Chereads / Divine_Gate / Chapter 29 - Chapter 28 : Pengorbanan Terakhir

Chapter 29 - Chapter 28 : Pengorbanan Terakhir

"Seranglah aku!" teriak half-demon itu.

"Kau tidak perlu memerintahku, aku akan dengan senang hati membunuhmu!" teriak Ryouichi.

"Khronos, datanglah dan bantu aku menebas musuh yang menghalangi jalanku!" teriak Ryouichi

Lalu ditangan Ryouichi muncul Khronos dan dirinya pun bersiap menyerang half-demon itu.

"Apa kau sudah gila Ryouichi?!" tiba-tiba terdengar suara di pikiran Ryouichi yang tidak lain adalah Ro-chan.

"Kenapa kau mengomeliku ditengah pertarungan seperti ini?" ucap Ryouichi.

"Mengapa kau langsung menelan kristal hitam itu? Apakah kau tidak khawatir dengan efek samping yang akan terjadi nantinya?" ucap Ro-chan.

"Aku tidak ada pilihan lain, jika aku tidak melakukannya maka banyak nyawa akan mati nantinya" ucap Ryouichi.

"Cih, baiklah. Usahakan agar tidak memakai elemen [Dark] itu secara berlebihan. Aku akan mencoba menahan efek samping dari kekuatan tersebut dari dalam" ucap Ro-chan.

"Terima kasih atas bantuanmu, Ro-chan" ucap Ryouichi.

"Hmphh… Bu-bukan berarti aku peduli denganmu, hanya saja asuka akan sedih jika kau mati" ucap Ro-chan.

"Oke, aku mengerti. Sekarang biarkan aku bertarung" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun langsung menerjang half-demon itu dengan seluruh kekuatan miliknya. Half-demon itu menahan serangan dari Ryouichi dan membuat gelombang kejut yang sangat besar.

"[Skill fusion : Dark Flame Dimension Slash]"

Skill yang dikeluarkan oleh Ryouichi adalah gabungan dari elemen non-atribut dan elemen dark miliknya yang dapat memberi kerusakan permanen pada musuh yang tidak dapat disembuhkan dan dapat membelah dimensi.

"Apa?! Seranganmu bisa menembus perisai milikku?" teriak half-demon itu.

"Mati kau!" teriak Ryouichi.

Serangan Ryouichi pun dapat membuat tangan dari half-demon itu terputus.

"Sialan, apa-apaan dengan serangan itu. Api ini? Bukankah ini api hitam yang berasal dari [Underwold]?" ucap half-demon itu terkejut.

Half-demon itupun berusaha untuk kabur namun tiba-tiba Ryouichi sudah berada dihadapan half-demon itu.

"[Ultimate Skill Fusion : Calm Death]"

Skill yang dikeluarkan oleh Ryouichi adalah skill yang jika pengguna menyentuh target sedikit saja maka dapat membuat target terbakar oleh api kegelapan abadi dan tidak dapat dipadamkan hingga target terbakar tidak tersisa.

"Dengan ini riwayatmu berakhir sudah" ucap Ryouichi.

"Kau pikir kau sudah mengalahkanku? Akan ada half-demon yang lebih kuat dariku yang akan membunuhmu!" teriak half-demon itu hingga akhirnya dirinya terbakar tidak tersisa.

"Aku tidak peduli, aku akan membunuh semua half-demon lainnya yang menghalangi jalanku" ucap Ryouichi.

Hari pun berganti menjadi pagi hari, sinar matahari perlahan menyelimuti gunung itu.

Setelah pertarungan itu, Ryouichi mencari Enzo yang sedang membawa Christina dan demon itu. Dirinya pun menemukan mereka di bawah gunung dan demon itu sedang sekarat.

"Ketua, syukurlah anda baik-baik saja. Saya tahu anda dapat menghabisi half-demon itu" ucap Enzo.

"Bagaimana dengan demon itu?" ucap Ryouichi.

"Demon itu sedang dalam kondisi kritis dan nampaknya hidupnya sudah tidak lama lagi" ucap Enzo sembari menunjuk demon yang sedang terbaring ditemani oleh Christina.

"Ah, nampaknya kau berhasil mengalahkan half-demon itu" ucap demon itu.

"Ya, aku sudah membakarnya hingga habis dengan kekuatan yang kau berikan padaku" ucap Ryouichi.

"Haha… Sudah kuduga kau bisa mengalahkannya. Bisakah aku meminta sesuatu darimu sobat?" ucap demon itu.

"Katakanlah, aku akan berusaha untuk memenuhinya" ucap Ryouichi.

"Bisakah kau membantu Christina untuk menguburkanku dihutan? Ditempat pertama kali aku bertemu dengannya? Christina dapat menunjukkan tempat itu padamu"ucap demon itu.

"Apa yang kau katakan Makkun? Kau akan selamat… Bukan?" ucap Christina berusaha menahan isak tangisnya.

"Maaf, aku berjanji akan menemukanmu di kehidupan selanjutnya. Apa kau bisa menungguku?" ucap demon itu.

"Makkun bodoh! Mengapa kau bertanya tentang suatu hal yang sudah pasti? Aku akan selalu menunggumu meski itu memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan ratusan tahun" ucap Christina sembari menggenggam tangan dari demon itu dan menangis.

"Terima kasih, kalau begitu sampai jumpa lagi. Jaga dirimu baik-baik, Christina, dan dirimu juga sobat" ucap demon itu sembari melihat kearah Ryouichi.

Setelah mengucapkan hal itu, demon itu pun menghembuskan nafas terakhirnya.

"Makkun? Makkun!..." teriak Christina sembari masih menggenggam tangan dari demon itu yang sudah lemas dan perlahan menjadi kaku.

"Jadi namamu adalah Makkun yah? Mari kita bertemu di kehidupan selanjutnya, sobat" gumam Ryouichi sembari meneteskan air matanya.

Enzo pun hanya bisa terdiam dan ikut merasa sedih dengan hal yang dia lihat.

"Enzo, mari kita bawa Christina dan tubuh Makkun kembali kedesa" ucap Ryouichi.

Ryouichi dan Enzo pun kembali kedesa itu dengan membawa Christina dan tubuh Makkun. Sesampainya disana, mereka disambut oleh para penduduk desa yang sudah menanti kepulangan mereka. Para penduduk desa pun sempat kaget karena melihat tubuh dari Makkun yang merupakan demon, namun penduduk desa akhirnya mengetahui hal yang sebenarnya setelah Ryouichi menjelaskan semuanya kepada mereka.

"Ketua, apakah kami bisa ikut untuk menguburkan Makkun?" ucap Akari kepada Ryouichi.

Ryouichi pun mengangguk dan akhirnya penguburan Makkun dilakukan ditengah hutan serta dihadiri oleh seluruh anggota pasukan Ryouichi, tidak terkecuali Christina.

"Kau menyadarkanku bahwa tidak semua demon itu jahat, bahwa tidak adil jika aku menilai seseorang hanya dari ras mereka, kau juga membuatku tahu bahwa masih ada demon baik sepertimu di dunia yang kacau seperti ini. Aku harap kau beristirahat dengan tenang disana, Makkun" gumam Ryouichi.

Christina pun menunduk dan menaruh bunga yang dirangkainya menjadi mahkota tepat diatas batu nisan Makkun.

"Makkun, kau tahu? Pada saat awal kita bertemu kupikir kau menakutkan, namun ternyata kau adalah seseorang yang baik. Apakah kau ingat ketika kau bilang ingin menjadi seperti burung dilangit yang bisa bebas terbang tanpa harus mengkhawatirkan apapun? Aku… Aku… sungguh sangat senang sudah bertemu denganmu" gumam Christina sembari menangis.

Ryouichi pun hanya bisa melihat pemandangan menyayat hati itu dengan perasaan sedih. Akari pun menangis dan terlihat Enzo menenangkan Akari dengan menyandarkan kepala Akari dibahunya.

"Penghormatan terakhir untuk pahlawan kita, Makkun. Semua beri hormat!" teriak Ryouichi.

Seluruh anggota pasukan Ryouichi pun memberi penghormatan terakhir didepan batu nisan Makkun. Terlihat tulisan di batu nisan Makkun yang berbunyi 'Disini terbaring pahlawan terhormat, Makkun'.

"Terima kasih kakak prajurit semuanya" ucap Christina.

"Kau tidak perlu bersedih lagi, tersenyumlah. Bukankah Makkun selalu tersenyum meski di saat-saat terakhirnya?" ucap Ryouichi.

"Kakak benar, aku akan selalu menunggu dirinya kembali sembari tersenyum. " ucap Christina sembari menghapus air matanya.

"Baguslah, kalau begitu mari kita pergi dari sini" ucap Ryouichi.

Ketika Ryouichi berbalik badan dan mulai melangkahkan kakinya untuk pergi, samar-samar dirinya mendengar sesuatu ditelinganya.

"Terima kasih, sobat"

Ryouichi pun terkejut, namun akhirnya tersenyum.

"Sama-sama. Beristirahatlah dengan tenang disana, sobat. Sampai berjumpa lagi" gumam Ryouichi.

Setelah itu Ryouichi dan yang lainnya pun memutuskan untuk berada didesa itu selama 2 hari untuk merawat yang terluka dan juga bermain dengan anak-anak dari desa itu, hingga akhirnya waktu mereka di desa itu habis karena harus melanjutkan misi mereka. Mereka pun bersiap untuk pergi di pagi hari.

"Ketua, kami sudah siap untuk berangkat!" teriak Akari.

"Tunggu sebentar, ada yang ingin kubicarakan dengan kalian" ucap Ryouichi serius.

Seluruh anggota pasukannya pun memperhatikan Ryouichi dengan serius dan seksama.

"Aku ingin memberitahu kalian tentang beberapa aturan dalam pasukan ini. Pertama jangan pernah melukai masyarakat sipil, kedua jangan pernah menyerang demon jika tidak diserang oleh mereka, dan terakhir selalu ingatlah bahwa masih ada demon seperti Makkun yang memiliki hati baik dan jadikan itu alasan untuk tidak memandang seseorang hanya dari ras mereka. Kalian semua paham?" ucap Ryouichi.

"Paham!" teriak Enzo,Natsumi,Tiara,dan juga Natsumi secara serentak.

"Baiklah kalau begitu, segera bersiap-siap. Kita akan segera berangkat" ucap Ryouichi.

"Kakak prajurit!Ttunggu sebentar" teriak Christina yang berlari menghampiri Ryouichi.

"Ada apa Christina? Apa kau ingin mengantar kepergian kami?" tanya Ryouichi sembari mengelus kepala Christina.

"Bukan hanya aku saja, semua penduduk ingin mengantarkan kepergian kakak semua" ucap Christina.

Terlihat semua penduduk desa itu berkumpul dan berjalan menghampiri Ryouichi serta yang lainnya.

"Kalian semua…" ucap Ryouichi.

"Terima kasih, kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang kalian berikan selama berada di desa ini" ucap kepala desa.

"Kakak Enzo, mari bermain lagi kalau kakak kesini" ucap sekumpulan anak-anak kepada Enzo.

"Oke, tentu saja. Kalian jangan lupa banyak berlatih agar tubuh kalian sehat dan kuat sepertiku" ucap Enzo sembari mengacungkan jempol kepada anak-anak itu.

"Kakak Tiara, kakak Natsumi, kakak Akari , terima kasih sudah merawat kami ketika kami terluka. Terimalah ini" ucap beberapa anak perempuan sembari menyerahkan mahkota bunga yang mereka buat.

"Terima kasih, kami akan kembali kesini jika kami ada waktu" ucap Natsumi sembari tersenyum manis.

"Omong-omong, kami masih belum mengetahui nama pasukan yang menyelamatkan desa kami. Kalau boleh tahu apa nama pasukan kalian?" ucap Kepala desa.

Ryouichi, Akari, Natsumi, Tiara, dan juga Enzo pun saling menatap satu sama lain dan mengangguk.

"Nama kami adalah Saint Wolf!" ucap seluruh anggota pasukan Ryouichi serentak.

Para penduduk desa pun bertepuk tangan setelah mendengar nama mereka.

"Semuanya terima kasih sudah menerima kami dengan baik disini, sampai jumpa" ucap Ryouichi.

Natsumi, Akari, Tiara dan juga Enzo pun masuk duluan kedalam mobil jeep menyisakan Ryouichi yang masih melambaikan tangannya kepada penduduk desa itu. Ryouichi pun melihat sesuatu yang membuat dirinya tersenyum ketika melambaikan tangannya kepada para penduduk desa. Lalu Ryouichi pun masuk kedalam mobil dan akhirnya pergi meninggalkan desa itu.

"Bahkan kau menyempatkan dirimu untuk mengantarkan kepergian kami untuk terakhir kalinya. Bukankah begitu, sobat?" ucap Ryouichi yang sebelumnya melihat siluet Makkun sedang tersenyum ketika melambaikan tangannya kepada penduduk desa.

"Ketua, kenapa anda tersenyum seperti itu?" tanya Enzo.

"Tidak ada apa-apa" ucap Ryouichi sembari masih tersenyum.

"Baiklah, meluncur ke markas provinsi selatan!" ucap Akari bersemangat.

"Hoooooo …" anggota lain yang berada di mobil jeep pun bersorak.

Perjalanan Ryouichi untuk menuju markas provinsi selatan kembali dilanjutkan. Disisi lain, Kolonel Ray tengah menunggu kedatangan mereka di markas provinsi selatan.