Chereads / HEAVENLY / Chapter 7 - GIFT

Chapter 7 - GIFT

Malam ini bulan sabit menghiasi langit malam, yang di kelilingi oleh bintang-bintang yang memperlihatkan cahayanya.

Angin malam yang sesekali berhembus dan membuat daun-daun berjatuhan, membuat suasana menjadi lebih tentram dan melengkapi malam ini.

Begitupun dengan angin yang berhembus masuk ke setiap jendela mansion mewah ini yang membuat sedikit suasana mansion menjadi horor. Maksud ku adalah rumah kecil saja akan terasa mengerikan apa bila sepi di malam yang seperti ini apalagi dengan mansion sebesar ini.

Para maid di mansion itu tengah berbaris dengan rapi di depan pintu termasuk ibu Yuju, terhitung ada lima maid di mansion ini dan semuanya wanita dengan umur yang hampir sama hanya dua maid saja yang masih berumur kan dua puluh satu tahun, yaitu Kay dan Rose mereka yang menjadi termuda di sini.

Jam besar di mansion itu telah menunjukkan pukul sepuluh lewat tiga puluh malam tapi orang yang di tunggu-tunggu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Kenapa tuan lama sekali? apa mungkin dia tidak jadi pulang?" keluh Leah.

"Hah... aku sudah capek berdiri sedari tadi, kaki ku pegal." ucap maid lainnya.

Minji ibu Yuju pun sama capek nya dengan yang lain mereka semua sudah menunggu sedari tadi.

"Mungkin tuan sedang mengurus sesuatu makanya dia tidak kunjung datang." ujar Minji.

"Ya ampun, kaki ku sudah seperti akan patah saja." keluh Kay.

KREKK...

Pintu di hadapan mereka terbuka dengan lebar membuat kelima maid itu terkejut dan segera membungkuk kan badan ketika melihat sosok pria yang berdiri di depan pintu itu.

"WELCOME BACK YOUNG MASTER!" seru para maid dengan kompak.

Pria yang mereka sebut dengan tuan muda itu berjalan memasuki mansion. Para maid masih membungkuk kan badannya.

Itu merupakan salah satu hal wajib yang harus mereka lakukan jika sang tuan muda telah kembali ke mansion, membungkuk kan badan mereka hingga pria itu menghilang dari pandangan mereka.

Suara dentuman sepatu yang berjalan tiba-tiba berhenti tepat di tengah-tengah mereka.

"Angkat badan kalian." singkat kalimat itu.

Sontak para maid menegakkan badan mereka. Dalam hati mereka bertanya kenapa tuan muda mereka meminta mereka untuk berhenti membungkuk kan badan? pasalnya ia tidak pernah meminta mereka seperti itu.

Mata para wanita maid itu menatap tuan muda itu dengan terpukau, untuk pertama kalinya mereka melihat wajah yang selama ini menjadi tuan mereka dengan jelas. Yang selama ini menggaji mereka.

"Apa kalian mengurus dengan baik mansion ini selama aku tidak ada?"

Para maid mengangguk dan menjawab "Tentu tuan kami mengurus nya dengan baik!"

Tuan muda itu kemudian melihat sekeliling mansion nya, melihat wajah para maid nya satu-satu yang membuat para wanita itu gugup dan menelan ludah.

Lalu berjalan pergi meninggalkan para maid yang menatap punggung pria itu tanpa mengatakan apapun lagi.

...

Wanita cantik bernama Yuju kini sedang duduk di meja makan sedang memakan hidangan sederhana yang sudah ia masak.

Tidak banyak, hanya ada semangkuk sup rumput laut, kimchi, ikan goreng, dan semangkuk nasi khas masakan Korea. Ia memakan masakan nya dengan tenang dengan lampu kecil di atas meja makannya yang menjadi penerangan.

Jika kalian ingin mengetahui perasaan Yuju di saat ia makan sendirian seperti ini maka hanya satu jawaban yang ia punya yaitu sepi.

Yah... ia merasa kesepian ia merindukan sosok sang ayah meskipun ayah nya bisa di katakan pria yang paling ia benci namun tetap saja Yuju merindukan sosok pria itu.

Selama ini ialah bersama sang ibu yang berjuang untuk menjalani hidup hingga saat ini dimana dirinya sudah dewasa dan mulai mengerti semuanya.

Yuju menyelesaikan makan malam dan membawa piring dan peralatan makan nya ke bak cuci piring, lalu mulai menggosok piring nya hingga bersih satu persatu.

Kini Yuju tengah berada di kamar nya setelah mematikan seluruh lampu di setiap ruangan untuk menghemat listrik, ia menyadarkan punggungnya pada dashboard kasur miliknya dengan sebuah buku novel yang berada di pangkuannya.

Yuju membaca setiap kata dan lembar pada novel itu dengan tenang dan serius, ini kebiasaan yang selalu dia lakukan saat insomnia kembali mendatangi dirinya. Saat akan membalik ke halaman selanjutnya Yuju teringat sesuatu.

Ia meletakkan novel itu di samping kanan nya dan membuka laci lemari kecil yang berada di samping kiri kasur nya. Dan keluarlah sebuah kalung yang di hiasi liontin cantik yang ia dapatkan satu hari yang lalu.

Yuju melihat kalung itu kemudian tersenyum "Liontin ini benar-benar cantik."

Dia sangat menyukai liontin yang tidak sengaja ia temukan itu.

Lalu ia membawa kalung itu ke arah leher mulus nya dan mengaitkannya, kalung itu terlihat sangat cantik dan pas di leher miliknya.

Karena malam yang sudah mulai larut Yuju mematikan lampu tidurnya dan membaringkan badannya lalu menutupi dirinya dengan selimut untuk segera menyelami alam mimpi.

...

"Ya ampun, ternyata wajah tuan muda sangat tampan." ucap wanita dua puluh satu tahun itu dengan heboh.

Empat orang wanita paruh baya lainnya tertawa melihat tingkah wanita muda yang hampir seumuran dengan anak mereka.

"Kau benar, selama ini kita tidak pernah melihat parasnya dengan jelas namun kali ini kita benar-benar melihat nya di depan kita." sambung Leah.

"Tapi tidak biasa nya tuan muda bertanya seperti tadi kepada kami." ujar Kay yang sedang duduk di samping ranjang.

"Benar, mungkin suasana hati nya sedang baik saja." jawab Minji.

Kelima maid itu sedang berada di dalam kamar yang luas dengan lima tempat tidur yang saling berhadapan dengan rapi, dan cat dinding yang berwarna putih. Dan selama mereka bekerja di sini, di kamar ini lah mereka tidur bersama.

"Aku yakin sekali pasti tuan muda memiliki kekasih, astaga... aku pun bahkan dengan senang hati akan menjadi kekasih nya."

"Hahaha... seperti nya kau mengkhayal dengan sangat baik." ejek Rose.

"Sudah... sudah, sebaiknya kita tidur kini tuan muda sudah ada di mansion kita harus bangun dengan cepat dan menyiapkan segalanya besok pagi untuk tuan muda." ucap Minji yang sudah membaringkan badannya.

keempat maid wanita lainnya pun mengangguk dan ikut membaringkan badannya kemudian mematikan lampu kamar itu dan segera menutup mata.

...

Jam terus berputar menunjukkan pukul dua malam. Begitu pun dengan suara ketukan jendela yang terus mengganggu tidur wanita cantik berambut panjang itu.

Yuju dengan kesal bangkit dari acara tidurnya dan mengacak-acak rambutnya frustasi "REALLY!? yang benar saja di tengah malam begini siapa yang mengetuk-ngetuk jendela tanpa henti!"

Yuju turun dari ranjangnya menyibakkan selimut nya dan berjalan ke arah jendela kamarnya membuka gorden putih itu.

Matanya melirik sana sini rumah-rumah tetangga nya yang sepi dan jalanan juga yang ikut sepi dan gelap, maksud ku adalah ini jam dua malam tidak mungkin kan di luar masih ramai yang benar saja!

Yuju menutup kembali gorden "Kalau begitu... suara tadi dari mana?"

Yuju memutar otaknya, kalau di pikir-pikir orang gila mana yang memperbaiki rumah jam segini jika saja dugaan nya tentang tetangga nya yang sedang memperbaiki rumah benar.

Tak...

Suara seperti lemparan batu kecil pada pintu rumah nya membuat Yuju mematung, kali ini ia yakin bahwa suara itu berasal dari luar rumahnya.

Yuju membuka pintu kamarnya dan berjalan keluar dengan pelan lalu menyalakan saklar lampu ruang tengah miliknya, sebisa mungkin ia tidak mengeluarkan suara. Langkah nya berhenti tepat di depan pintu rumahnya, jantung Yuju berdetak dengan cepat.

Ia sungguh takut, bagaimana kalau ia membuka pintu rumahnya dan tiba-tiba ada orang asing di depan pintunya.

Yuju menelan ludahnya sendiri dengan susah payah, lalu tangan kanan nya dengan perlahan meraih gagang pintu. Yuju berdoa dalam hati agar ia selamat ketika ia membuka pintu ini.

Dan dengan perlahan pun Yuju memutar kunci pintunya dan membuka pintunya dengan sangat pelan, mata nya mengintip dari cela pintu dan kosong.

Tidak terdapat siapa pun di sana, Yuju pun membuka pintunya sepenuhnya. Kepalanya menengok kesana kemari dan tidak ada siapapun. Hanya angin malam yang terasa dingin menerpa kulit nya.

Dan ketika kaki nya akan melangkah keluar ia menginjak sesuatu, pandangan Yuju pun turun kebawah melihat apa yang sudah dia injak.

Sebuah kotak berbungkus kan kertas merah.

"Eoh? a-apa ini?" Yuju menundukkan kemudian mengambil kotak persegi panjang itu.

Yuju kembali melihat sekeliling rumahnya dan masih sama tidak ada seorang pun yang ia lihat, dikarenakan Yuju yang mulai meresa merinding dengan terpaksa Yuju membawa kotak itu masuk kedalam rumahnya. Dan kembali melangkah masuk kedalam kamar.

Yuju duduk di meja riasnya dan meletakkan kotak itu memutar kotak itu untuk memeriksa jika saja kotak ini memperlihatkan keanehan, namun tampaknya ini hanya kotak biasa saja.

Yuju lalu meraih gunting di meja riasnya dan mengunting kertas merah yang menutupi kotak itu.

Dan saat itu juga mata Yuju membola dengan mulut yang terbuka "P-ponsel..."

Yah... di hadapannya adalah sebuah kontak ponsel keluaran terbaru yang sangat ingin ia dapat sewaktu bersama Bella.

Dengan tangan gemetar Yuju membuka kontak ponsel itu, mengeluarkan ponsel baru itu dari kotak nya.

"Astaga... a-apa ini ponsel sungguhan? s-siapa yang meletakkan ini di depan rumah ku."

Tidak mungkin kan seseorang dengan sengaja begitu saja meletakkan ponsel yang bahkan masih terbungkus dengan rapi dan tidak terbuka sama sekali.

Lalu matanya teralihkan pada sebuah kertas putih yang berada di dalam kotak ponsel itu, Yuju meletakkan ponsel itu dan mengambil kertas putih itu.

Yuju membukanya dan membaca sebuah kalimat singkat yang berada di di kertas itu yang membuatnya membeku dan merasakan keluh di lidahnya.

"Kau suka? aku sudah memberikan mu ponsel yang sangat kau ingin kan, dan kini kau harus membalas kebaikan ku." - your love.