"Iya, emang semua terserah lo. Lo yang berhak atas voucher itu. Gue nggak ada hak buat ngelarang lo pakai voucher itu. Tapi lo harusnya bisa mikir dong, temen kita kan masih ada yang sakit Rel. Bahkan masih ada yang belum bisa keluar dari rumah sakit, dia masih berbaring di ranjang dan nggak bisa berbuat apa-apa. Masa lo punya pikiran untuk liburan sendiri gitu sih? Nggak solid tahu? Yang lain masih kesusahan tapi lo mau seneng- seneng sendiri? Nggak ada otak lo ya kadang- kadang!" kata Chelsea
Varel hilang kesabaran, setelah mendengar ucapan Chelsea tadi. Varel kini benar- benar kesal dengan Chelsea yang mulutnya begitu pedas mencaci dirinya. Mereka ber- 2 terjebak dalam keheningan. Varel yang kesal terus menambah laju mobilnya hingga mencapai kecepatan tinggi
Chelsea melirik Varel. Dia tahu Varel marah kepadanya, "Apa tadi gue terlalu keterlaluan ya ngomongnya?" tanya Chelsea dalam hati. Dia kembali melirik Varel
