"Ketua? Apa yang anda lakukan di sini pada pagi buta seperti ini?" ucap Enzo sembari mendekati Ryouichi.
"Ah Enzo, aku tidak bisa tidur. Oleh karena itu aku memilih untuk mencari udara segar" ucap Ryouichi.
"Apakah anda tidak nyaman tidur di kantor ini? Anda bisa menggunakan kamar saya untuk tidur, saya tidak keberatan" ucap Enzo.
"Tidak, bukan seperti itu. Hanya saja aku sedang memikirkan sesuatu dan bisakah kau bertingkah seperti biasa kepadaku?" ucap Ryouichi.
"Saya hanya bersikap seperti ini kepada orang yang saya anggap pantas untuk dihormati, jadi ketua tidak perlu khawatir" ucap Enzo santai.
"Kalau ada orang yang bersikap seperti diriku , apakah kau juga akan menghormatinya?" tanya Ryouichi.
"Tentu saja saya akan menebasnya, karena saya hanya akan menghormati dan mengakui anda sebagai pemimpin yang sebenarnya. Jika ada orang lain yang bertingkah akrab denganku maka aku akan langsung membunuhnya"ucap Enzo santai.
"Untung saja aku berhasil mengalahkan dan menjinakkan nya. Kalau tidak,mungkin aku akan mati hari ini" gumam Ryouichi.
Ryouichi merogoh kantong nya dan terlihat mengeluarkan satu batang rokok yang pernah dia terima dari pria tua di cafe sebelumnya dan menaruhnya di mulutnya. Dirinya pun mencari korek yang juga pernah diberikan oleh pria tua itu.
"Hmm? Dimana korek yang diberikan oleh pria tua itu? Apakah aku tidak sengaja menjatuhkannya ? " ucap Ryouichi.
"Apa anda butuh korek, ketua? Pakailah punyaku" ucap Enzo sembari menawarkan korek ke Ryouichi.
"Ah,terima kasih" ucap Ryouichi.
"Sama-sama ketua" ucap Enzo.
Terlihat Ryouichi mulai membakar rokok yang berada dimulutnya.
"Uhuk…" Ryouichi pun terbatuk ketika mencoba menghisap rokok itu.
"Ketua,anda tidak apa-apa?" tanya Enzo.
"Aku tidak apa-apa, hanya belum terbiasa saja" ucap Ryouichi.
"Ah, baiklah" ucap Enzo .
Terlihat Ryouichi yang mulai menikmati hisapan demi hisapan rokok yang berada di mulutnya.
"Enzo, aku minta maaf untuk hari ini karena telah menghina dirimu yang tidak bisa menyelamatkan teman-temanmu" ucap Ryouichi.
"Anda tidak perlu meminta maaf ketua, justru karena diri anda lah aku berhasil menerima masa lalu ku dan membuka lembar baru dalam hidup" ucap Enzo sembari tersenyum.
"Begitukah, aku senang mendengar bahwa kau telah benar-benar menerima masa lalumu" ucap Ryouichi sembari menghisap rokoknya.
Waktu pun berlalu dan tidak terasa akhirnya matahari mulai terbit. Nampak warna dari matahari yang baru saja terbit berwarna jingga disertai awan putih disekelilingnya dan juga hembusan angin kecil yang menerpa Ryouichi dan juga Enzo.
"Ketua, bukankah sudah waktunya untuk bersiap-siap pergi ke markas provinsi Timur?" ucap Enzo.
"Ah, kau bisa membangunkan yang lain dan bersiap untuk kepergian kita. Aku masih ingin berada disini untuk sebentar" ucap Ryouichi.
" Baiklah , kalau begitu saya pergi dulu" ucap Enzo sembari melangkah pergi meninggalkan Ryouichi.
"Rose, apa yang kau lakukan disana? Aku rindu padamu. Aku harap kau baik-baik saja disana" ucap Ryouichi sembari menatap matahari terbit.
Selang beberapa menit, Ryouichi pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan bersiap-siap. Tidak lama setelah Ryouichi selesai bersiap-siap, tiba-tiba terdengar suara gaduh.
"Ada keributan apa ini?" ucap Ryouichi sembari mendekati asal suara bising itu.
"Natsumi, kau jahat sekali. Kenapa kau tidak membiarkanku menyetir mobil?" ucap Akari dengan wajah cemberut.
"Sudahlah, Natsumi pasti punya alasan mengapa dia tidak memperbolehkan mu menyetir" ucap Enzo sembari berusaha menenangkan Akari.
"Kenapa kau tidak mendukungku? Bukankah kau pacarku"ucap Akari dengan wajah cemberut.
"Bu-bukan seperti itu, tapi aku hanya tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali" ucap Enzo sembari memalingkan pandangannya.
"Ada apa, mengapa kalian sudah ribut pada pagi hari seperti ini?" ucap Ryouichi sembari mendekati mereka.
"Ah, Letnan Dua Ryouichi. Dengarlah, Natsumi melarangku untuk mengendarai mobil. Bukankah itu jahat sekali" ucap Akari
"Aku tidak akan melarangmu jika kau bisa menyetir dengan baik. Apa kau ingat terakhir kali kau mengemudi dan berakhir dengan mobil kita hampir menabrak pohon di pinggir jalan? Dan aku serta Enzo yang kerepotan membuat laporan karena kejadian itu" ucap Natsumi.
"Heee…tapi--" ucap Akari.
"Tunggu sebentar, mengapa aku merasa pernah mengalami kejadian yang sama seperti itu?" gumam Ryouichi sembari mencoba mengingat sesuatu.
"~kyuu?" terlihat Reina yang berada di atas kepala Ryouichi terbangun karena mendengar suara bising.
"Baiklah sudah waktunya kita pergi, aku akan menunggu di dalam mobil jeep" ucap Natsumi sembari berjalan meninggalkan tempat itu.
"Ah, tunggu Natsumi" ucap Akari sembari mengikuti Natsumi
"Ketua, apa anda sudah siap untuk berangkat?" ucap Enzo.
" Ah, aku sudah siap. Mari kita pergi sekarang,apa kau sudah siap Reina?" ucap Ryouichi.
"~kyuu!"
Reina yang berada di atas kepala Ryouichi pun terlihat semangat.
Ryouichi dan Enzo pun berjalan menuju pintu keluar. Terlihat Akari yang masih memohon kepada Natsumi untuk membiarkan dirinya menyetir mobil.
Ryouichi pun langsung menaiki motor yang dipinjamkan oleh Kolonel Ryota kepada dirinya.
"Eh? Apa anda tidak ikut dengan mobil?" tanya Akari.
"Tentu saja tidak, lagipula aku harus mengembalikan motor ini kepada Kolonel Ryota" ucap Ryouichi.
"Cepatlah masuk atau kau akan ku tinggal" ucap Natsumi kepada Akari.
"Ah, tunggu" ucap Akari.
Akari dan Enzo pun masuk kedalam mobil. Mereka pun melakukan perjalanan ke markas provinsi timur. Setelah selama 30 menit perjalanan, mereka pun sampai di depan gerbang markas provinsi timur.
"Ah, sudah lama sekali aku tidak berkunjung ke markas ini " ucap Akari.
"Selamat pagi Letnan Dua Ryouichi, apakah mereka teman-teman anda?" ucap salah satu prajurit yang menjaga gerbang itu.
"Ah, selamat pagi. Ya benar, mereka adalah teman-temanku" ucap Ryouichi.
Prajurit itu pun membuka gerbang, Ryouichi dan yang lainnya pun masuk kedalam markas dan berjalan untuk mencari Kolonel Ryota.
"Kolonel Ryota, aku datang untuk memberi laporan" ucap Ryouichi sembari mengetuk pintu ruangan Kolonel Ryota.
"Hmm, mengapa tidak ada jawaban? Pintunya pun tidak terkunci. Kolonel, aku masuk" ucap Ryouichi sembari masuk kedalam ruangan Kolonel Ryota.
"Tidak ada orang? Kemana Kolonel itu" ucap Ryouichi.
"Bagaimana Letnan Dua Ryouichi? Apakah Kolonel ada didalam?" tanya Akari.
"Kolonel tidak ada didalam, nampaknya kita harus berkeliling lagi untuk mencari dia" ucap Ryouichi.
Ryouichi dan yang lainnya pun berkeliling markas untuk mencari Kolonel Ryota. Mereka pun berpapasan dengan Kapten Saito di lorong .
"Ah, Kapten Saito. Apa anda melihat Kolonel Ryota? Aku sudah mencoba masuk ke dalam ruangannya namun dia tidak ada disana" ucap Ryouichi.
"Kalau kau mencari Kolonel, dia baru saja pergi ke aula pelatihan. Dan nampaknya kau sudah mendapat anggota untuk pasukan milikmu yah?" ucap Kapten Saito.
"Baiklah kalau begitu, terima kasih Kapten Saito" ucap Ryouichi.
"Tentu saja, kalau begitu aku… Bukankah kau Natsumi? Bagaimana kabar adikmu, apa dia baik-baik saja?" ucap Kapten Saito sembari tersenyum.
"Adikku baik-baik saja, terima kasih atas perhatian mu Kapten Saito" ucap Natsumi.
"Kalau begitu, aku pergi dulu" ucap Kapten Saito sembari melangkah pergi .
Ryouichi dan yang lainnya pun berjalan pergi ke aula pelatihan untuk menemui Kolonel Ryota.
"Kau kenal dengan Kapten Saito?" tanya Ryouichi kepada Natsumi.
"Kapten Saito adalah orang yang dulu selalu menjaga adikku ketika aku masih menjalani pelatihan di akademi. Dan dia adalah orang selalu merawatku sejak kecil semenjak orangtua ku meninggal" ucap Natsumi.
"Huh, jadi Kapten Saito adalah orang yang baik juga yah" ucap Ryouichi.
"Aku setuju dengan itu" ucap Natsumi sembari tersenyum.
Ryouichi pun sampai di aula pelatihan dan melihat Kolonel Ryota yang sedang berlatih tanding dengan prajurit lain. Terlihat Kolonel Ryota yang sedang bertelanjang dada di kelilingi 10 prajurit dengan tangan kosong.
"Majulah!" teriak Kolonel Ryota.
Nampak 10 prajurit itu menyerang Kolonel Ryota secara bersama-sama. Salah satu prajurit mencoba untuk memukul Kolonel Ryota namun dengan gesit Kolonel Ryota dapat menghindar.
Kolonel Ryota lalu memasang kuda-kuda untuk menyerang dan menyerang prajurit-prajurit itu dengan pukulan dan juga tendangan yang langsung mengenai bagian vital.
"Kuda-kuda itu?!" gumam Enzo.
Tanpa menghabiskan waktu yang lama, Kolonel Ryota pun berhasil menumbangkan satu persatu prajurit lain hanya dengan tangan kosong.
"Kalian masih terlalu lemah. Sebagai seorang prajurit selain dengan senjata roh, kalian juga harus bisa bertarung dengan tangan kosong. Jika kalian pergi ke medan perang dengan kemampuan seperti itu, sudah pasti kalian hanya akan menjadi sasaran empuk bagi demon" ucap Kolonel Ryota.
"Bukan mereka yang terlalu lemah, kau saja yang terlalu kuat" ucap Ryouichi yang berjalan mendekati Kolonel Ryota.
"Ah,Ryouichi. Bukankah kau masih punya waktu untuk mencari anggota pasukanmu? Mengapa kau cepat sekali datang?" ucap Kolonel Ryota sembari menyeka keringat dengan handuk.
"Aku sudah mengumpulkan anggota untuk pasukanku, Kolonel. Bagaimana? Apa kau terkesan dengan kemampuanku untuk mengumpulkan anggota secepat ini?" ucap Ryouichi dengan tingkah sombong.
" Aku memang menyuruhmu untuk mengumpulkan anggota, namun jangan merekrut orang sembarangan" ucap Kolonel Ryota sembari menghela nafas.
"Aku tidak merekrut orang sembarang, lihatlah anggota yang kukumpulkan" ucap Ryouichi.
"Maaf sebelumnya Kolonel, tapi darimana anda tahu gerakan kuda-kuda itu?" tanya Enzo kepada Kolonel Ryota.
"Ryouichi, siapa dia?" tanya Kolonel Ryota kepada Ryouichi.
"Dia adalah salah satu anggota yang ku rekrut, namanya Enzo" ucap Ryouichi.
"Yah bisa dibilang aku yang membuat gerakan kuda-kuda itu" ucap Kolone Ryota kepada Enzo.
"Anda yang membuat kuda-kuda itu? Jangan berbohong Kolonel. Gerakan kuda-kuda itu dulu dibuat oleh salah satu guru dalam perguruanku. Hanya orang dalam perguruanku yang tahu kuda-kuda itu" ucap Enzo tidak percaya dengan ucapan Kolonel Ryota.
"Dan gurumu itu bernama Hikari bukan?" ucap Kolonel Ryota.
"Bagaimana kau bisa tahu namanya?" tanya Enzo dengan ekspresi terkejut.
"Hikari adalah teman dekatku, aku bersama dia dulu menciptakan kuda-kuda itu untuk pertarungan jarak dekat. Namun aku tidak menyangka dia malah mengajarkan kuda-kuda itu ke perguruannya dan menjadi kuda-kuda yang terkenal" ucap Kolonel Ryota kepada Enzo.
" Ti-tidak mungkin, jadi anda adalah salah satu dari orang yang membuat kuda-kuda itu? Bi-bisakah aku meminta tanda tangan anda?" ucap Enzo dengan mata berbinar.
"Oi, Ryouichi. Mengapa banyak sekali orang yang mencoba mendapatkan tanda tanganku? Apakah aku memang sepopuler itu?" bisik Kolonel Ryota kepada Ryouichi.
"Anda memang populer Kolonel, bahkan Enzo yang terkenal bersikap kasar kepada petinggi sekalipun dapat bertingkah seperti itu kepadamu" ucap Ryouichi.
"Baiklah, selanjutnya giliranku untuk perkenalan. Namaku adalah Akari, senang bertemu dengan anda lagi Kolonel Ryota" ucap Akari dengan riang.
"Huh, aku senang juga bertemu denganmu lagi" ucap Kolonel Ryota.
"Kemarilah sebentar Ryouichi" ucap Kolonel Ryota sembari menarik kerah baju Ryouichi dari belakang.
"Apa yang kau lakukan ? " ucap Ryouichi.
"Mengapa kau merekrut orang aneh seperti mereka berdua?" ucap Kolonel Ryota.
"Bukankah aku bebas untuk merekrut anggotaku sendiri? Mengapa kau malah bertanya seperti itu? " ucap Ryouichi.
"Huh, ya kau benar juga" ucap Kolonel Ryota.
" Nama saya Natsumi, saya adalah anggota baru. Senang bertemu dengan anda Kolonel Ryota"
"Akhirnya ada juga anggota yang normal. Huh, bekas luka di dahi perempuan itu bukankah… Begitukah, jadi kau sudah tumbuh besar sekarang"gumam Kolonel Ryota sembari tersenyum kecil.
"Baiklah, bagaimana penilaianmu tentang anggota yang kukumpulkan?" ucap Ryouichi.
"Apa maksudmu tentang penilaian ? Bukankah kita harus melakukan tes terlebih dahulu?" ucap Kolonel Ryota sembari tersenyum.
"Kita? Melakukan tes? Kepada siapa? "tanya Ryouichi kebingungan.
"Tentu saja kita berdua akan mengetes anggota barumu" ucap Kolonel Ryota.
"Ah, jadi begitu. Apa kita berdua akan berkerja sama untuk mencoba melawan mereka?" ucap Ryouichi.
"Tentu saja, sekarang diam dan patuhi saja aku" ucap Kolonel Ryota sembari tersenyum mengerikan kepada Ryouichi.
"Huh, apa maksudmu? AAAAHHHHH…" jeritan Ryouichi terdengar keras.
Beberapa menit pun berselang.
"Baiklah sudah beres, silahkan keluarkan seluruh kemampuan kalian untuk melawanku. Dan jangan ragu untuk mengeluarkan senjata roh kalian" ucap Kolonel Ryota.
"Ba-baiklah, tapi mengapa Ketua menjadi seperti itu?" tanya Enzo heran.
"Kolonel sialan, turunkan aku sekarang juga! Bukankah aku seharusnya bekerja sama denganmu untuk melawan mereka? Mengapa kau malah menggantungku seperti ini?!" teriak Ryouichi sembari berontak dari ikatan yang menggantung dirinya.
"Ah, berisik. Bukankah kita sekarang sudah bekerja sama? Simulasi dari tes ini adalah mereka harus menyelamatkan pemimpin mereka yang tengah di sandera oleh demon tingkat atas yang tidak lain adalah aku. Dan jika mereka tidak bisa menyelamatkanmu maka kau akan terus selamanya berada di posisi itu" ucap Kolonel Ryota.
"Kau lebih sadis daripada demon! Berhenti bermain-main denganku dan cepat lepaskan aku. Kau dengar aku, Kolonel sialan?! " teriak Ryouichi kesal.
"Jadi begitulah, kalian harus menyelamatkan pemimpin kalian. Kalian bisa menggunakan cara apapun untuk menyelamatkannya. Jadi jangan segan-segan menyerangku atau pemimpin kalian akan mati" ucap Kolonel Ryota.
"Mati?! Apa tadi kau bilang mati, Kolonel sialan? Apa otakmu jatuh? Lepaskan aku sekarang" teriak Ryouichi.
"Berisik, aku mencoba untuk mendalami peranku sebagai demon tingkat atas. Jadi diamlah diatas sana" ucap Kolonel Ryota.
"Kau tidak perlu berperan sebagai demon tingkat atas, kau sudah melampaui mereka semua! Tolong , siapapun selamatkan aku dari Kolonel gila ini!" teriak Ryouichi sembari berontak.
"Kalian dengar? Pemimpin kalian sudah meminta tolong. Jadi selamatkanlah dia" ucap Kolonel Ryota sembari tersenyum .
Enzo,Natsumi dan juga Akari pun terpaksa melawan Kolonel Ryota untuk menyelamatkan Ryouichi yang sedang disandera. Upaya penyelamatan Ryouichi pun akan segera dimulai.