Chereads / Divine_Gate / Chapter 17 - Chapter 16 : Elemental Beast

Chapter 17 - Chapter 16 : Elemental Beast

"[Elemental Beast]?" tanya Ryouichi kepada Mayor Megumi.

"Ya benar, sekarang aku tahu kenapa orang itu berusaha mati-matian untuk menyelundupkan rubah kecil itu" ucap Mayor Megumi.

"Hee… Nampaknya rubah kecil itu sangat nyaman berada didekatmu, pak Ryouichi" ucap Akari.

"Bisakah kau berhenti memanggilku dengan sebutan pak?" ucap Ryouichi yang merasa risih dengan ucapan dari Akari.

"Jadi apa yang akan kau lakukan dengan rubah kecil ini Ryouichi? Nampaknya kau juga telah menjalin kontrak dengan [Elemental Beast] itu" tanya Mayor Megumi.

Ryouichi pun merasa bingung dengan keputusan yang akan dia buat selanjutnya. Lalu dia mengangkat rubah kecil itu dari kepalanya dan menggendongnya.

"~kyuu" terlihat ekspresi dari rubah kecil itu yang terlihat sangat imut.

"Aku akan menjaga dan mengurus rubah kecil ini. Nampaknya dia hanya suka kepadaku" ucap Ryouichi

"Kalau begitu, bagaimana jika kau memberitahu dulu tentang [Elemental Beast] ini kepada Kolonel Ryota? Aku yakin dia bisa memberi solusi tentang [Elemental Beast] ini" ucap Mayor Megumi sembari menunjuk rubah kecil itu.

"Saran yang bagus Mayor Megumi, ketika aku kembali ke markas provinsi timur aku akan menjelaskan hal ini kepada Kolonel Ryota" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala dari rubah kecil itu.

"~kyuu"

"Baiklah, kalau begitu sudah diputuskan bahwa Ryouichi yang akan menjaga rubah kecil itu. Kalau begitu aku akan pergi dulu, aku masih harus mengurus adik ku, sampai jumpa lagi Ryouichi" ucap Mayor Megumi sembari melambaikan tangan dan melangkah pergi meninggalkan Ryouichi dan Akari berdua.

Ryouichi pun melihat ke arah Akari yang menatap kearah wajahnya.

"Kenapa kau melihat wajahku seperti itu?" ucap Ryouichi penasaran.

"Ah maaf pak, aku hanya mengagumi wajah tampanmu."ucap Akari tanpa ragu.

Ryouichi terlihat terkejut dengan perkataan Akari dan terlihat agak menjauh dari Akari.

"Asal kau tahu, aku sudah punya orang yang kusukai. Dan bukankah sudah kubilang jangan memanggilku dengan sebutan pak"ucap Ryouichi

"Ah maaf, bukan itu maksudku. Tapi aku belum pernah melihat petinggi pertama di usia muda seperti anda" ucap Akari.

"Baiklah, rencana ku bersantai menjadi hancur karena kejadian ini. Apa yang harus ku lakukan selanjutnya. Apa kau punya saran rubah kecil? "ucap Ryouichi sembari mengangkat tubuh dari rubah kecil itu.

"~kyuu"rubah kecil itu terlihat bingung dengan pertanyaan dari Ryouichi.

"Ah, bagaimana kalau anda menemani saya ke kantor penjaga gerbang untuk melaporkan kejadian ini. Disana mungkin anda dapat beristirahat"

"Baiklah, karena aku juga tidak punya rencana lain maka aku akan ikut denganmu. Tapi bagaimana dengan dua orang yang pingsan itu? Apa kau bisa membawa mereka?"ucap Ryouichi.

"Tenang saja, aku sudah memanggil bantuan. Dan seharusnya bantuan itu akan datang untuk membawa dua orang itu, jadi kita bisa pergi langsung ke kantor penjaga gerbang. Mari ikut denganku Letnan Dua Ryouichi" ucap Akari dengan gembira.

Ryouichi dan Akari pun berjalan menuju kantor penjaga gerbang yang berada ditengah kota. Di sepanjang jalan terlihat Akari banyak disapa oleh masyarakat.

"Nampaknya kau cukup terkenal di kota ini yah ?"tanya Ryouichi.

"Hehe… Itu bukan apa-apa"ucap Akira sembari memegang kepalanya dan tersipu.

Akhirnya Ryouichi dan Akari sampai di kantor penjaga gerbang dan mereka berdua pun masuk kedalam kantor itu. Terlihat banyak prajurit dari markas provinsi timur yang ditugaskan di kantor tersebut.

"Ah selamat datang Akari-chan, hmm…? Siapa orang itu? Kriminal baru?" ucap salah seorang prajurit laki-laki yang berada di meja jaga.

Secepat kilat Akari berlari untuk menutup mulut prajurit itu.

"Shhh… Apa kau mau terkena hukuman? Orang itu adalah petinggi pertama yang juga kenal baik dengan Mayor Megumi"ucap Akari

"Heee…?! Orang itu adalah petinggi pertama? Apa kau yakin dengan itu Akari-chan?" ucap prajurit lelaki itu.

Ryouichi pun hanya melihat tingkah kedua prajurit itu dengan heran. Namun tiba-tiba ada sesuatu yang menarik tangannya.

"Hmm…?"

"Apa kakak mau menjadi pacar kakak perempuanku?" ucap seorang gadis kecil yang membawa boneka beruang.

"Ah, siapa kau gadis kecil? Apakah kau tersesat?" ucap Ryouichi sembari duduk berlutut didepan gadis kecil itu dan mengelus kepalanya.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang mengejutkan Ryouichi.

"Apa yang kau lakukan kepada adik ku?!" teriak seorang prajurit wanita yang berlari dan bermaksud untuk menyerang Ryouichi.

"~GUBRAK"

Ryouichi pun terlempar karena tendangan dari prajurit wanita itu.

Akari yang mendengar suara gaduh pun langsung menoleh kebelakang dan terkejut ketika melihat Ryouichi yang pingsan tergeletak di lantai.

"Letnan Dua Ryouichi!" teriak Akari.

Ryouichi pun terbangun karena merasakan sesuatu menjilati wajahnya, dia pun perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya tertidur di sofa.

"Rubah kecil? Dimana ini? "ucap Ryouichi.

"Ah, kakak sudah bangun" ucap gadis kecil yang berada disamping Ryouichi.

Ryouichi pun bangkit dari tidurnya dan duduk.

"~kyuu" nampak ekspresi dari rubah kecil itu yang terlihat khawatir dengan kondisi Ryouichi.

"Kenapa aku bisa berada disini? Ah… Aku ingat ada seorang wanita gila yang tiba-tiba menendangku" gumam Ryouichi

"Apa kakak baik-baik saja?" ucap gadis kecil itu dengan ekspresi polos.

"Ah… aku baik-baik saja terima kasih" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala gadis kecil itu.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan masuklah seorang prajurit wanita yang menendang Ryouichi sebelumnya.

"Ah, kau sudah bangun" ucap prajurit wanita itu sembari membawa air minum untuk Ryouichi.

Ryouichi yang melihat wanita itu pun langsung melompat dan bersembunyi dibalik sofa.

"Aku tidak ada niatan jahat terhadap adikmu, jadi tolong jangan tendang aku lagi" ucap Ryouichi dari balik sofa.

"Tenanglah, aku tidak akan menendangmu lagi. Akari sudah menjelaskan padaku tentang dirimu. Maaf sebelumnya sudah salah sangka kepadamu, Letnan Dua Ryouichi" ucap prajurit wanita itu sembari membungkuk.

Ryouichi yang melihat hal itu pun langsung keluar dari balik sofa dan berjalan kearah prajurit wanita itu.

"Syukurlah kalau kau sudah tidak salah paham kepadaku. Aduh…" ucap Ryouichi sembari memegang kepalanya .

"Apa kau baik-baik saja?" ucap prajurit wanita itu

Prajurit wanita itupun berjalan kearah Ryouichi dengan khawatir, namun tiba-tiba prajurit wanita itu tersandung sesuatu dan jatuh menimpa Ryouichi.

"~GUBRAK"

"Aduh, apa kau baik-baik sa--? Hmm… Lembut dan kenyal? Perasaanku tidak enak" ucap Ryouichi yang membuka matanya.

Ryouichi melihat tangannya yang menyentuh dada dari prajurit wanita itu dan malah meremasnya lagi. Tiba-tiba Akari membuka pintu dan masuk kedalam ruangan itu.

"Letnan Dua Ryouichi, apa anda sudah bangun--?" ucap Akari namun terpotong setelah melihat kejadian dimana Ryouichi meremas dada prajurit wanita itu.

"Ma-maaf sudah menganggu anda!" teriak Akari sembari terburu-buru keluar dari ruangan itu dan menutup pintu dengan keras.

"Kau salah paham!"teriak Ryouichi.

"Bi-bisakah kau berhenti meremasnya? Aku sudah tidak tahan lagi" ucap prajurit wanita itu dengan ekspresi yang membuat nafsu pria manapun menjadi naik.

"Ma-maaf" teriak Ryouichi lalu terburu-buru berdiri.

Gadis kecil didalam ruangan itu pun hanya melihat Ryouichi yang sedang salah tingkah.

"Kakak, ternyata kakak adalah orang yang mesum" ucap gadis kecil itu sembari menjauh dari Ryouichi beberapa meter.

"Sudah kubilang, itu semua salah paham!" ucap Ryouichi yang berusaha menjelaskan .

Prajurit wanita itu pun bangun dan berdiri di hadapan Ryouichi. Prajurit wanita itu terlihat memiliki pupil mata berwarna biru yang indah, rambut ponytail dan juga dada yang tidak terlalu besar namun tetap tampak lekukannya di balik seragam militer.

"A-apa kau baik-baik saja?"ucap Ryouichi

"Aku baik-baik saja, kalau anda sudah sehat sebaiknya anda keluar dari ruangan ini untuk menemui Akari" ucap prajurit wanita itu

"Ah, baik. Tapi sebelum itu, bolehkah aku tahu siapa namamu?" tanya Ryouichi.

"Namaku adalah Natsumi, anda bisa memanggil saya Sersan Natsumi. Senang berkenalan dengan anda Letnan Dua Ryouichi" ucap Natsumi dengan tatapan yang dingin sembari menggendong gadis kecil itu dan melangkah keluar dari ruangan itu.

"Ah… Nampaknya aku telah membuat Natsumi benci denganku. Kalau Rose tahu tentang hal ini, sudah pasti dia akan membunuhku. Dengar rubah kecil, jangan pernah memberitahukan hal ini pada siapapun, mengerti?" ucap Ryouichi sembari mengangkat rubah kecil itu

"~kyuu"

Ryouichi pun keluar dari ruangan itu dan bertemu dengan Akari.

"Akari!" teriak Ryouichi menyapa Akari.

"Letnan Dua Ryouichi, maaf sudah salah paham padamu tadi. Natsumi sudah menjelaskan semuanya padaku" ucap Akari.

"Syukurlah kau sudah tahu semuanya" ucap Ryouichi lega.

"Tapi, bukankah kau terlalu beruntung Letnan Dua Ryouichi? Sampai bisa meremas dada wanita yang baru pertama kali anda temui" ucap Akari sembari menyilangkan tangannya.

"Sudah kubilang aku tidak ada niatan seperti itu. Sudahlah, nampaknya hari sudah sore. Aku akan kembali ke markas provinsi timur dulu" ucap Ryouichi

"Mengapa anda tidak menginap saja disini ? "ucap Akari.

"Tidak perlu, besok aku akan kembali kesini untuk berkunjung lagi. Dan bisakah kau menyampaikan permintaan maafku kepada Sersan Natsumi?" ucap Ryouichi

"Baiklah, akan kusampaikan permintaan maaf anda ke Natsumi" ucap Akari.

Ryouichi pun melangkah keluar dari kantor penjaga gerbang dan berjalan pergi dari pusat kota.

Ryouichi pun berjalan pelan namun tiba-tiba ada suara seseorang yang menyapanya.

"Ryouichi?" ucap Kapten Saito yang mengemudikan mobil jeep.

"Kapten Saito, mengapa anda ada disini? "tanya Ryouichi yang terkejut melihat Kapten Saito.

"Kolonel Ryota memintaku untuk membeli sesuatu. Naiklah, aku akan mengantarmu sampai markas provinsi" ucap Kapten Saito

Ryouichi pun menerima tawaran dari Kapten Saito dan naik mobil jeep bersamanya.

"Ryouichi, nampaknya kau tertarik untuk memelihara binatang yah? Rubah kecil dikepalamu itu nampak sangat dekat denganmu" ucap Kapten Saito sembari mengemudi.

"Ah, rubah kecil ini adalah [Elemental Beast]" ucap Ryouichi santai.

Tiba-tiba Kapten Saito menghentikan mobil itu secara mendadak dan terlihat menatap Ryouichi

"A-apa kau bilang tadi? [Elemental Beast]?" tanya Kapten Saito tidak percaya.

"Ya benar, dan nampaknya aku sudah membuat kontrak dengan nya" ucap Ryouichi.

"Kontrak dengan [Elemental Beast]? Kau tidak sedang bercanda denganku kan?" ucap Kapten Saito

"Tidak, lihatlah tanda yang ada ditelapak tanganku ini" ucap Ryouichi sembari menunjukkan telapak tangannya ke Kapten Saito.

Kapten Saito terlihat terkejut dan menghela nafas.

"Mau berapa kali kau membuatku terkejut? Aku sampai kehabisan kata-kata" ucap Kapten Saito sembari menggelengkan kepalanya.

Kapten Saito pun melanjutkan perjalanan dan tidak beberapa lama, mereka berdua sampai di markas provinsi timur.

"Dengarlah Ryouichi, pastikan untuk memberitahu tentang [Elemental Beast] itu kepada Kolonel Ryota" ucap Kapten Saito.

"Baiklah Kapten" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun bergegas menuju ruangan Kolonel Ryota.

"Kolonel Ryota! Apa kau ada didalam?" ucap Ryouichi sembari mengetuk pintu ruangan Kolonel Ryota.

"Masuklah Ryouichi" ucap Kolonel Ryota

Ryouichi pun membuka pintu dan masuk kedalam ruangan itu.

"Kolonel Ryota lihatlah! Aku baru saja menemukan [Elemental Beast] dan membuat kontrak dengannya" ucap Ryouichi sembari menunjukkan rubah kecil itu

"Hmm... bagus untukmu" ucap Kolonel Ryota sembari meminum kopinya.

Kolonel Ryota merasa ada yang aneh dan mencoba bertanya kembali pada Ryouichi.

"Bisa kau ulangi?"

"Aku menemukan [Elemental Beast] dan membuat kontrak dengannya" ucap Ryouichi

"[Elemental Beast]?! "teriak Kolonel Ryota.

"Ada apa denganmu Kolonel Ryota? Mengapa tiba-tiba berteriak seperti itu?" tanya Ryouichi

"Mau sampai kapan kau berniat untuk membuatku terkejut?" ucap Kolonel Ryota sembari menghela nafas.

Kolonel Ryota pun berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Ryouichi yang sedang memegang rubah kecil itu. Kolonel Ryota pun berusaha untuk menyentuh rubah kecil itu dengan jari telunjuknya.

"~kyuuu!" rubah kecil itu pun langsung mengigit jari Kolonel Ryota.

"Aduh! [Elemental Beast] sialan, lepaskan jariku" teriak Kolonel Ryota.

Rubah kecil itu lalu melepaskan gigitannya dan melompat ke kepala Ryouichi.

"Kolonel, kau menakuti rubah kecil ini" ucap Ryouichi.

"Rubah kecil? Asal kau tahu, rubah kecil itu adalah binatang suci yang bisa menghancurkan satu kota dalam sekejap" ucap Kolonel Ryota.

"Rubah kecil yang imut ini bisa menghancurkan kota dalam sekejap? Apa kau bercanda Kolonel?" ucap Ryouichi

"[Elemental Beast] yang berada diatas kepalamu itu masih anak-anak. Jika sudah tumbuh dewasa, rubah itu bisa menjadi buas. Namun kau tidak perlu khawatir, karena kau sudah membuat kontrak dengannya. [Elemental Beast] itu tidak bisa melanggar kontrak, asalkan pemegang kontrak adalah orang yang baik maka [Elemental Beast] itu juga akan menjadi baik" ucap Kolonel Ryota sembari membakar dan menghisap rokoknya.

"Kau dengar itu rubah kecil? Akan kupastikan kau menjadi [Elemental Beast] yang baik" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala rubah kecil itu.

"~kyuu"

"Jadi, apa kau sudah memberi nama [Elemental Beast] itu?" tanya Kolonel Ryota.

"Hmm… Nama yah. Bagaimana dengan Reina?"

"~kyuu" rubah kecil itu pun terlihat senang dengan nama pemberian Ryouichi.

"Baiklah kalau begitu, mulai dari sekarang namamu adalah Reina" ucap Ryouichi sembari mengangkat rubah kecil itu.

"Baiklah Ryouichi, ingatlah untuk selalu mengawasi [Elemental Beast] itu. Jangan pernah melepaskan matamu dari [Elemental Beast] itu" ucap Kolonel Ryota.

"Baiklah Kolonel, aku akan terus mengawasi Reina. Kalau begitu, aku pergi dulu" ucap Ryouichi sembari keluar dari ruangan .

"Ayumi, mengapa anak itu mirip sekali denganmu? Bahkan [Elemental Beast] miliknya sama dengan milikmu dulu. Apakah ini takdir?" ucap Kolonel Ryota sembari menghisap rokoknya dan melihat ke jendela.

Ryouichi pun beristirahat bersama dengan Reina dan menunggu hari esok untuk kembali mengunjungi pusat kota provinsi.