Verse berlari keluar dari tempat ATM berada menghampiri mobil hitam di seberang sana yang masih berada di tempatnya seperti biasa.
Verse membuka pintu mobil depan tempat biasa ia duduk di samping supir Jae dan masuk kedalam mobil itu. Ia dengan cepat menengok ke belakang melihat Jae yang menyadarkan kepalanya pada jendela mobil dan memainkan ponsel miliknya.
"T-tuan Jae.... terima kasih," ucap Verse dengan semangat.
Jae melirik dari ponselnya "Untuk apa?"
"Atas uang gaji yang tuan berikan bahkan tuan Jae menambahkan nominalnya."
"Hmmm..."
"itu untuk ibu mu," lanjut Jae.
Verse membulatkan matanya tidak percaya dengan perkataan Jae, ia tidak menyangka Jae memiliki sisi ini dan hati yang baik. Ternyata dugaannya tidak salah terhadap pria tampan itu.
"Terima kasih banyak tuan Jae, anda sangat baik," ucap Verse tulus.
Mobil hitam itu pun mulai berjalan meninggalkan tempat itu. Berjalan menyusuri kota dan melewati gedung-gedung pencakar langit yang menyilaukan.
Jae memandang gedung-gedung itu dan setiap orang-orang yang sibuk berlalu lalang dari dalam kaca mobilnya.
"Baik? heh...." gumam Jae.
...
"Ibu baik-baik saja sayang."
"...."
"Kau tidak perlu khawatir."
"...."
"Bagaimana dengan mu? kau juga harus istirahat."
"...."
"Eoh, ibu pasti akan pulang... tidak lama lagi."
"...."
"Annyeong."
Minji menjauhkan ponselnya dari telinga begitu panggilan itu berakhir dan meletakkan ponsel itu pada kantong baju nya.
"Yuju?" Minji mengangguk.
"Iya, dia menanyakan kabar ku."
"Wajar saja, dia kan anak mu satu-satunya," ujar Leah dengan tangan yang sibuk melipat sebuah bedcover berukuran king size yang sangat lembut.
Minji tersenyum, ia rindu dengan anaknya Yuju. Sejak kecil Yuju selalu saja menempel padanya dan selalu menangis jika ibu nya meninggalkan dirinya. Dan itu sangatlah manis di mata Minji.
Sering kali Minji merasa sedih dan bersalah karena Yuju tidak bisa merasakan kasih sayang seorang ayah seperti anak-anak lainnya hingga dirinya telah dewasa dan tumbuh menjadi wanita yang cantik.
Jauh didalam hatinya pun Minji tau bahwa Yuju sangat ingin melihat sosok ayah nya yang bahkan tidak pernah ingin menggendong anaknya sendiri.
"Minji... MINJI!" teriak Leah.
Minji tersentak. "A-ah? astaga maafkan aku."
"Kau melamun? apa yang sedang kau pikirkan?"
"Tidak ada yang sedang ku pikirkan, aku hanya rindu pada Yuju."
Tap...tap...tap...
Suara langkah kaki mendekat kepada mereka, lantas kedua wanita itu langsung berbalik dan terlihat sang Tuan muda yang turun dari tangga dengan tangan kanan yang membawa sebuah handuk putih.
Pria itu melewati Minji dan Leah berjalan ke arah kolom berenang di mansion itu. Tuan muda itu kemudian menepuk tangannya dua kali.
Leah dan Minji segera menghampiri pria yang sedang berdiri di depan kolom berenang itu.
"Iya tuan?" ucap keduanya bersamaan.
"Bawakan aku wine," Minji dan Leah mengangguk.
Minji dan Leah segera mengambil sebotol wine merah dan satu gelas kaca. Mereka berdua berjalan membawa sebotol wine merah itu.
Minji meletakkan nya di atas sebuah meja kecil di dekat kolam itu dan segera pergi dari sana bersama Leah. Saat Minji dan Leah telah pergi dari sana sang Tuan muda kemudian membuka bajunya memperlihatkan tubuhnya yang sangat gagah dan pundak lebarnya.
Baru saja kedua wanita itu masuk kedalam mansion, mereka sudah di kejutkan oleh dua orang wanita yang terlihat mengintip dari balik jendela.
"Kay? Rose? apa yang kalian lakukan?" tanya Minji kepada dua wanita muda itu.
Kedua wanita itu terlonjak kaget. "A-ah.. kami sedang melihat Tuan muda."
Leah mengerutkan alisnya "Kalian mengintip?!"
Kay dan Rose cepat-cepat meletakkan jari telunjuk mereka di depan bibir mereka sebagai tanda agar tidak ribut. "Sstt... Bibi jangan teriak."
Kedua wanita muda itu kembali mengalihkan perhatiannya pada sosok pria tampan di sana yang sedang berenang dan menyikap rambutnya yang telah basah agar tidak menghalangi wajah rupawan nya.
"Woah.... ini luar biasa, Tuan muda kita sangat tampan," ucap Kay dengan mata yang tidak berkedip.
Rose mengangguk menanggapi dengan mulut yang sedikit terbuka. "Kau benar Kay! Tuan muda kita benar-benar tampan. Jantung ku bahkan berdetak kencang."
"Kalau begini caranya bisa-bisa kita jatuh cinta padanya," tambah Rose.
Minji dan Leah geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua wanita muda itu dan terkekeh geli. Dua gadis itu betul-betul tidak berkedip melihat sosok pria di depan sana yang kembali berenang dengan bebasnya.
...
Bella menarik tangan kanan Yuju dengan sedikit paksaan dan Yuju yang sedikit menyeret langkahnya.
"Astaga Bella apa-apaan ini! kau mau menarik ku kemana?" omel Yuju.
Bella berdecak. "Ck... sudah ikut saja, tidak usah protes."
Yuju pun hanya menghela nafas dan pasrah dengan kelakuan temannya yang unik ini.
Dan di sinilah mereka di dalam sebuah toko baju yang cukup banyak di gandrungi oleh orang-orang karena berbagai macam baju nya yang modis.
"Bella... kau ingin beli baju?" tanya Yuju heran.
Bella sibuk dengan kedua tangannya yang melihat-lihat setiap deret baju yang di gantung dengan berbagai macam model, warna, dan ukuran.
"Bukan aku, tapi kau," jawab Bella singkat.
Yuni menunjuk dirinya sendiri. "Aku? tapi aku tidak ingin beli baju Bella."
Bella berbalik dan memutar matanya malas. "Kau harus beli setidaknya satu saja, kau bilang Jae ingin menjemput mu besok bukan? kau harus pakai baju yang bagus dan cantik."
"Tapi aku punya banyak baju Bella yang bisa ku kenakan, ayo kita pulang saja," Bella memegang tangan Yuju.
"Ayolah Yuju... kau harus cantik di matanya, sudah dua kali kau bertemu dengan nya, dengan keadaan kau yang memakai seragam kerja."
Yuju kemudian berfikir, benar kata Bella. Jika ia suka dengan pria itu dan ingin membuat pria itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya maka dia harus membuat pria itu terpesona pada dirinya.
Bella kemudian mengambil sebuah dress mini berwarna putih yang di gantung oleh salah satu hanger di deretan baju-baju lainnya.
"Nah sekarang kau ambil ini dan mencoba nya di ruang ganti, ayo!" suruh Bella sambil mendorong punggung Yuju kearah ruang ganti.
Lima menit lamanya Bella menunggu Yuju di luar ruangan ganti sambil memainkan ponsel miliknya.
Klek...
Pintu itu terbuka memperlihatkan Yuju yang sudah mengenakan dress mini itu pada tubuhnya. Bella memutar-mutar tubuh Yuju.
"Woah, ini sangat pas pada tubuh mu Yuju," puji Bella.
Yuju menunduk melihat dress putih yang ia kenakan itu. "Kau yakin?"
"Hmm... bagiamana kalau kita melihat-lihat yang lain lagi?" Yuju mengangguk sebagai jawaban.
Entah sudah berapa lama mereka di toko baju ini bahkan Yuju pun sudah di buat pusing dengan temannya itu yang terus menyodorkan nya berbagai baju untuk dia coba.
Ah... mungkin Yuju lupa mengatakan bahwa teman nya ini sangat suka dan tergila-gila dengan fashion bahkan wanita itu tau semua tentang apa-apa saja fashion yang terkini dan sedang di gandrungi.
"Bella, berapa kali lagi aku harus mencoba semua baju ini? aku sudah capek," keluh Yuju dengan wajah menggemaskan miliknya.
"Baiklah... baiklah, let's go we are going to pay it now."
Bella dan Yuju pun segera membayar sebuah dress yang menjadi pilihannya. Mereka berdua berjalan keluar dari toko baju itu dengan tangan kanan yang sudah membawa kantong belanjaan.
Yuju dan Bella berjalan menuju halte tempat biasa mereka menaiki bus untuk pulang, satu-satunya transportasi yang selalu mereka gunakan.
"Yuju, tunggu di sini... aku akan pergi membeli minuman," ucap Bella.
Yuju mengangguk. "Hmm... aku akan menunggu mu. Cepatlah sebelum bus nya datang."
Bella pun berlari kecil menjauh dari halte bus itu. Yuju mendaratkan bokongnya di tempat duduk halte itu memangku kantong belanjaan miliknya.
Yuju memandang kedua kakinya yang di tutupi oleh sepatu putih miliknya yang sudah lama ia kenakan. Mungkin sejak dirinya berada di senior high school tingkat akhir.
Baiklah... baiklah... jika kalian ingin menyebutnya dengan sepatu tua maka kalian bisa menyebutnya seperti itu, karena hal itu benar bukan?
"Park Yuju?" Yuju langsung mengangkat wajahnya yang tertunduk. Mata nya langsung membulat melihat pemilik suara itu.
"A-ah... C-Cheryl." gagap Yuju.
Wanita dengan wajah cantik, tubuh tinggi, dan make up yang menghiasi wajahnya sangat menambah kesan cantik pada wajah itu.
Senyuman sinis muncul dari wajah cantik itu. "Apa kau baru saja menyebutkan namaku?"
Yuju menelan ludah dan refleks berdiri. "B-bagaimana kabar mu?"
Cheryl melipat tangannya di depan dada "Seperti yang kau lihat dengan kedua mata mu, aku baik bahkan sangat baik. Dan kau sendiri?"
Baru saja Yuju ingin membuka mulutnya tapi ia mengurungkan niat itu begitu wanita di hadapannya itu mengucapkan sesuatu.
"Ah... tidak perlu kau katakan, aku pun sudah tau bagaimana keadaan mu," Cheryl melihat penampilan Yuju dari atas hingga bawah. "CK.. tidak ada yang berubah dan kau tetap saja seperti dulu."
Benar... wanita itu adalah teman sekolah nya saat dulu, bahkan Yuju pun ragu menyebutkan wanita itu sebagai teman. Lebih tepatnya pembully.
Yuju hanya tertunduk saja ia tidak menyangka akan kembali bertemu dengan Cheryl setelah empat tahun lamanya. Dan itu mengingatkannya akan mimpi buruknya semasa dulu.
"Yuju! maaf aku terlalu lama membuat mu menunggu," ucap Bella yang telah kembali dengan dua botol minuman pada kedua tangannya.
Bella kemudian melihat ekspresi Yuju yang terlihat aneh mungkin terlihat seperti tidak nyaman dan takut, lalu mata Bella kemudian melihat seorang wanita yang berdiri di hadapan Yuju.
"Maaf, apa kau teman Yuju?" tanya Bella dengan sopan.
Cheryl berdecak sinis. "Ck... teman? lebih tepatnya aku adalah mimpi buruknya."
Bella mengerutkan alisnya bingung dan sedikit tidak suka dengan perkataan wanita itu.
Cheryl kemudian melangkah mendekat lalu berkata. "Menyedihkan," lalu berjalan pergi dan menyambar bahu Yuju yang diam saja.
"HEY! apa maksudmu?! Hey!" teriak Bella jengkel dengan perlakuan wanita itu kepada Yuju.
Bella kemudian memegang bahu Yuju. "Yuju kau baik-baik saja?"
Yuju mengangguk dan mengangkat kepalanya yang tertunduk "I-iya, aku baik-baik saja."
Bus yang mereka tunggu sedari tadi pun telah tiba. "Lihat bus nya sudah datang, ayo kita naik," ucap Yuju yang kemudian berjalan duluan kearah pintu bus yang terbuka itu.
Meninggalkan Bella di belakang yang merasa sesuatu yang tidak beres dan aneh. "Tunggu aku Yuju."