- TAKJUB-
"Kamu sudah siap Vi?" tanya bu Nafis, guru yang selama ini membimbingnya belajar fisika
"Insyaallah doakan ya bu" sahut Via mengulurkan tanganya salim pada bu Nafis
"Maaf ya Vi, ibu tidak bisa menemani kamu lomba,karena ibu juga ada urusan penting" kata bu Nafis menerima uluran tangan Via lembut
"Tidak apa-apa bu, yang penting doa aja " ujar Via mengulas senyumnya
"Semangat ya Vi" sahut Syila ikut mengantar Via sampai depan mobil
"Spirit and good luck, gue doain pasti lo menang" ujar Stiv di samping Syila
"Thanks Syil, Stiv. Yaudah gue masuk ke mobil ya, assalamualaikum " tukas Via masuk ke dalam mobil khusus untuk mengantar siswa-siswi yang lomba. Hari ini tidak hanya mengantar murid fisika saja tapi juga kebetulan ada murid lain seperti lomba matematika, puisi ,seni dan ada murid yang lain mengikuti lomba mewakili sekolahnya.
"Lo ngapain disini?" sahut Via spontan ketika melihat seorang Bad boy sekolah sang biang onar duduk di antara siswa siswi yang ikut lomba.
"Dia kan ikut lomba juga" sahut Nanda yang duduk disebelahnya
"Hah…?' pekik Via spontan
"Iya Via, Shandy ikut olimpiade matematika tahun ini" timpal bu Puji guru bimbingan matematika
"Ouh…" respon Via singkat,ia langsung duduk di depan bangku yang kosong
Sesampainya di tempat lomba,tepatnya di SMA GARUDA. Ruangan untuk lomba fisika dan matematika tidak terlalu jauh dan satu arah juga. Via dan Shandy berjalan beriringan menuju ruangan masing-masing.
"Heh,ruangan lo sebelah sana,ngapain lo ngikutin gue?" sahut Via mengernyitkan dahinya ketika Shandy membuntuntinya terus bahkan ketika Via sampai di depan pintu ruangan yang bertuliskan "ruangan lomba fisika" itu. Shandy tidak merespon,ia hanya berjalan dalam diam menuju ruangannya
"Dasar nggak jelas" gumam Via dalam hati
Via menyelesaikan soal-soal lombanya dengan cepat. Hanya butuh 1 setengah jam untuk menuntaskan 100 soal olimpiade fisika itu. Saat dirinya mulai diserang kegabutan,ia melakukan rutinitasnya listening music with the headshet. Ia berjalan menyusuri tiap koridor kelas SMA GARUDA,seperti lomba-lomba sebelumnya setelah lomba ia lebih memilih jalan-jalan daripada menunggu di mobil. Saat ia menyusuri kelas-kelas,ia berhenti di depan kelas tempat Shandy lomba. Ia mengintip dari jendela, ia menemukan cowok itu tengah serius menghadapi lembaran-lembaran soal di hadapannya. Dengan kaki kanan di naikkan memangkring di atas kaki kirinya dan 2 kancing atasnya yang di biarkan terbuka menampakkan kaos hitamnya. Kesan Bad boynya sangan kentara sekali. Waktu olimpiade fisika sebelumnya jadwalnya memang tidak pernah bareng dengan jadwal lomba matematika, jadi Via baru tahu ini kalau selama ini yang mewakili lomba matematika di sekolahnya adalah si bad boy itu. Tidak lama Shandy berdiri dan menuju ke depan untuk mengumpulkan hasil kerjanya.
"Ini pak, saya sudah selesai. Jadi saya boleh keluarkan?" tukas Shandy memberikan kertasnya
"Kamu ini tidak pernah berubah,setiap saya mengawasi lomba matematika pasti melihat kamu dengan penampilan berandalanmu seperti ini, kamu ini pintar tapi kenapa sifat berandalan selalu melekat pada diri kamu" sahut pak Reza ,pengawas matematika.
Saat Shandy ingin keluar kelas,cepat-cepat Via membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh dari ruangan itu. Cepat-cepat menuju ke parkiran. Sesampainya di mobil,Via buru-buru masuk dan duduk, ia pura-pura sibuk dengan membaca bukunya
"Pak yang lain kemana?" tanya Shandy pada sopir di luar, Via sedikit mengintip dari jendela mobil
"Baru ada mbak Via di dalam mas, yang lomba fisika itu" jawab sopir itu
"Oh" sahut Shandy singkat. Ia kemudian duduk di sebuah kursi panjang parkiran. Ia kemudian mengeluarkan rokok dari sakunya, dengan kaki memangkring di kursi dan menghidupkan rokoknya
"Random banget sih " batin Via
**********
"Gimana tadi lomba lo?" tanya Syila di telfon
"Lo kesini deh, gue mau cerita penting!" pinta Via
"Emang kenapa,ada masalah tadi pas lomba?" tanya Syila
"Udah sini cepetan" ujar Via lagi
20 menit kemudian…
"TOK TOK TOK"
"Siapa ya?" tanya bi Ijah dari dalam
"Eh non Syila, langsung ke atas non katanya sudah di tunggu non Via" ujar bi Ijah
"Oh oke bi" sahut Syila kemudian berlari menyusuri tangga
"Tok tok tok, Via!" ujar Syila mengetuk pintu kamar Via
"Masuk aja,pintunya nggak di kunci kok" sahut Via dari dalam
"Hey Vi,ada apaan sih?" tanya Syila langsung duduk di pinggiran kasur
"Gue baru tahu, ternyata si bad boy itu ikut olimpiade matematika dong,pinter juga ya dia" ucap Via memandang serius kearah Syila
"Siapa?" tanya Syila yang masih belum connect
"Si Shandy, bad boy sekaligus playboy kelas kakap. Tadi ikut lomba matematika satu tempat sama gue di SMA GARUDA" tukas Via
"Masa?? Dulu denger-denger sih kak Shandy dari dulu emang pinter matematika. Tapi gue baru tahu ini kalo dia ikut olimpiade juga" sambung Syila
"Udah ganteng,cool,tinggi,putih, leader basket. Waowww idamat banget deh pokoknya" gerutu Syila senyum-senyum
"Dihhh,biasa aja" sahut Via
"Awas aja lo kalo lo sampai suka,tiba-tiba ntar lo kepincut sama dia hayooo" ujar Syila menggodanya
"Nggak bakal!" timpal Via melempar gulingnya ke Syila
******
Ke esokan harinya...
"Via sayang,bunda sama papa ada meeting di luar kota. Ngerjain proyek yang di sana siang nati bunda sama papa berangkat" ujar bunda di meja makan
"Berapa lama?" tanya Via sedih
"1 bulanan mungkin" timpal papa
"Yaahh Via sendirian dong di rumah" gerutu Via meletakkan sendoknya berhenti makan
"Iyaakann ada bik Ijah yang nemenin kamu, kamu juga boleh ngajakin Syila atau siapa gitu teman kamu buat nginep di rumah kalo kamu ngerasa kesepian" sahut bunda
"Nggak sampai satu bulan ,kita usahain akan pulang kok. Kalau semua urusan disana sudah selesai kita pasti segera pulang sayang" tambah bunda
"Yaudah deh,papa sama bunda hati-hati ya" sahut Via akhirnya
"Kamu baik-baik ya di rumah"
"Kalo ada apa-apa jangan lupa kabarin papa" tambah papa lagi
"Iya kalian juga ya" sahut Via memandang papa dan bundanya secara bergantian
"Yaudah Via berangkat sekolah dulu ya, assalamualaikum" ujar Via beranjak berdiri dan salim kepada papa dan bundanya
SEKOLAH
"Eh Syil, lo mau nggak nemenin gue di rumah" pinta Via
"Nginep maksut lo?" tanya Syila
"He'em"
"Emang nyokap mbokap lo kemana?" tanya Syila
"Ada proyek di luar kota selama sebulan, gue kesepian dong di rumah. Pleaseee tolongin gue, mau ya temenin gue di rumah" bujuk Via merangkul tangan Syila manja
"Gue coba tanya sama mama dulu ya"sahut Syila
"Oke, eh si steaven kemana?" tanya Via
"Nggak tahu, belom datang ya?" sahut Syila tanya balik
"Eh temenin gue yuk ke kantor" pinta Via
"Ngapain,pagi-pagi ke kantor?" tanya Syila
"Mau ngasih ini ke bu Nafis" sahut Via menunjukkan sebuah map
"Yaudah ayok" ujar Syila
**********
Sesudah Syila dan Via ke kantor, Via dan Syila lebih memilih lewat ruang music dari pada langsung berjalan lurus menuju kelasnya. Jauh sih,tapi hitung-hitung menunggu sampai bel masuk lah. Di saat mereka melewati ruang music, mereka mendengar lantunan merdu suara biola dari ruangan itu. Karena mereka penasaran akhirnya mereka masuk.
Mereka menemukan sorang cowok tinggi berdiri sedang memainkan biola dengan sangat mahir dan merdu. Syila dan Via di buat takjub dengan cowok itu ,dan mendengarkan nada demi nada yang ia mainkan, sampai nada terakhir Syila memberikan tepuk tangan keras sedangkan si Via hanya berdiri mematung takjub dengan kejadian barusan,melihat anak baru itu mahir memainkan biola membuatnya tersenyum kagum dengannya
"PROK PROK PROK" tepuk tangan keras dari Syila setelah lantunan biola itu berakhir
"Wow" respon Via singkat
"Eh kalian ngapain di sini?" tanya Stiv meletakkan biolanya di atas kursi piano dan berjalan mendekat ke tempat Via dan Syila yang tengah berdiri
"Sejak kapan lo pinter main biola, bagus banget, enak nadanya" tanya Syila
"Dari SMP gue udah belajar semua alat music" jawab Stiv
"Berarti bukan cuma bisa main biola dong ?" tanta Syila
"Gue juga bisa main piano" ujar Stiv
"Coba main,gue mau denger bentar" pinta Syila
"Gimana kalo lo yang nyanyi biar gue yang ngiringin pake piano" tawar Stiv