"Hahaha… lihat aja takut, gimana mau ngerawat" sahut Stiv
"Iya, Den. Maafkan bibi ya, Den" kata bibi dengan sangat menyesal
"Loh, kok jadi minta maaf. Stiv bercanda kok, Bi" sahut Stiv yang jadi nggak enak pada bibi
"Kan bibi jadi nggak bisa jagain dan rawat luka Aden karena bibi takut" jelas bibi
"Astaga… nggak apa- apa, Bi. Udah ada dokter yang rawat Stiv kok. Lagian ini juga udah nggak apa- apa" Stiv menerangkan
"Udah lah, Bi. Dia nggak apa- apa kok, Bi. Jangan sedih- sedih ah, nanti nasi goreng kita jadi nggak enak nih" ujar Shandy
"Bi, tolong ambilin Shandy air putihnya lagi dong" kata Shandy sambil mulai menyantap nasi goreng buatan bibinya itu
"Iya, baik Den" jawab bibi yang kemudian langsung mengambilkan minum tambahan untuk Shandy
"Hmmm… Via kelamaan nggak ya nungguin guenya?" tanya Stiv dalam hati
Shandy melihat Stiv hanya menatap kosong padanya
"Lagi mikirin apa sih ni anak?" tanya Shandy lirih
"Stiv…" panggil Shandy pada adiknya