Chereads / Back To 12Y.O / Chapter 5 - Ketua Dan Wakil Kelas

Chapter 5 - Ketua Dan Wakil Kelas

Lima belas menit berlalu semenjak dimulainya voting Ketua dan Wakil kelas 1C. Murid-Murid kelas 1C sangat bersemangat dengan acara pemilihan Ketua dan Wakil kelas mereka yang pertama. Disamping mereka tidak akan menjalani kelas mata pelajaran, acara tersebut juga membuat mereka mengenal satu sama lain, dan siapa diantara mereka yang kelak akan menjadi populer di mata para murid.

"baik, semua sudah voting ya?", Tanya wali kelas itu kepada para murid

"SUDAH BU!!!". Sahut para murid serentak

"berarti sekarang saatnya mengumumkan siapa Ketua kelas kalian ya.."

Guru Wali kelas itu pun segera melihat hasil voting di papan tulis tersebut. Dengan cepat guru itu menghitungnya, tak beberapa lama terlihat hasil dari voting tersebut. Ia pun berbalik kearah para murid yang sudah menanti hasil dari voting tersebut.

"oke. Keliahatannya sudah jelas siapa yang menang disini…". Ujar guru sambil tersenyum genit.

"yang menjadi ketua kelas 1C adalah..."

Semua orang pun menunggu tanpa ada yang bersuara. Sedangkan Arslan terlihat sangat senang dengan senyum manisnya itu. Ia sudah tahu hasil akhirnya sebenarnya, namun ia berusaha tetap terlihat tenang.

"Ketua kelas 1C adalah Annisa Maurina!!"

"tepuk tangan buat Annisa…"

Seketika itu juga sorak sorai para murid kelas 1C terdengar hingga kelas-kelas di sebelahnya. Bahkan teriakan mereka mengagetkan tukang kebun yang sedang memberi makan kucing liar di depan kelas mereka.

"sudah-sudah, selanjutnya untuk wakil ketua kelasnya adalah….". Semua hening.

"Arslan Lay....!!! Tepuk tangan untuk arslan!"

Dan teriakan sorak sorai yang kedua ini lebih gempar lagi, dikarenakan gadis-gadis yang mendengar dari kelas sebelah pun ikut merayakan terpilihnya Arslan menjadi Wakil ketua kelas. Darimana mereka bisa mendengarnya pun tidak terlalu jelas.

" nah, dan untuk posisi bendahara, akan diisi oleh Yohanes Wicaksono. Lalu posisi Sekertaris dan wakil Sekertarisnya adalah Tino Kurniawan, dan Debora Asih Asmawati..."

"dan… untuk kelima anak yang sudah terpilih, mohon kerjasamanya untuk menjadikan kelas 1C yang terbaik dari kelas lainnya, kalian mengerti?"

"MENGERTI BU…!!". Sahut mereka berlima secara bersamaan.

"dan untuk selanjutnya kelas akan dibebaskan dari mata pelajaran hingga jam sekolah usai. Kalian boleh saling berkenalan dengan teman-teman kelas ini, atau dari kelas yang lainnya. Atau kalian juga bisa melihat-lihat keadaan sekolah ya. Kelas bebas, namun tidak diperbolehkan untuk keluar dari lingkungan sekolah. Kalau sudah mengerti, ibu pamit. Selamat datang di SMP swasta Patra dan selamat berkenalan dengan teman kalian. Sampai bertemu lagi besok…"

Setelah Wali Kelas itu pergi, ruangan kelas pun menjadi meriah dengan canda tawa para murid. Sedangkan Arslan hanya kembali duduk di kursinya, dan mengisi buku-buku soal yang masih polos tanpa coretan sedikitpun. Dikehidupan baru ini, ia lebih suka mengisi kehidupan sekolah dengan fokus belajar dengan rajin. Ia tidak ingin terlalu memikirkan hal yang lainnya ketika berada di lingkungan sekolah. Karena ia tahu, kesempatan itu hanya 1 kali, dan ia tidak ingin menyia-nyiakannya lagi.

Ditengah pergulatannya dengan buku soal di mejanya itu, Arslan dikejutkan dengan teriakan para murid gadis yang berada di luar kelasnya. Mereka memanggil nama Arslan seperti orang kesetanan. Bahkan ada beberapa murid yang membawa hadiah-hadiah kecil seperti cokelat, pulpen, buku atau apapun yang bisa mereka berikan agar dapat melihat Arslan secara dekat. Yang lebih gila lagi ada gadis yang menggunting bunga mawar yang di tanam Kepala Sekolah didepan ruang guru, hanya untuk diberikan kepada Arslan.

Arslan yang melihat tingkah polah murid-murid gadis itu hanya bisa tertawa kecil. Ditengah pandangannya kearah luar kelas, tak sengaja tatapannya ter-arah ke tempat Yosi dan Yeri duduk, dan mereka berdua pun sedang melihat Arslan. Sontak Yosi dan Yeri pun memalingkan wajah mereka saat tatapan mereka bertemu. Seketika itu juga terbesit ingatan yang sangat jelas tentang mereka berdua di kehidupan Arslan sebelumnya.

Dia pun terdiam lama, seolah sedang memikirkan sesuatu. Suatu rencana yang akan membuat Arslan mengubah jalan hidupnya. Terlintas ide yang menurutnya dapat ia pakai bersama kedua orang itu, yang sebenarnya mereka adalah sahabat karib semasa SMP.

Segera Arslan pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah meja tempat Yosi dan Yeri berada.

"Yosi… Yeri…". Panggilnya.

Yosi dan Yeri menoleh kearah seseorang yang memanggil mereka. "Arslan?". Sontak membuat Yosi dan Yeri kaget bukan kepalang. Mereka tidak percaya cowok se-populer Arslan akan menyapa mereka, apalagi Arslan adalah orang yang juga menolong mereka berdua dari kejahilan Deren.

"mmm, boleh kita bicara sebentar?". Tanya Arslan kepada mereka.

"oh, em, i-iya boleh kok ar. Emang mau ngobrol apa ar?". Jawab Yeri gugup

"jangan ngobrol disini, kita ke kantin saja. Aku yang teraktir, bagaimana?". Kata Arslan yang dengan cepat dijawab anggukan oleh Yosi dan Yeri.

Mereka bertiga pun segera berangkat ke kantin sekolah, tanpa menghiraukan para murid gadis yang meneriaki namanya ketika melihat Arslan keluar dari kelasnya.