Chereads / Divine_Gate / Chapter 23 - Chapter 22 : Pertarungan sesungguhnya

Chapter 23 - Chapter 22 : Pertarungan sesungguhnya

" Letnan Dua Ryouichi, apa anda baik-baik saja? " ucap Akari.

"Apakah aku tampak baik-baik saja? Cepat kalahkan Kolonel gila itu dan turunkan aku " ucap Ryouichi.

"Tenang saja ketua, aku akan menyelamatkan anda" ucap Enzo sembari memanggil senjata roh miliknya yang berupa dua katana berwarna putih dan hitam.

"Hmm, katana itu? Menarik, sepertinya senjata roh itu telah menemukan pengguna baru" gumam Kolonel Ryota.

"Bertahanlah sebentar lagi Letnan Dua Ryouichi, kami akan menyelamatkanmu dan lulus tes ini" ucap Natsumi.

"Akari, Natsumi. Aku akan menjadi penyerang, apakah kalian bisa mensupport ku?"ucap Enzo.

"Tentu saja bisa, apa rencanamu ? " tanya Natsumi.

"Aku akan langsung menghajar Kolonel itu" ucap Enzo sembari tersenyum.

" Baiklah. Tunggu dulu, apa yang baru saja kau bilang? Apa kau gila?" ucap Natsumi.

"Mau bagaimana lagi, ini adalah kerja sama kita yang pertama. Yang terpenting tolong support aku dari jauh. Aku mengandalkanmu dan juga Akari" ucap Enzo sembari berlari menyerang Kolonel Ryota.

"Orang itu selalu saja bertindak semaunya" ucap Natsumi.

Natsumi pun merapal beberapa sihir support kepada Enzo berupa penambah kecepatan, peningkat serangan , dan juga regenerasi pemulihan luka.

"[Skill support : Enhance speed]"

"[Skill support : Attack up]"

"[Skill Support : Regeneration Heal]"

"Akari, kau juga tolong gunakan skill mu untuk melambatkan pergerakan Kolonel itu" ucap Natsumi.

"Ba-baiklah, skill apa yang harus aku gunakan?" gumam Akari ragu-ragu.

"Akari, cepatlah ! " ucap Natsumi.

"Baiklah, mari kita gunakan skill ini" ucap Natsumi

"[Skill alchemist : molecular modifier]"

Nampak Akari merapal sihir dan lantai tempat Kolonel Ryota berpijak menjadi lunak seperti tanah liat yang membuat Kolonel Ryota kesulitan untuk bergerak.

"Menarik, baik dari kerja sama kalian dan juga skill yang kalian gunakan nampak sudah cukup bagus. Namun, apa kalian mengira dengan ini sudah cukup untuk mengalahkanku?" ucap Kolonel Ryota.

"Jangan lengah seperti itu Kolonel" ucap Enzo yang tiba-tiba berada dibelakang Kolonel Ryota.

Kolonel Ryota yang terkejut pun tidak dapat menghindar dan serangan kejutan dari Enzo pun berhasil menebas Kolonel Ryota.

"Dengan ini berakhir sudah" ucap Enzo sembari tersenyum.

Namun tiba-tiba Kolone Ryota yang seharusnya sudah tertebas berubah menjadi bayangan yang memudar.

"Sialan, ternyata Kolonel itu cukup cerdik dengan menggunakan bayangan sebagai umpan" ucap Enzo.

"Ada apa, apakah kau terkejut? Maaf saja, aku tidak akan kalah hanya dengan skill murahan seperti itu" ucap Kolonel Ryota yang ternyata ada di belakang Enzo.

Kolonel Ryota pun membakar rokok miliknya dan terlihat memasang ekspresi mengejek.

"Jangan remehkan aku!" teriak Enzo yang mulai berlari dan menyerang Kolonel Ryota tanpa henti.

Kolonel Ryota terlihat dapat menghindari serangan dari Enzo dengan mudah.

"Sial, mengapa aku tidak dapat menebas mu" ucap Enzo yang berhenti menyerang Kolonel Ryota dan terlihat kelelahan.

"Akari! gunakan skill itu sekarang" teriak Enzo.

"Baik ! terima ini [Skill Alchemist : Spear Rain]"

Belasan tombak yang terbuat dari besi pun berada di atas kepala Kolonel Ryota dan menghantam tempat Kolonel Ryota berdiri. Nampak asap debu yang tercipta karena serangan itu.

"Apakah Kolonel itu berhasil di lumpuhkan?" ucap Enzo waspada.

"Wah, tadi itu berbahaya sekali. Untung saja aku berhasil menghindarinya" ucap Kolonel Ryota sembari membersihkan dirinya yang terkena debu.

"Dasar monster" ucap Enzo .

"Ryouichi memang merekrut kalian, namun dengan kemampuan kalian yang seperti ini dapat membuat kalian dan juga Ryouichi dalam bahaya jika berada dalam pertempuran" ucap Kolonel Ryota.

"Ketua sudah susah payah merekrutku untuk masuk kedalam pasukannya, aku tidak akan membuatnya kecewa " ucap Enzo.

"Natsumi , apa kau sudah selesai dengan persiapannya?! " teriak Enzo.

"Sudah selesai menyingkirlah dari situ!" teriak Natsumi.

Enzo pun langsung menyingkir dari tempat itu meninggalkan Kolonel Ryota yang terlihat bingung dengan strategi mereka.

"[Skill Astronomi : Gravity Field]"

Terlihat lingkaran sihir tercipta diatas arena latihan yang membuat Kolonel Ryota langsung terjatuh ke lantai dan tidak dapat bergerak karena menahan sihir gravitasi itu.

"Sekarang Enzo ! Cepat selamatkan Letnan Dua Ryouichi" teriak Akari.

"Serahkan semua padaku!" ucap Enzo sembari berlari dengan kencang kearah Ryouchi yang sedang tergantung.

"Menarik sekali, kerjasama kalian sudah sangat bagus dan dapat membuatku terdesak seperti ini. Jika kalian melawan orang biasa, sudah tentu kalian akan menang. Namun kalian melawan orang yang salah" ucap Kolonel Ryota sembari perlahan berdiri.

"Bagaimana bisa ? Kolonel itu masih dapat berdiri setelah terkena sihir gravitasi milikku" ucap Natsumi terkejut.

Enzo pun menghentikan rencananya untuk menyelamatkan Ryouichi dan terdiam karena terkejut melihat Kolonel Ryota.

Kolonel Ryota pun melepas sarung tangannya dan terlihat [insignia] bermotif harimau yang menyala berwarna biru di tempurung tangannya.

"Sudah saatnya bagiku untuk serius" ucap Kolonel Ryota.

Terlihat aura berwarna putih kebiruan yang menyelimuti Kolonel Ryota. Aura itu mengeluarkan gelombang kejut yang sangat besar yang menyebabkan angin besar dan membuat Enzo dan yang lainnya terhempas.

"Itu tidak adil! Bagaimana bisa kau melawan mereka bertiga dengan menggunakan [insignia] itu ?" ucap Ryouichi.

"[insignia] huh? Sebenarnya aku tidak ingin menggunakan ini, namun sepertinya tidak ada pilihan lain" ucap Enzo.

Enzo pun membuka sarung tangan miliknya dan terlihat [insignia] miliknya.

"Sudah kuduga kau juga memiliki [insignia], bukankah ini menjadi pertarungan diantara pemilik [insignia]? Menarik!" ucap Kolonel Ryota tersenyum.

"Takemikazuchi, bangunlah dan pinjamkan kekuatanmu untuk menghabisi orang yang menghalangi jalanku!" ucap Enzo.

Tidak beberapa lama tubuh Enzo pun di selimuti oleh aura petir biru dan membuat gelombang kejut yang saling bergesekan dengan aura milik Kolonel Ryota.

"Kau sangat menarik, apa kau siap untuk kalah dalam pertarungan ini?" ucap Kolonel Ryota.

"Hanya ketualah yang berhasil mengalahkanku, aku tidak akan membiarkan diriku kalah untuk kedua kalinya dalam pertarungan" ucap Enzo dengan tatapan tajam.

"Baiklah, mari kita akhiri pertarungan ini sekarang juga!" teriak Kolonel Ryota.

"Majulah!" teriak Enzo.

Nampak Kolonel Ryota dan Enzo mulai bersiap untuk mengeluarkan ultimate skill milik mereka. Gelombang yang dihasilkan dari aura mereka sangat besar dan membuat aula pelatihan menjadi bergetar. Kaca-kaca pun pecah karena tidak mampu menahan gelombang aura mereka .

"[Ultimate skill : Judgement Day]" ucap Kolonel Ryota.

"[Ultimate skill : Black Thunder Flame]" ucap Enzo.

Keduanya pun berlari dan hendak menyerang satu sama lain dengan ultimate skill, terlihat Akari , Natsumi dan juga Ryouichi yang hanya bisa melihat dengan perasaan takjub.

"Berhenti!" teriak seseorang yang berada di depan pintu aula pelatihan.

"Ma-Mayor Megumi?!" ucap Ryouichi.

Kolonel Ryota dan Enzo pun secara reflek menghentikan ultimate skill mereka dan terlihat bingung dengan kehadiran Mayor Megumi.

"Apa anda sudah gila, Kolonel?" ucap Mayor Megumi yang perlahan mendekati arena tanding.

"Mayor Megumi, tolong turunkan aku. Kolonel itu memang sudah gila!" teriak Ryouichi .

"Ah ,nampaknya aku terlalu menikmati suasana pertarungan" ucap Kolonel Ryota.

"Apa anda lupa tentang latihan tanding anda terakhir kali dengan Kolonel Ray? Seluruh gedung aula pelatihan hancur dan tidak menyisakan apa-apa. Dan itu membuat Jendral cukup marah karena anda menghancurkan fasilitas milik pemerintah" ucap Mayor Megumi sembari menghela nafas.

"Maaf tentang hal itu, hanya saja aku terlalu bersemangat dan menjadi lupa diri" ucap Kolonel Ryota.

"Dan tidak seharusnya anda melawan mereka dengan kekuatan besar seperti itu, bagaimana kalau mereka terluka?" ucap Mayor Megumi.

Terlihat Akari, Natsumi dan juga Enzo yang hanya melihat Mayor Megumi sedang menasihati Kolonel Ryota.

"Siapa itu?" tanya Enzo.

"Dia adalah Mayor Megumi, bisa dibilang dia lah yang memegang posisi penanggung jawab fasilitas di markas provinsi timur" ucap Natsumi.

"Apa kalian baik-baik saja? Ada yang terluka?" tanya Mayor Megumi dengan nada khawatir.

"Kami baik-baik saja Mayor Megumi" ucap Natsumi.

"Syukurlah,baiklah kalau begitu mari kita semua pergi dari sini "ucap Mayor Megumi.

" Jangan lupakan aku!" teriak Ryouichi.

"Ah maaf, hampir saja kami lupa. Tunggu ketua, aku akan membebaskanmu" ucap Enzo.

"Terima kasih. Hmm? Siapa gadis kecil dibelakangmu, Mayor Megumi?" tanya Ryouichi yang telah terbebas dari ikatan tali yang menggantungnya.

Gadis kecil itu berada di belakang Mayor Megumi, terlihat postur dari gadis kecil itu sangat imut dengan rambut pendek sebahu berwarna hitam dan mata berwarna biru yang menambah kesan imut darinya.

"Ah,dia adalah adik ku. Aku sengaja membawanya kesini karena dia bosan berada dirumah"ucap Mayor Megumi.

"Wah, cantik sekali . Bolehkah aku tahu siapa namamu ? " tanya Akari.

"Ayo perkenalkan dirimu , jangan malu-malu" ucap Mayor Megumi.

"Na-namaku adalah Hayama, senang bertemu dengan kakak-kakak sekalian" ucap adik dari Mayor Megumi dengan suara pelan.

"Ah, kamu imut sekali . Aku jadi ingin memelukmu sepanjang hari, tapi mengapa namamu seperti nama laki-laki?" ucap Akari bingung.

"Karena dia adalah memang laki-laki" ucap Mayor Megumi.

Terlihat ekspresi sangat terkejut dari Akari, Natsumi, Enzo, dan juga Ryouichi.

" Laki – laki ?!" teriak mereka.

"Kenapa kalian berteriak seperti itu?" ucap Kolonel Ryota yang menghampiri mereka setelah mengambil botol minuman dan meminumnya.

"Kolonel, lihatlah! Gadis kecil itu sebenarnya adalah laki-laki" ucap Ryouichi sembari menunjuk adik Mayor Megumi.

Kolonel Ryota pun ikut terkejut dan menyemburkan air yang diminumnya ke muka Ryouichi.

"Apakah itu benar? Tapi anak itu tidak terlihat seperti laki-laki" ucap Kolonel Ryota sembari menatap adik Mayor Megumi.

"Ya, memang dia cukup pendiam dan memiliki paras seperti perempuan. Namun dia adalah laki-laki" ucap Mayor Megumi sembari menggendong adiknya.

"Baiklah, sepertinya tes ini telah selesai. Mari kita beristirahat sebentar, lalu 1 jam lagi kita akan rapat" ucap Kolonel Ryota sembari pergi meninggalkan aula pelatihan.

Ryouichi dan yang lainnya pun ikut meninggalkan aula pelatihan. Mereka pun beristirahat di bangku taman .

"Kolonel itu sungguh keterlaluan, pinggangku terasa sakit karena terlalu lama digantung olehnya" ucap Ryouichi.

"Tapi untungnya pertarungan tadi dihentikan oleh Mayor Megumi. Kalau tidak, mungkin gedung itu sudah hancur bersama dengan kita" ucap Akari.

"Enzo, mengapa kau diam saja daritadi? Apa kau terluka karena Kolonel itu?" ucap Ryouichi.

Enzo tampak diam dan tangannya gemetaran.

"Enzo, sebenarnya ada apa denganmu?" tanya Akari sembari menyentuh tangan Enzo.

"Ah, tidak ada apa-apa. Hanya saja aku masih mengingat tentang pertarungan tadi" ucap Enzo.

"Oh iya, menurutmu siapa yang akan menang tadi jika Mayor Megumi tidak menghentikan pertarungan kalian?" tanya Ryouichi.

"Sudah tentu aku yang kalah" ucap Enzo.

"Jarang sekali kau mengakui kekalahan seperti itu Enzo" ucap Natsumi.

"Kolonel itu adalah orang terkuat yang pernah aku hadapi sejauh ini, lebih kuat dari ketua" ucap Enzo.

"Yah, kau memang benar. Kolonel adalah orang terkuat di markas provinsi ini, sudah pasti kau akan kalah jika bertarung dengannya" ucap Ryouchi dengan santai.

Tidak terasa waktu sudah berlalu bagi mereka untuk beristirahat dan hampir waktunya bagi mereka untuk rapat dengan Kolonel Ryota. Mereka pun berjalan dan akhirnya sampai di ruangan rapat. Disana terlihat Letnan Satu Shizu dan juga Kolonel Ryota yang sedang duduk menunggu mereka.