Chereads / Rainata / Chapter 11 - 10. Rapat Guru

Chapter 11 - 10. Rapat Guru

Selama ada gue, gue pastikan dia akan selalu bahagia

# Gevan Radian Juniarta

"Selamat pagi Pangeran" sapa seorang gadis yang barusan tiba-tiba duduk didepannya dan di depan Rain

Rain terdiam hanya memeperhatikan saja tidak berkomentar apapun, ia masih asyik mengunyah roti bakar pemberian Gevan tadi

"Nama gue Gevan, bukan Pangeran" sahut Gevan sedikit ketus, ia merasa tidak nyaman ketika ada gadis ini di sekitarnya, terlebih sekarang ada Cantik disampingnya. Bukan apa-apa Gevan hanya tidak mau Cantik salah paham, takut-takut Cantik mengira bahwa gadis inilah yang disukainya, padahal yang Gevan maksud adalah dirinya, Cantik. Ya benar sekali ia memang memiliki perasaan lebih ke Cantik, ia menyukainya lebih dari sekedar sahabat. Ia berharap bisa menjadikan Cantik sebagai kekasihnya. Namun sepertinya itu hanyalah angan belaka. Pada kenyataannya Cantik hanya menganggapnya sebagai sahabat, tidak lebih. Namun ini masih lebih baik daripada tidak sama sekali bukan?

"Iya gue tahu nama lo Gevan, tapi "Pangeran" adalah sebutan yang cocok untuk lo dari gue. Semacam panggilan kesayangan dari gue untuk lo"

"Tapi gue gak suka dipanggil "Pangeran", terlalu berlebihan. Gue manusia bukan Pangeran" jawab Gevan lagi

"Pangeran juga adalah manusia Gevan sayang" ungkap gadis tersebut terang-terangan

"Jangan panggil gue sayang, ada hati yang harus gue jaga" jawab Gevan menohok gadis tersebut

"Oh ya? Siapa? Apa lo sudah punya pacar sekarang? Setahu gue Gevan Radian Juniarta tidak pernah dekat dengan perempuan manapun, kecuali dia" jawab Gadis tersebut dengan melirik perempuan disamping Gevan yang ia tidak tahu siapa namanya

"Dia siapa maksud lo? Cantik?"

"Siapa Cantik? Gue gak kenal"

"Ini perempuan yang duduk disamping gue namanya Cantik" jawab Gevan sengaja membuat gadis tersebut tersulut emosi. "Cantik kenalan gih sama dia, apa lo udah selesai makan?" kata Gevan dengan lembut sambil menoleh kearah Rain

"Eh…udah kok Gevan. Hai kenalin nama saya Rainata Deviana Senja, saya murid baru disini dan kebetulan saya duduk sebangku dengan Gevan. Nama kamu siapa?" tanya Rain ramah pada gadis tersebut

"Nama panggilan lo siapa? Kok Gevan manggil lo "Cantik"? tanya gadis itu kepada Rain dengan jutek

"Nama panggilannya Rain, tapi gue lebih suka manggil dia "Cantik", karena dia Cantik. Cantik wajah dan Cantik hatinya" jawab Gevan semakin membuat gadis di depannya emosi

"Oh ya? Memangnya secantik apa hatinya? Wajah gue gak kalah cantik kok dengan dia" jawab gadis tersebut dengan nada meninggi

"Lo pernah lihat Bidadari yang turun dari kahyangan?" tanya Gevan pada gadis tersebut. Rain hanya diam tidak berani membuka suara, ia memiliki firasat yang kurang baik. Ia merasa setelah ini akan terjadi pertengkaran hebat antara Gevan dengan gadis di depannya ini

"Enggak, gue gak pernah lihat" jawab gadis tersebut dengan singkat

"Ini perempuan yang mengaku namanya Rainata Deviana Senja adalah bidadari yang turun dari kahyangan, yang duduk di depan lo ini" jawab Gevan membuat Rain terkejut dibuatnya

"Apaan sih Ge, jangan berlebihan. Aku manusia biasa Gevan, bukan bidadari" ungkap Rain baru membuka suaranya

"Iya gue tahu lo manusia, bidadari yang menjelma sebagai manusia" perjelas Gevan. Ia sengaja membuat gadis di depannya ini emosi, agar ia segera pergi dari hadapannya

"Apa spesialnya dia sih Ge?" tanya gadis tersebut dengan raut sedihnya

"Yang jelas dia jauh lebih spesial dari apapun juga di dunia ini, gue harus menjaganya dan gak akan ngebiarin dia terluka sedikitpun. Selama ada gue, gue pastikan dia akan selalu bahagia" ungkap Gevan tulus

"Apa itu artinya gue gak bisa masuk ke hati lo? Jelas-jelas gue yang berjuang, kenapa dia yang hanya diam yang malah mendapatkan hati lo dengan mudahnya?" tanya gadis tersebut lagi

"Bukan gue yang milih Ta, tapi hati gue yang milih untuk berlabuh dimana" jawab Gevan polos

"Oke gue minta maaf udah ganggu lo berdua, gue akan pergi dari sini sekarang" jawab gadis tersebut murung

"Eh jangan, disini aja gak apa-apa kok, Gevan gak akan keberatan juga. Iya kan Ge?" tanya Rain ke Gevan

"Hmm.. Gak apa-apa asal lo gak ngerasa keganggu aja kalau ada dia disini"

"Huss Gevan gak boleh gitu, yuk sini diam disini aja gak usah pergi" ajak Rain pada gadis tersebut

Gadis tersebut terdiam, dalam pikirannya ia berpikir keras. Pantas saja Gevan menyukai gadis ini, hatinya benar-benar baik seperti bidadari.

"Iya makasih ya Rain" ucap gadis tersebut dengan tulus

"Oh iya nama kamu siapa?" tanya Rain kepada gadis tersebut

"Kenalin nama gue Thalita Anastasia dari kelas X IPS 2, senang kenal dengan lo Rain. Semoga kita bisa berteman baik ya"

"Pasti, kita pasti bisa temenan dengan baik kok" jawab Rain dengan polos

"Lo dan Gevan udah makan? Ke kantin yuk?" ajak Thalita denga ramah

"Wah maaf, saya dan Gevan sudah makan. Tadi Gevan bawain Roti bakar buat saya dan dirinya sendiri, jadi kami udah makan" jawab Rain merasa tak enak

Beruntung banget ya lo Rain, sampai dibawain roti bakar segala sama Gevan. Gue aja yang udah ngedeketin dia hampir 6 bulan semenjak baru dimulainya MOS sampai sekarang gak pernah direspon sedikit pun sama dia, ungkap Thalita di dalam hatinya

"Oh gitu yaudah deh gak apa-apa, gue ke kantin dulu ya?" tanya Thalita, berharap Gevan mau menemaninya, namun Gevan sama sekali tidak memberikan respon apapun. Gevan hanya terdiam di tempatnya

"Mau ditemani? Tawar Rain dengan ramah

"Eh gak apa-apa gue bisa sendiri kok, gue duluan ya. Biar gak keburu bel masuk" pamit Thalita dengan melambaikan tangannya, lalu melesat menghilang dari pandangan

Pada saat perjalanan ke kantin Thalita terus terdiam, pikirannya tidak henti-hentinya mengarah kepada Rain. Ia iri pada Rain yang bisa duduk sebangku dengan Gevan, yang bisa diperhatikan dengan penuh oleh Gevan

Ditempat berbeda di ruangan kelas X Bahasa 1

"Jadi? Dia yang kamu suka Ge?" tanya Rain membuka suara

"Hah? Dia siapa?" bingung Gevan

"Itu loh yang barusan tuh, siapa namanya?"

"Tuhkan belum juga beberapa menit lo udah pelupa, dasar pikun" ejek Gevan

"Ih serius Gevan aku tuh lupa"

"Thalita Anastasia maksud lo?"

"Iya itu"

"Kenapa sama dia?"

"Dia yang kamu maksud? Kamu suka sama dia kan?"

"Kenapa nanyanya gitu?"

"Ih Gevan kok nanya balik sih? jawab aja kenapa sih"

"Bukan"

"Kok bukan? Terus siapa dong?"

"Siapa apanya?"

"Yang kamu suka, siapa?"

"Kok lo kepo banget sih? emang mau tahu banget ya?"

"Yaiyalah aku tuh pengen tahu banget siapa yang kamu suka"

"Buat apa?, kasian entar lo cemburu lagi"

"Ih Gevan kepedean banget sih, ya enggak lah ngapain aku cemburu, aku seneng lagi kalau Gevan bahagia sama pacar Gevan"

"Belum cantik, gue belum jadian sama dia, gue juga gak tahu kapan gue bakal jadian sama dia, yang jelas itu sangat sulit. Kan udah gue bilang, dia… tak tergapai, dia… gak peka sama sekali"

"Oh jadi bukan Thalita Anastasia itu yang kamu suka?" tanya Rain lagi

"Bukan Cantik, orangnya ada di kelas ini kok. Kita cukup dekat, namun dia gak peka. Dia gak sadar kalau gue suka sama dia, melebihi dari apapun di dunia ini"

"Semangat Gevan, kamu pasti bisa kok mendapatkan hatinya. Kamu hanya perlu bersabar, hingga dia sadar bahwa kamu sangat menyukainya"

"Makasih Cantik, doain gue ya"

"Mau minta doa apa? pasti saya doakan kok"

"Doain, supaya dia bisa menjadi kekasih gue nantinya"

"Siap Gevan, pasti saya doakan. Apakah kamu tidak berniat menceritakan siapa dia kepada saya?"

"Nanti Cantik, belum waktunya lo tahu semuanya sekarang. Gue takut jika nanti lo tahu, lo malah membenci gue dan menjauh dari hidup gue. Gue gak bisa jika lo jauh dari gue Cantik"

"Gak akan Gevan, saya tidak egois. Saya juga ingin sahabat saya bahagia. Dan Gevan adalah satu-satunya sahabat saya, saya juga ingin Gevan bahagia dengan pilihan Gevan"

Gevan tersenyum mendengarnya. Andai lo tahu Cantik, gadis yang gue suka adalah lo Cantik. Lo yang berhasil buat gue merasakan indahnya mencintai, mencintai sahabat gue sendiri. Andai lo tahu.. ucap Gevan dalam hatinya

"Makasih Cantik, tetap jadi sahabat gue ya. Jangan pernah berubah karena alasan apapun. Gue tulus sama lo" ungkap Gevan tulus

"Pasti Gevan, saya akan terus menjadi sahabat Gevan"

TENG TENG TENG TENG

Bertepatan dengan Rain menjawab itu, bel tanda istirahat telah berakhir. Semua siswa-siswi berhamburan masuk ke dalam kelas X Bahasa 1 dan mulai menduduki bangkunya masing-masing. Rain dan Gevan terdiam di tempatnya, hingga seorang guru datang dan berkata,

"SELAMAT SIANG ANAK-ANAK" sapa Bu Linda dengan ramah

"SIANG BU" jawab siswa-siswi dengan kompak

"Hari ini guru-guru ada rapat sebentar di ruang guru, kalian silahkan jawab pertanyaan di Bab selanjutnya ya, jangan berisik dan jangan ada yang berkeliaran di luar kelas" ungkap Bu Linda dengan tenang

"BAIK BU" jawab siswa X Bahasa 1 dengan kompak

"Ibu tinggal dulu ya anak-anak jika sudah selesai ketua kelas dan sekretaris silahkan kumpulkan di meja ibu"

"Baik bu" ucap ketua kelas dan sekretaris berbarengan

Bu Linda keluar kelas menuruni tangga dan berjalan di koridor menuju ruang guru. Sesampainya di ruang guru semua guru sudah menunggunya, dan rapat pun dimulai.