Pandangan Ryouichi terlihat memancarkan kekaguman ketika melihat motor milik Kolonel Ryota.
"Apa ini motor milik Kolonel? Keren sekali. Aku tidak menyangka orang sepertinya memiliki motor sekeren ini" ucap Ryouichi.
Ryouichi pun menaiki motor itu dan mulai melakukan perjalanan ke kota pusat provinsi. Ketika Ryouichi mengendarai motor itu, seluruh prajurit di markas provinsi timur terlihat terkejut karena motor itu adalah motor kesayangan Kolonel Ryota dan tidak akan pernah dipinjamkan kesiapapun. Ryouichi pun melakukan perjalanan dan akhirnya sampai di depan gerbang pemeriksaan kota pusat provinsi.
"Selamat pagi, pak Ryouichi" ucap seluruh prajurit yang berada di pos pemeriksaan sembari memberi hormat kepada Ryouichi.
"Ah, selamat pagi. Bisakah aku masuk?" ucap Ryouichi yang masih berada di atas motornya.
"Tentu saja bisa, omong-omong motor anda terlihat bagus" ucap salah satu prajurit yang berjaga di pos pemeriksaan.
"Ah,ini bukan motorku, aku meminjamnya" ucap Ryouichi sembari tersenyum.
Salah satu prajurit itu melihat logo harimau putih yang merupakan simbol dari [Guardian] di motor itu.
"Jangan bilang kalau motor itu?--" ucap salah satu prajurit itu dengan ragu-ragu.
"Yah, motor ini adalah milik Kolonel Ryota" ucap Ryouichi sembari mengendarai motornya kedalam gerbang pusat kota provinsi.
Terlihat prajurit itu terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar perkataan Ryouichi.
"~kyuu!"
"Sabar lah Reina, kita akan sampai sebentar lagi" ucap Ryouichi yang tetap fokus mengendarai motornya.
Selama perjalanan Ryouichi menuju kantor penjaga gerbang, Ryouichi menjadi pusat perhatian dari masyarakat yang lalu lalang di jalan.
"Akhirnya kita sampai, Reina"ucap Ryouichi sembari turun dari motornya.
"~kyuu!"
"Letnan Ryouichi? Apa yang anda laku--? Wah" seketika Akari berlari kearah Ryouichi dengan pandangan kagum .
"Bagus sekali motor anda! Kenapa anda baru membawanya sekarang" ucap Akari sembari mendekati dan terus menghujani Ryouichi dengan pertanyaan dengan mata yang berbinar.
"Bisakah kau menjauh sedikit? Aku bisa merasakan dadamu menyentuh lenganku" ucap Ryouichi yang mengalihkan mata nya kearah lain dengan wajah memerah.
"Ma-maaf" ucap Akari dengan wajah memerah sembari menjauh dari Ryouichi.
"Apa Sersan Natsumi ada? Aku masih merasa bersalah atas kejadian kemarin"ucap Ryouichi.
"Ah, Sersan Natsumi ada didalam. Kau bisa bertemu dengannya didalam"ucap Akari.
Ryouichi pun melangkah masuk kedalam kantor. Dirinya pun melihat Natsumi yang sedang duduk dimeja jaga dan memeriksa beberapa dokumen.
"Ah, ada kakak mesum yang kemarin!" ucap gadis kecil yang merupakan adik dari Natsumi.
"Adik kecil, bisakah kau tidak menyebutku dengan sebutan itu?" ucap Ryouichi sembari tersenyum kecut. Sontak gadis kecil itu berlari menuju Natsumi dan meninggalkan Ryouichi.
Ryouichi berniat untuk menyapa Natsumi namun karena merasa akan mengganggu Natsumi yang sedang bertugas, Ryouichi memutuskan untuk duduk di ruang tunggu. Dirinya pun mengeluarkan lencana yang diberikan oleh Jendral kepadanya dan melihatnya selama beberapa menit.
"Pasukan milikku sendiri yah? Tapi dimana aku bisa mencari anggota untuk pasukanku sendiri?" ucap Ryouichi sembari menghela nafas.
"Apa yang kau lakukan Letnan Dua Ryouichi?" tanya Akari yang tiba-tiba muncul dan mengejutkan Ryouichi yang tengah melamun.
"Ah, kau mengejutkan ku. Apa kau tidak ada kegiatan lain selain terus berbicara denganku ?" ucap Ryouichi.
"Hmm…tidak banyak yang kulakukan karena dasarnya kota ini sudah aman. Ben-benda itu?!" ucap Akari terkejut sembari menunjuk lencana yang dipegang oleh Ryouichi.
"Maksudmu lencana ini?" ucap Ryouichi sembari menunjukkan lencana itu kepada Akari.
"Lencana [Glorius Wing]?!" teriak Akari yang membuat seluruh orang di kantor itu serentak menaruh perhatian pada Ryouichi.
"Apa kau tau tentang lencana ini?" tanya Ryouichi.
"Tentu saja aku tahu! Lencana ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Jendral sendiri dan sangat langka. Dapat dikatakan orang yang memiliki lencana ini adalah orang yang sangat kuat dan hebat dalam pertempuran melawan Demon" ucap Akari bersemangat dengan mata berbinar.
"Sudah kuduga lencana ini punya pengaruh yang sangat besar" ucap Ryouichi sembari menghela nafas.
"Sebenarnya siapa dirimu? Aku tahu kau hebat, namun aku tidak menyangka kau sampai diberi penghargaan lencana itu" ucap Akari .
"Aku hanyalah prajurit biasa yang beruntung" ucap Ryouichi sembari tersenyum.
Namun tiba-tiba mereka berdua dikejutkan oleh suara sirene tanda telah terjadi sesuatu.
"Sirene darurat?!" ucap Akari tersentak.
Terlihat seluruh prajurit yang berada di kantor itu bersiap-siap untuk menghadapi sesuatu.
"Ada apa? Mengapa seluruh orang bersiap seperti akan berperang?" tanya Ryouichi yang bingung dengan keadaan yang gaduh.
"Ketika sirene itu berbunyi hanya ada dua kemungkinan, ada serangan Demon atau ada teroris yang menyerang kota!" ucap Akari sembari bersiap-siap dan memakai rompi berwarna hitam yang menandakan dirinya sebagai penjaga kota.
Akari dan prajurit lain pun berlari menuju pusat kota untuk mengatasi masalah itu. Terlihat Ryouichi yang masih duduk dan tidak melakukan apa-apa.
"Kolonel Ryota menyuruhku untuk tidak ikut dalam masalah seperti ini. Namun apa bisa aku berdiam diri seperti ini?" gumam Ryouichi yang tengah bingung memutuskan untuk terlibat dalam masalah ini atau tidak.
Akhirnya Ryouichi memutuskan untuk tidak berdiam diri dan berlari menyusul prajurit lain yang telah lebih dulu menuju lokasi kejadian.
"Reina, pegangan yang erat!" ucap Ryouichi yang berlari secepat kilat.
"~kyuu!"
Terlihat Ryouichi yang hampir sampai di lokasi kejadian, dirinya pun melihat ada seorang gadis kecil yang sedang memeluk boneka beruang tengah berdiam diri dan diatasnya ada sebuah bangunan yang akan runtuh.
"Gadis kecil itu! Bukankah itu adik dari Natsumi?" ucap Ryouichi.
"Awas!" teriak Ryouichi yang tengah berusaha untuk menyelamatkan gadis kecil itu namun nampaknya tidak sempat.
"Sialan! Ayo sempatlah" teriak Ryouichi.
Bangunan itupun jatuh dan terlihat mengenai gadis kecil itu, asap debu pun berterbangan dan membuat pemandangan menjadi samar-samar. Terlihat ekspresi kecewa dan merasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkan gadis kecil itu. Dirinya terlihat jatuh berlutut dan teringat dengan kejadian Asuka.
"Sialan! Kenapa? Bahkan aku tidak mampu menyelamatkan seorang gadis kecil!" teriak Ryouichi yang terlihat memukul tanah dengan tatapan kecewa.
Namun setelah asap debu itu perlahan menghilang dirinya melihat gadis kecil itu berada dalam suatu [Barrier] yang menjaganya dari reruntuhan bangunan itu.
"Apa yang masyakat sipil lakukan disini? Cepat pergi dari sini" ucap seorang prajurit.
"Kau?" pandangan Ryouichi terfokus kepada prajurit yang berada didepannya.
Prajurit itu terlihat berdiri dengan memegang dua pedang yang tidak lain adalah senjata Roh tingkat [God]. Prajurit itu memiliki rambut hitam yang diikat kebelakang dan memakai rompi hitam yang menandakan dirinya adalah prajurit penjaga kota.
"Enzo?!" ucap Akari yang menghampiri mereka berdua.
"Akari, bagaimana dengan keadaan di depan?" tanya prajurit itu kepada Akari.
"Seluruh prajurit tengah mengatasi para teroris yang menyerang kota. Eh, Nina-chan?!" ucap Akari yang terkejut melihat adik dari Natsumi yang berada dalam [Barrier] dan menangis dengan keras.
Akari pun langsung berlari untuk menenangkan Nina-chan, namun tiba-tiba muncul 5 orang berpakaian hitam dan memakai penutup muka berwarna hitam menyerang Akari dan juga Nina-chan.
"Akari!" teriak Enzo yang melihat hal tersebut.
Ryouichi yang melihat hal itu pun bangkit dan berlari dengan cepat menyelamatkan Akari dan juga Nina-chan. Enzo yang melihat hal tersebut terkejut, karena Ryouichi memiliki reflek yang lebih cepat darinya.
Terlihat Akari yang memeluk Nina-chan dan melindunginya dengan tubuhnya. Akari pun menutup mata seakan menyadari serangan yang dilancarkan oleh 5 orang itu akan mengenai dirinya.
"~KLANG!" terdengar suara dari dua pedang yang saling menghantam satu sama lain.
"Jauhkan tangan kotor kalian dari mereka!" ucap Ryouichi dengan nada yang dingin dan tatapan yang tajam.
"Letnan Dua Ryouichi!" ucap Akari.
"Kau bawalah gadis kecil dan rubah kecil milikku ini menjauh, sisanya serahkan saja padaku" ucap Ryouichi dengan yakin.
Akari pun membawa Nina-chan dan Reina menjauh dari lokasi itu. Terlihat Ryouichi yang berhadapan dengan 5 orang berpakaian hitam itu. Serangan pun dilancarkan oleh para pria berpakaian hitam itu.
"Mati kau! " teriak salah satu dari pria berpakaian hitam itu.
Dengan sigap Ryouichi menghindari serangan itu, dan menendang salah satu dari pria berpakaian hitam itu. Namun tanpa disadari oleh Ryouichi, salah satu pria berpakaian hitam lainnya menyerang dirinya dengan sihir api.
"Sial!" ucap Ryouichi yang terkena sihir api itu. Asap hitam pun muncul setelah Ryouichi terkena sihir api itu.
"Oi… Awas!" teriak Enzo yang menyaksikan kejadian itu dari jauh.
Namun setelah asap hitam itu menghilang, terlihat Ryouichi baik-baik saja. Hanya kemeja yang dia kenakan rusak terbakar oleh sihir api itu.
"Kalian boleh juga, sayang sekali kemeja ku rusak. Sudah pasti aku akan di marahi oleh Kolonel" ucap Ryouichi sembari melihat kemeja nya yang rusak terbakar.
"Ti-tidak mempan?!" ucap salah satu pria berpakaian misterius itu.
Terlihat Ryouichi melepas kemeja nya yang terbakar, yang tersisa hanyalah dirinya yang bertelanjang dada dan memasang posisi untuk menyerang pria berpakaian hitam itu.
"Oi… Nampaknya kau bukan warga sipil biasa" ucap Enzo yang perlahan berjalan mendekati Ryouichi.
Terlihat salah satu dari pria berpakaian hitam menyerang Enzo, namun dengan santai Enzo menghindari serangan itu.
"Matilah kau" ucap Enzo sembari menebas pria berpakaian hitam itu dengan kedua pedangnya.
Ryouichi pun melihat kejadian itu dan tersenyum kecil. Namun nampak belasan pria berpakaian hitam berkumpul untuk menyerang Ryouichi dan Enzo.
"Hei kau… Aku serahkan sisi belakang padamu" ucap Enzo sembari membelakangi Ryouichi.
"Baiklah, aku juga serahkan sisi depan padamu" ucap Ryouichi dengan tersenyum yakin.
Belasan pria berpakaian hitam itupun menyerang Ryouichi dan Enzo bersamaan.Terlihat Ryouichi dan juga Enzo yang menikmati pertarungan itu.
"[Aliran pedang ganda bagian pertama : tebasan menyilang]"
Skill ini dimiliki oleh Enzo, serangan ini memusatkan serangan dengan dua pedang yang menyerang target secara bersamaan dan digabungkan oleh kecepatan yang luar biasa.
"[Skill : Divine Slash] !" teriak Ryouichi.
Ryouichi dan Enzo terlihat dengan mudah menyapu bersih para pria berpakaian hitam itu. Lalu pria berpakaian hitam dengan jubah panjang yang terlihat seperti pemimpin dari para pria berpakaian hitam itu pun menghampiri Ryouichi dan juga Enzo.
"Oi… Nampaknya pria itu lebih kuat dari lawan yang kita hadapi sebelumnya" ucap Enzo dengan santai.
"Tenang saja, pria itu tidak lebih kuat dari kita berdua" ucap Ryouichi.
"Jadi, apa kita akan bekerja sama melawan pria itu?" ucap Enzo.
Ryouichi terlihat melangkah maju dan menantang pria berpakaian hitam dengan jubah panjang itu.
"Oi… apa yang kau lakukan?" ucap Enzo dengan pandangan tidak percaya dengan hal yang dilakukan oleh Ryouichi.
"Tenanglah, bukankah sudah kubilang dia tidak lebih kuat dari kita? Biar aku yang mengurus ini" Terlihat Ryouichi yang melepas sarung tangan miliknya dengan giginya dan terlihat sebuah [Insignia] yang berbentuk jam romawi.
"Tanda itu? Apakah dia?" gumam Enzo yang terdiam melihat hal itu.
Ryouichi dan pria itu pun saling berhadapan satu sama lain. Tanpa aba-aba terjadilah pertarungan di antara mereka berdua. Pria itu terlihat menyerang Ryouichi dengan serangan fisik seperti tinjuan dan tendangan, namun dengan mudah Ryouichi menghindari serangan itu.
"[skill : time freeze]"
Seketika pria itu terkejut karena tidak dapat menggerakkan tubuhnya,dengan cepat Ryouichi menyerang pria itu menggunakan Khronos. Namun terlihat mata dari pria itu seakan-akan sudah tahu apa yang akan terjadi, pria itu tiba-tiba dapat bergerak kembali dan menendang Ryouichi yang mendekatinya.
"Ah! Sialan. Kekuatan fisik dari orang itu sungguh kuat dan apa-apaan dengan prediksi yang dimilikinya" ucap Ryouichi.
Terlihat Enzo mendekati Ryouichi yang tengah kewalahan melawan pria itu.
"Bukankah kau bilang serahkan semuanya padamu? " ucap Enzo kepada Ryouichi.
"Pria itu tidak memakai sihir ketika melawanku, namun dia memiliki kekuatan fisik yang sangat kuat" ucap Ryouichi.
"Bagaimana kalau kita menghajarnya bersama-sama?" ucap Enzo.
"Itu bukanlah ide yang buruk, aku serahkan bagian untuk mengalihkan perhatian pria itu" ucap Ryouichi.
"Kau tidak perlu memerintahku seperti itu, aku sudah tahu apa yang kulakukan" ucap Enzo.
Ryouichi dan Enzo pun berdiri berdampingan dan langsung menyerang pria itu.
"[Aliran pedang ganda bagian kedua : Tebasan tak terlihat]"
Skill yang di keluarkan oleh Enzo adalah bagian dari skill aliran pedang ganda yang dimilikinya. Serangan yang dikeluarkan oleh skill ini tidak akan terlihat oleh target dan langsung menyerang ke titik vital dari target.
Namun nampak pria itu dapat menghindari serangan dari Enzo dan berganti menyerang Ryouichi. Ryouichi hanya dapat menghindari serangan dari pria itu sembari memikirkan strategi untuk mengalahkan pria itu.
"Bisakah kau membantuku disini?" ucap Ryouichi yang nampak terengah-engah karena terus menerus menghindari serangan dari pria itu.
"Kau tidak perlu memerintahku seperti itu!" teriak Enzo sembari kembali menyerang pria itu.
Ryouichi pun akhirnya mendapatkan strategi untuk mengalahkan pria itu.
"Bisakah kau tahan pria itu selama 2 menit? Aku butuh waktu untuk merapal mantera"
"Cih, baiklah. Aku akan memberimu waktu 2 menit, kau sebaiknya mempunyai rencana yang bagus !" ucap Enzo.
Terlihat Enzo yang membuka sarung tangannya dan terlihat sebuah [insignia] pedang yang saling menyilang satu sama lain.
"Sudah saatnya aku serius. Takemikazuchi bangunlah dan bantu aku menghabisi orang ini" ucap Enzo.
Terlihat penampilan Enzo yang berubah dengan disekelilingnya terdapat aura petir biru, rambutnya yang awalnya terikat terlihat terurai. Tiba-tiba saja Enzo sudah berada di depan pria itu dan menebasnya.
"Rasakan itu!" teriak Enzo.
Pria itu mencoba untuk meninju Enzo namun dengan kecepatan yang tidak dapat diikuti, Enzo dapat dengan mudah berpindah untuk menghindari serangan pria itu. Enzo pun secara terus menerus menyerang pria itu, dan terlihat pria itu terpojok oleh serangan Enzo.
"Aku sudah selesai, menghindarlah! " teriak Ryouichi.
Spontan Enzo langsung menyingkir dari pria itu dan menyerahkan serangan akhir pada Ryouichi.
"[skill : time slash]" terlihat Ryouichi mengayunkan pedangnya secara sembarangan.
"Apa yang kau lakukan? Musuhnya ada disana, mengapa kau mengayunkan pedangmu sembarangan?" teriak Enzo.
"Tenang dan lihat sajalah"
Tiba-tiba pria itu nampak terkena tebasan pedang dibeberapa bagian tubuhnya dan jatuh berlutut ketanah.
"Bagaimana bisa?" ucap Enzo dengan heran.
Skill : Time Slash adalah skill yang dapat menebas target dengan menembus ruang dan waktu. Serangan yang dikeluarkan oleh skill ini dapat membuat pengunanya mampu melihat masa lalu dan menebas pergerakan target di masa lampau serta dapat menimbulkan kerusakan kepada target meskipun target jauh dari jangkauan serangan.
"Baiklah, satu musuh yang merepotkan sudah diatasi" ucap Ryouichi sembari mendekati pria itu.
"Hahaha… kalian adalah prajurit yang menarik. Sudah lama aku tidak merasakan kesenangan seperti ini" ucap pria itu sembari berdiri.
"Cih, jadi dia masih bisa bangun?" ucap Enzo waspada.
"Enzo! Letnan Dua Ryouichi! Apa kalian berdua baik-baik saja? Aku membawa bantuan" teriak Akari sembari berlari diikuti oleh belasan prajurit penjaga kota.
"Nampaknya muncul pengganggu, kita akan melanjutkan pertarungan kita lain kali" ucap pria itu.
Seketika muncul portal hitam dibelakang pria itu, lalu pria itupun melangkah masuk kedalam portal hitam itu dan menghilang.
"Tunggu!" teriak Ryouichi.
"Apa kalian berdua baik-baik saja? Eh… Letnan Dua Ryouichi, ternyata anda memiliki tubuh yang bagus juga" ucap Akari.
"Bisakah kau berhenti melihatku dengan tatapan seperti itu? Aku jadi risih" ucap Ryouichi.
Enzo pun melangkah pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun.
"Enzo! Tunggu, mau kemana kau? Orang itu selalu bertingkah seperti itu" ucap Akari sembari menghela nafas.
"Siapa orang itu?" tanya Ryouichi.
"Ah, orang itu adalah Enzo. Bisa dibilang dia adalah orang terkuat di antara prajurit penjaga kota lainnya, namun dia tidak disukai oleh prajurit lain karena tingkahnya yang kurang sopan. Dia hanya menghormati orang yang dia anggap pantas untuk dihormati, jadi saya mohon jangan berpikiran yang buruk tentangnya. Dia sebenarnya adalah orang yang baik" ucap Akari sembari melihat Enzo yang melangkah pergi.
"Begitukah, nampaknya keadaan sudah tenang kembali." ucap Ryouichi.
"~kyuu!" terlihat Reina yang langsung melompat ke kepala Ryouichi .
"Ah, Reina. Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Kau tidak nakal selama tidak bersamaku bukan?" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala Reina.
"~kyuu"
"Baiklah, bagaimana kita kembali ke kantor penjaga kota? Kami masih harus mendata kerusakan dan juga korban jiwa dari serangan kali ini" ucap Akari.
"Baiklah, mari kita kembali"
Ryouichi dan Akari pun berjalan kembali menuju kantor penjaga kota. Di tempat lain yang berada jauh dari pusat kota provinsi pria berpakaian hitam dan berjubah hitam itu muncul dan nampak berbicara kepada seseorang.
"Bagaimana dengan anak itu? apakah anak itu bisa menjadi ancaman bagi kita?" ucap sesosok misterius itu.
"Tenang saja, meski anak itu berpotensi menjadi ancaman besar bagi kita namun aku masih dapat mengatasi nya"
Terlihat pria berpakaian hitam dan berjubah hitam itu melepas jubah dan penutup mukanya.
"Aku percaya padamu dan aku harap kau akan membereskan semua yang menghalangi tujuan kita. Bukankah kau berpikiran seperti itu juga… Letnan Satu Shizu?" ucap sesosok pria misterius itu.
"Tentu saja, aku akan dengan senang hati membereskan semua yang menghalangi tujuanmu" ucap pria berpakaian hitam dan berjubah hitam yang ternyata adalah Letnan Satu Shizu.
Sementara itu, di kantor penjaga kota terlihat ramai dan penuh dengan prajurit yang terluka.