"Ooh..." ujar dokter Budi sambil meneruskan mencari nomor telepon Suster Anisa di handphonenya
"Rel, lama banget sih" bisik Lutfi yang tidak sabar
"Kenapa sih lo? Kebelet lo?" tanya Varel
"Iya, pengen kencing gue" jawab Lutfi cepat
"Cckk..." Varel berdecap kesal
"Bisa-bisanya lo lagi ada keperluan penting gini malah kebelet" lanjut Varel
"Kan, diluar prediksi ini mah Rel" sahut Lutfi
"Hmmm..." gumam Varel
"Nah, ini nomornya" kata dokter Budi sambil menyodorkan handphonenya pada Varel
"Saya salin dulu sebentar ya, Dok" kata Varel sambil menerima handphone dari dokter Budi
Varel dengan cepat menyalin nomor telepon suster Anisa ke handphonenya
"Sudah selesai, Dok. Ini handphonenya. Terima kasih, Dok" ujar Varel sambil mengembalikan handphone milik dokter Budi
"Oh, ok" jawab dokter Budi
"Eeem... terima kasih atas bantuan Dokter. Maaf kami sudah menyita banyak waktu dokter. Kami permisi dulu ya, Dok" ujar Varel
"Oh, iya. Silakan silakan" sahut dokter Budi