Ia tidak tahu, Rain bingung. Sangat bingung.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Hanya itu yang Rain pikirkan. Ia takut melukai perasaan Gevan lebih dalam. Namun ia juga tidak bisa membuat Gevan bahagia dengan membalas perasaan Gevan. Alasannya hanya satu, Arkan. Siapa lagi jika bukan Arkan. Kenapa Rain tidak bisa melupakan Arkan, mengikhlaskan Arkan? Kenapa yang terngiang di kepalanya hanya Arkan, Arkan dan Arkan saja? Ia pun bingung. Kapan ia bisa mengikhlaskan Arkan dan berpaling ke Gevan.