"Andai kalau kita berkolaborasi, apa kekuatan magis api milikku tidak terhisap oleh kekuatan magis kegelapan milikmu?" Lyosha memegang dagunya tanda berfikir.
"Malah itu suatu hal yang hm...inovatif, maksudku, nampaknya tidak akan ada kendala. Karena terhisap bukan berarti dihilangkan. Bisa jadi dengan itu tercipta suatu bentuk yang baru, karena pengabungan energi magis yang lebih cepat." Moriz melirik ke arah jam sebelas. "Hm, kau mau mencobanya?"
"Ku rasa sekarang belum saatnya. Kita tunggu momen yang tepat. Sedikit lagi," ujar Lyosha.
Mereka telah merasakan ada suatu hal yang janggal. Dengan mudahnya Lyosha mencairkan es yang melapisi permukaan labirin itu hanya suatu pancingan. Karena musuh yang sebenarnya sudah muncul.
"Hahh, aku benci alas kaki yang basah," keluh Moriz. "Mari kita cepat selesaikan mahluk itu. Karena kita harus cepat mendapatkan sebuah petunjuk untuk keluar dari sini."
"Tanpa kau suruh sudah pasti akan aku lakukan," sahut Lyosha dengan senyum miring.