"Aku egois dimananya Rain? Aku udah sabar nungguin kamu dan gak maksa - maksa kamu buat jadi pacar aku sekarang juga. Kalau aku maksa aku pasti udah langsung mengklaim kamu pacar aku. Tapi nyatanya aku tidak melakukannya kan? Aku selalu ngejagain perasan kamu dan tulus nungguin kamu. Kurang tulus bagaimana lagi aku ngertiin kamu Rain? Kurang apa? Ayo sebut Rain!" ucap Gevan dengan nada meninggi. Kesabarannya hampir habis.
Rain terdiam begitu saja tak bisa menjawab perkataan Gevan. Benar kata Gevan, Gevan tidak pernah egois dengan dirinya. Mungkin dirinya yang terlalu berlebihan menanggapinya. Nyatanya Gevan biasa saja, tidak pernah memaksanya sama sekali, mungkin nada suaranya saja yang terdengar sedikit mendesak.