Pagi nan cerah, aku bergegas dari kosan Ratu. Aku melihat Ratu dan Via masih terlelap tidur. Ku tulis secarcik pesan kepada mereka, aku tak tega membangunkan mereka yang masih terlihat lelah dan letih.
Via, Ratu aku ke kampus dulu yah, ada banyak tugas yang harus ku kerjakan, aku tak tega membangunkan kalian, thanks udah kasih tumpangan malam ini.(pesan ku kepada mereka).
Sesampainya di kampus, aku terlebih dahulu menuju perpustakaan karna jam perkuliahan mulai sekitar pukul 10.00. Aku terlupa menghubungi orang tua karna semalaman aku tak pulang. Astagfirullah Aku lupa gini ya, pasti mereka mencari ku.
"Assalamualaikum, mah, ayah maaf Asya semalam gak pulang. Asya semalam kemalaman buat pulang jadi Asya tidur di kosan Ratu, dan sekarang Asya lagi di kampus, nanti selesai kuliah Asya janji langsung pulang" massage ku pada mamah.
Jam perkuliahan dimulai, Aku mengikutinya tapi tak seperti biasanya, perasaanku tak menentu. Aku banyak terdiam dikelas tak konsentrasi memperhatikan penjelasan dosen.
"Ya Allah, kenapa dengan perasaan ini, Astagfirullah (gurauku).
Sebenarnya mata kuliah saat ini ialah mata kuliah yang penting yang aku harus pelajari. Mata kuliah ini berkaitan dengan penjelasan periwayatan hadis dan sanad karna aku mengambil jurusan Ilmu hadis. Aku terus termenung terdiam selama jam perkuliahan.
Aku tak sadar ternyata sesi pertama perkuliahan telah usai, Aku terkejut Yuni mengagetkanku.
"Hey, Asya kenapa sih, kok gue perhatikan dari tadi lu termenung diam saja" tegur yuni di sela jam perkuliahan usai
"Gak kenapa-kenapa ko Yun, aku lagi ga enak perasaan saja" timpal ku
"Hei, lu kaya sama siapa aja, gue kan sahabat lu, jadi gue tahu kalo lu ada masalah" jelas Yuni padaku, karena Yuni paling dekat denganku yang selalu mengerti setiap masalahku
"Iya, sih yun, tapi aku bingung mau ceritanya"
"cerita sajalah, gue akan setia dengerin cerita lu"
***
Aku di kampus bersahabat dengan lima orang, persahabatkan kami disebut "para singellillah". Penamaan tersebut kami buat secara spontan karena kami berlima masih sendiri dan hanya mengharapkan cinta yang diridhoi.
Mereka itu adalah Yuni, Fitri, Falah, dan Rosh. Mereka adalah sahabat baik ku di kampus mekipun kadang jalan kita berbeda.
Yuni sahabat yang selalu to do point dalam berucap dan sering menegur jika diantara kita membuat kesalahan . Fitri sahabat yang selalu berfikir positif dalam segala hal dan tak pernah membesarkan masalah. Falah tertua dia antara kami yang paling super duper ribet serta Rosh yang paling muda dan dia adalah satu-satunya qori'ah di kelas.
Entah hari itu, aku merasakan hal yang berbeda. Aku selalu terdiam bak menyimpan masalah besar, perasaanku saat itu sangat tak menentu. Saat di tempat makan aku masih terus terdiam dan tak banyak pembicaraan biasanya diantara mereka. Akulah yang paling rewel dan bawel tapi hari itu aku hanya diam, membuat mereka banyak bertanya-tanya.
"Sya, lu kenapa sih ko kita perhatin diem aja" tegur Fitri
"Aku, bingung sob"
"Binguung kenapa, pasti gara- gara cowok" celetuk rosh
"Tumben lu kaya gitu, biasanya sama cowok lu mah cuek aja ga kaya gini" timpal Yuni
"Entah, aku pun kok, kea gini yah" Jelas ku
"Sudah nanti ceritanya kita makan dulu, habis itu sholat Sya dan berdoa sama Allah semoga ada pencerahan, ya meskipun hanya kamu aja yang tau maslahnya, curhat sama Allah siapa tau ada jalan" nasihat Fitri padaku yang menenangkan seketika fikiran ku
"Iya, makasih ya kalian, atas perhatian nya"
"Yaudah ini gak makan-makan, ayo makan" tegur falah
***
Selesai santap siang kami bergegas menuju masjid kampus untuk menunaikan sholat dzuhur. Aku teringat nasihat Fitri untuk senantiasa berdoa, menceritakan semua keluhku saat ini. Sejenak ku termenung dalam lantuan do'a, ada asa yang selalu ku lantunkan di atas sejadah panjangku.
"Ya allah aku tak mengerti dan tak paham akan perasaan saat ini, kau pertemukan aku dengannya mekipun aku belum melihat dan menatap matanya. Aku tak mengerti haruskan ini terjadi pada diri ini ? aku ingin mengenalnya, mengetahui tentangnya tapi di antara kami belum ada kesiapan untuk saling mengenal. Perasaan ini ada begitu saja muncul di hati. Apa kah ini yang dinamakan Cinta dan aku mulai jatuh hati padanya? Padahal Aku teramat sulit untuk bisa mencintai. Ya allah jika memang ini benar yang kau sebut cinta maka hanya kau lah yang maha menggerakan hati, gerakanlah hatinya untuk bisa mengenal dan memahami diri ini dan hadirkanlah diantara kami cinta karna mu, cinta karna ketulusan dan saling menerima kekurangan serta mampu melengkapi satu sama lain"
Aku teringat, saat pertama kali aku bertemu dengannya di sanggar itu. Serta pertemuan saat di masjid dengan lantunan suara itu, indah dan merdu terdengar. Suasana nan sunyi , hening semakin menambah sepi malam itu. Bayangannya tak pernah lepas dari fikiran ku, meskipun aku tak tau dia siapa.
***
Suara dering telepon menyadarkanku, Astagfirullah ternyata grup kelas ramai, jam perkuliahan sesi kedua akan segera. Aku menghampiri mereka yang sedang duduk di teras masjid menunggu aku selesai sholat.
"Sudah curhatnya , Sya" Tanya Fitri padaku
"Alhamdulillah, lumayan tenang sedikit Fit"
Sedikit lega perasaan ini setelah tertuang dalam sujudku. Ada pengharapan dalam setiap lantunan do'aku.
Mereka selalu memberi support dalam segala kondisi, baik dalam kondisi senang ataupun kondisi susah. Aku beruntung mempunyai sahabat seperti mereka. Bahagianya ku kini bisa tersenyum lepas sejenak, Meskipun aku masih terbanyang dengan sosok dia. Namun keyakinan ku tertuang dalam setiap butiran doa yang ku panjatkan, dan yang Maha Skenario kehidupan akan menghadirkan sebuah jawaban atas kegelisahan pada diri ini ini.