jadi Donghae-shi kau bisa berkenalan dengan mereka semua"
"Nee"
.
.
.
.
.
Mereka berdua sampai di sebuah toko yang tak terlalu besar.
Namun cukup nyaman berbelanja disini karena tempatnya bersih dan tertata cukup rapih.
Disamping itu pelayannya juga ramah.
"Ada yang bisa saya bantu tuan-tuan?"
Seorang pramuniaga tersenyum simpul ke arah Donghae dan Hyukjae.
"Kami mencari Seprei ukuran queen,warna biru laut "
"Mohon tunggu sebentar akan saya carikan"
.
.
"Kau suka warna biru?Seprei yang kau pasang di tempat tidurku biru,tadi koper yang kau bawa biru juga"
"Nee... Warna biru itu membawa kesejukan"
"Bukankah harusnya itu hijau?"
"Hijau itu segar dan tenang...
Biru itu sejuk, kuning itu hangat dan putih itu menyedihkan"
"Menyedihkan?"
"Ya...."
"Tapi bukankah putih itu biasanya digunakan sebagai lambang kebahagiaan abadi, pernikahan misalnya"
"Ya... Mungkin untuk banyak orang demikian, tapi untukku putih itu sedih..."
Mereka duduk di kursi yang di sediakan toko.
Menunggu barang mereka yang sedang di cari.
"Ternyata kau tak se dingin imagemu Donghae-shi"
"Benarkah? Menurutmu begitu...?"
"Ya... Kau lebih 'hangat' "
Wajah Donghae berbinar cerah.
Walaupun tertutup masker dan topi tapi Hyukjae bisa melihat mata itu benar-benar berkilau sekarang.
Nyuuuttt...
Hyukjae membuang mukanya.
Apa-apaan tadi...
Kenapa dia malah mengagumi mata Donghae...
Ia mencubit lengannya sendiri.
"Aw.. "
"Waeyo!! Kau kenapa
Hyukjae-shi?"
"Ani... Aniya... Ada semut menggigit tanganku"
"Semut? Ada semut ditoko seperti ini...?"
"Ya.. Begitulah..."
Jawab Hyukjae sedikit kikuk.
.
.
.
Di depan sebuah flat yang cukup mewah seseorang berdiri dengan sedikit kesal, sudah sejak beberapa menit lalu ia mencoba menghubungi satu nomor telfon namun tidak juga tersambung,mengetuk pintu juga tak ada respon.
"ARRGH! "Teriaknya.
Ia kembali menatap ponselnya, menghubungi nomor lain,Chngjoo asisten pribadi dari orang yang Ia cari.
"Hello... "Ucapnya dengan aksen asing yang amat kental.
"...." -Changjoo
"Answer me hyung..."
"Apa maumu?"-Changjoo
"Dimana dia?"
"Siapa yang kau maksud"-Changjoo
"Kau tahu jelas apa yang ku bicarakan! Where's he?!"
"Dirumahnya, kau pikir dimana lagi"-Changjoo
"Dia tak menjawab telfonku, aku ada didepan rumahnya dan aku yakin dia tidak ada"
"Kau dimana?"-Changjoo
"Di depan rumahnya!"
"Maaf aku tak tahu, dia tidak menghubungiku.Sudah dulu okay aku ada pekerjaan" -Changjoo
"Hey... Hyung... Hyung bagaimana manager tidak tahu dimana artisnya, hello hyung...?! Hello YAKK!"
Ia menatap ponselnya yang mati,sambungan telfonnya di putus begitu saja...
"Aarrrrgghhhhh...!"
PRANK!!
dibantingnya benda itu ke arah pintu.
Seseorang di dalam mobil yang sedari tadi menunggunya hanya menghela nafas lalu keluar.
Ia memandang orang tadi yang masih nampak emosi.
Terlihat dari nafasnya yang naik turun dengan mata terpejam dan tangan mengepal menahan marah.
Orang yang keluar dari mobil tadi hanya memandangnya lalu membungkuk memunguti pecahan ponsel yang kini jadi beberapa bagian.
"Masuklah ke dalam mobil.
Untuk apa kau berteriak macam itu, akan jadi masalah jika ada orang yang lewat dan melihatmu"
"....."Tidak ada jawaban namun terlihat ia menarik nafas dalam-dalam.
"Kau tahu,ini semua salahmu sendiri. Jangan pernah menyalahkan siapapun.
sekarang masuklah ke mobil, kita bicarakan ini di appartement.
Kau pasti lelah,perjalanan dari Amerika ke Korea cukup jauh, naikkan gajiku bulan depan, ku rasa kau akan sangat merepotkan nanti"
Yang diajak bicara hanya diam lalu berjalan ke arah mobil, duduk di kursi belakang melepaskan kacamata hitamnya lalu tidur.
"Hah... Kenapa dulu aku mau jadi manager anak itu"Sesal orang yang memandang puingan ponsel ditangannya sendiri.
.
.
.
Kembali ke toko seprei.
"Maaf tuan-tuan ,warna biru yang tersedia hanya ada dua seprei.
Yang satu motif Disney yang satu lagi motif awan"
"Aku mau yang Disney!!!"
Teriak Donghae tiba-tiba membuat Hyukjae dan pramuniaga yang ada di depan mereka sedikit terkejut.
Hyukjae pikir Donghae akan memilih yang motif awan.
Mungkin begitu juga noona pramuniaga.
"Tapi tuan, motifnya Finding Nemo apa tidak apa-apa...?"Tanyanya hati-hati
"Itu lebih baik....! Aku suka Nemo dan Dory!"
Hyukjae memandang nya takjub.
"Anu.. Noona, adikku ini memang masih suka kartun anak-anak, berikan saja yang dia mau dan ini kartu kreditku"
"Baik tuan"
"Nanti ku ganti"Bisik Donghae.
"Tidak perlu, itu sebagai hadiah selamat datang juga sebagai ucapan terimakasih karena membantuku membayar sewa"
Jawab Hyukjae.
Mendengarnya Donghae bertambah senang, ia tersenyum terlihat dari matanya yang kini membentuk bulan sabit.
"Aku... Em aku ambil barangnya dulu.
Tunggulah disini sebentar"
"Nee!!!"Teriaknya.
Hyukjae menghela nafas, mungkin hari-harinya yang tenang akan tamat.
.
Donghae duduk dengan tenang saat ponselnya berdering..
Changjoo hyung is calling....
"Eih...?"
"Yeobsoo hyungie..."
"Donghae-ya... Dia sudah ada di Korea"
"Apa?!! "
.
.