Chereads / The Royal Wedding / Chapter 2 - Trauma

Chapter 2 - Trauma

"Abang nikahin aja noh si Lavina, dia cantik loh bang...," ujar Diandra adik dari Dylan. Adiknya itu tengah menimang sang buah hati "Davino Putra Dirgantara" yang berusia tujuh bulan.

Ya, sang adik memang telah menikah dua tahun yang lalu dengan sahabatnya sendiri Leon Dirgantara. Dan kini kehidupan rumah tangga sang adik sangat bahagia. Padahal, mereka dulu menikah karena perjodohan orang tua.

"Mana mungkin abang nikahin bocah kecil itu Di," ujar Dylan dengan bersungut-sungut.

"Apa salahnya, sepanjang Di kenal Lavina dia orangnya nggak neko-neko kok. Sedikit manja sih iya, tapi dia gadis yang baik loh Bang, Abang aja yang nggak tahu...," ucap Diandra.

"Cih... baik apaan Di. Kalau dia baik harusnya dia tahu dong abang nggak mau dia ganggu abang terus. Nah ini sedari dia SMP sampai sekarang masih aja gangguin abang," keluh Dylan di meja kerjanya.

Mereka memang tengah berada di kantor Dylan. PT Archa Nusantara adalah perusahaan properti milik sang Papa yang dijalankan Dylan. Ya, Dylan yang mengelola perusahaan itu sejak Papanya sudah sakit-sakitan.

Sementara Diandra, tidak ikut terjun langsung membantu sang abang meskipun ia juga punya sebagian saham di perusahaan itu yang diberikan oleh papanya. Ia tinggal kota "X" bersama sang suami yang juga tengah mengelola perusahaan keluarganya juga di kota tersebut.

Diandra kebetulan berada di kota "Z" sekarang karena sang suami sedang ada urusan bisnis di kota tersebut. Jadi, ia memutuskan untuk mengikuti perjalanan dinas sang suami sembari mengunjungi kedua orang tuanya.

Hingga disinilah ia sekarang, di kantor sang abang. Berusaha untuk membujuk abangnya yang sudah cukup usia itu untuk segera menikah. Bukan hanya karena menyetujui permintaan Mama-nya untuk membujuk agar sang abang segera menikah, tapi lebih pada Diandra juga ingin melihat sang abang bahagia seperti dirinya kini.

"Itu artinya Lavina setia sama abang. Dari dia SMP sampai sekarang berapa tahun coba dia menunggu abang dengan perasaan yang sama. Gadis macam itu susah nyarinya Bang. Abang sudah mengalami sendiri bukan?" ujar Diandra.

Mendengar ucapan sang adik, Dylan sedikit tersentil. Sang adik benar, Dylan memang pernah merasakan penghianatan. Ia dihianati kekasihnya sendiri yang ternyata berselingkuh dengan rekan bisnisnya. Dan itu cukup membuat Dylan terluka selama tiga tahun lamanya, karena ia sangat mencintai kekasihnya itu.

Tapi, apa mau dikata. Nasi sudah menjadi bubur. Sang Mama enggan menerima kekasihnya itu kembali untuk menjadi calon menantunya meskipun pernah terlintas di kepala Dylan untuk mema'afkan kekasihnya itu dan kembali menjalin kasih dengannya.

Namun, tangis sang mama menghentikannya. Ia tak bisa seegois itu. Ibu mana di dunia ini yang tega melihat anaknya tersakiti. Jadi, sekalipun perasaan itu masih ada Dylan mencoba menepisnya demi sang Mama tercinta.

"Tapi, ya nggak Lavina juga dong Di yang jadi istri abang...," ucap Dylan masih menolak jika sang adik ataupun Mama-nya selalu saja mengajukan nama yang sama untuk dipersunting menjadi istri. "Lavina Marindhita", anak dari Om Riyan dan Tante Lyra tetangga sebelah rumahnya.

"Terserah abanglah mau nikah sama siapa. Yamg penting jangan "Melinda" ya bang...," ucap sang adik sembari memberi penekanan saat menyebutkan nama sang mantan. "Bukannya apa bang, Di nggak mau mama sedih lagi melihat abang tersakiti seperti dulu bang...," ujar Diandra. Dylan pun menganggukkan kepala mengiyakan.