"Ya, aku memang biadab. Aku juga menjijikan, tapi itu semua membuat aku abadi. Kehadiran keluarga yang sempurna tidak menjamin apapun di kehidupan ku. Asalkan aku bisa hidup sampai selamanya, maka itu tak masalah bagiku kalaupun harus menghabisimu sekarang juga. Dasar cucu tidak tahu diri."
"Daniel awas!"
TRAKK
Daniel menghadang serangan Gianno. Bagaimana pun juga, dia tak bisa membiarkan rasa sakit hatinya terus berkecamuk seperti ini. Ia ingin pertarungan ini dapat menyadarkan kakeknya itu kalau dia telah menempuh jalan yang salah selama ini.
"Kenapa hm? marah? kau memang cucu yang berani pada kakeknya. Seharusnya kau berterima kasih karena sudah ku manjakan selama ini," uamcap Gianno. "Kau harus merelakan dirimu menjadi makanan ku dan sumber ekstrak energi bagiku secara langsung. Kau tak perlu lagi berpikir untuk melawan, ayah dan ibumu pasti sudah mati di tangan anak buah ku. Kerajaan ini juga pasti akan hancur setelah ini, dan kau! tak punya daya untuk melawanku!"