Setelah 30 menit berlalu. Lysander yang masih memejamkan mata merasa ada sebuah sentuhan halus pada kulitnya, sentuhan yang dingin seperti salju.
Lysander masih belum memperdulikan sentuhan dingin tersebut. Dia masih fokus terhadap pemikirannya. Terlalu sibuk dengan irama pernafasannya. Terlalu sibuk dan tenggelam dalam pikirannya yang semuanya tertuju untuk berlatih.
Harry yang melihat itu tersenyum. Ia kagum dengan Lysander yang bisa setenang itu. Semudah itu untuk fokus. Karena yang paling sulit itu sebenarnya adalah bagaimana menjaga pikiran agar tetap fokus.
Lysander terlihat seperti sedang tidur sambil berdiri. Tapi Harry tahu kalau Lysander tidaklah tertidur, ia tetap terjaga. Setelah itu Harry juga mulai mempertajam kepekaannya pada energi magis. Mudah saja, karena ia jauh lebih dulu menguasainya daripada Lysander.