Chereads / Luka, dan Cinta Dira / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Setelah perdebatan kecil antara Dira dan Rey, mereka tak pernah bertemu lagi hingga sebulan ini . Dira sempat berfikir bahwa acara Perjodohan itu berhenti sampai disini, namun itu semua salah. Tadi pagi Bunda nya sempat bilang bahwa Rey sore ini akan mendarat di Bandung dari Kanada.

Dira mendengar bahwa Rey juga memiliki beberapa bisnis di kanada, mungkin salah satu tujuan Rey pergi ke sana untuk mengamati perkembangan bisnis nya itu.

"Dira, nanti jangan lupa setengah empat kamu udah pulang dari cafe"

"Iy Bun, Dira nggak lupa. Udah lima kali Lo bunda ngucapin itu terus"

"Bunda cuma ngiketin kamu biar nggak Ngaret. Indonesia kan terkenal jam karet"

"Itu nggak berlaku bagi semua orang Bun"Sahut Bang Devin sembari mengendong putri nya.

"Ihh Tiaraa Udah bangun sini sama Aunty"

Kedua tangan Dira terangkat didepan Tiara dan disambut dengan senang.

"Aunty aunty, mau pake itu ayak aunty"ucap Tiara dengan suara cadel khas anak kecil.

"Tiara mau pake jepitan rambut kayak aunty?" Tiara menganggukkan kepala dengan semangat.

"Oke, ini aunty kasih jepit nya aunty" Dira pun memasangkan jepit satu nya di kepala tiara.

"Ihh anak mama lucu deh" pekik ralya sambil berjalan menuruni tangga.

"antik ya ma ayak aunty"

"iya sayang"

"Bun, Dira pamit ya ke Cafe" tak lupa Dira menyalimi tangan sang bunda.

"Dadaa Cantik nanti aunty balik"

Suasana Cafe cukup sepi, mungkin karena masih jam kerja. Kini ketiga gadis duduk saling berhadapan , salah satu dari mereka kini beralih menjadi pembicara atau tokoh yang dibicarakan ini.

"Beneran Ra, Si Rey omong gitu? nggak ngibul kan tu cowok?" Seru Friska tak kalah heboh.

"Wah Gue curiga deh, tiba tiba Dateng kek jelangkung langsung seenak jidatnya langsung jadi calon suami lu"

"gue ragu sama Rey. lu tahu kan kabar percintaan dia sama si syila pas waktu SMA se goals apa?! sampai semua orang iri"

"Udah Ra, ikutin aja skenario Allah. Didalam nya pasti banyak hikmah nya. Siapa tahu dulu skenario percintaan SMA lu dibuat gitu dan indah di rumah tangga kan"ucapan Calya diangguki Friska.

"Iya tuh Ra, Kayak gue dulu sebelum Mas Abi nikahin gue, terlebih dahulu gue halu dulu jadi mama nya si jagoan Ucul gue"

"Itusih lu sering halu halu gak jelas"ejek Dira.

"Tapi haluan gue kan gak sia sia. eh lu juga sih hampir terwujud semua kehaluan lu di pikiran lu dulu kalu lu bakal jadi istri si Rey" Ujar Friska tak mau kalah.

"Tap-" ucapan Dira belum sempat selesai sudah disela oleh Calya

"Udah deh, udah sama sama Dewasa nggak usah pada bela belain diri sendiri. Malu tuh dilihatin sama karyawan kita" ujar Calya, yang tak salah karna sedari tadi mereka bertiga menjadi pusat perhatian.

"Eh Hampir terlambat gue jemput anak gue. Gue duluan" pekik Friska sambil berlari keluar menuju Cafe.

"Dasar Temen sinting, anak pulang sekolah hampir lupa!" dengus Dira.

"Nggak usah gitu, siapa tahu lu juga kek Friska baru nikah udah jadi mama muda"

"Uhuk uhu-" Dira pun tersedak mendengar tuturan Calya yang sedikit ngawur menurut nya.

"Lu kalu ngomong jangan gitu lah Cal, mana mungkin Rey udah punya anak. kalu pun iya Rey udah nikah kalii"

"kan gue bilang siapa tahu Diraaa" Dira hanya mendengus tak suka dengan ucapan Calya.

Kini Langit hampir berwarna Oren keemasan. banyak Orang berlalu lalang dihadapan Dira. sudah sedari setengah jam dirinya berdiri di bandara. Padahal baru pulang dari Cafe, Bunda nya sudah menyuruh Dira mandi dan bersiap siap menjemput Rey di bandara padahal jam masih menunjukan pukul 3 tetapi bundanya sudah mendesak nya.

"Lama banget sih, pegel gue berdiri kayak orang lilung. Bundaa kasihanii Diraaa"lirih nya sambil menekuk muka nya lesu.

Banyak pasat mata yang sedari tadi menatap nya bingung, pasalnya sudah banyak orang yang keluar sambil menggeret koper nya, tetapi orang yang ditunggu nya sedari tadi tidak menampakkan batang hidung nya.

"Bodo ah mau dia nungguin gue sampai jamuran. gue mau beli jajan aja di depan biar tahu rasa"

Lelaki dengan meransel tas cukup besar sedang duduk didepan bandara untuk menunggu jemputan. Kemarin sebelum ia melesat ke Indonesian ia sudah diberi tahu oleh mama nya bahwa yang akan menjemput nya sang calon istri. Namun sudah sedari tadi ia tak melihat wanita nya. Apa wanita nya lupa? atau telat? Tapi itu semua tak mungkin.

"Dira kemana ya kok lama?" ujar nya sambil meminum minuman yang ia beli tadi.

Seorang wanita berjalan di depannya dengan mengoceh tak jelas. Hingga tak sengaja ia mendengar nama nya disebut oleh wanita itu

"Bangke si Rey udah lama gue di bandara kayak orang ilang tapi nggak nemu nemu"

"Mbak kok nyebu- Anin kamu kemana aja"

Iya benar, lelaki ini adalah Rey dan wanita itu tak lain adalah Dira.

" Kamu yang kemana aja, Aku udah lama nunggu di sana"

"Aku kok nggak lihat kamu?"

"Buram kali itu mata"

"Anin bahasanya"

"Ihh Dira Rey Dira Bukan Anin"

"Sama aja Sayang"

"Dih Najiss"

Cup

Satu kecupan berhasil mendarat di kening Dira. Dira merasakan kecupan dari Rey hanya bisa membulat kan mata.

"ABRAHAM REYNANDD!!!"

Didalam mobil tak ada percakapan sama sekali. Dira masih marah dengan kejadian tadi, Karna Rey tanpa izin nya mencium nya didepan umum.

"Nin"

"Anin"

"Sayang" ucap Rey sambil tangannya menoel pipi Dira.

"Apasih pegang pegang Nggak muhrim tauu"ujar nya sinis

"Sebentar lagi muhrim kok jadi nggak dosa" Dira hanya memutar mata dengan malas.

"Nin, Kamu tahu kan aku anak Tunggal. Jadi setelah nikah kita tinggal di rumah sama mama sama papa. kamu nggak keberatan kan?"

"Aku nurut aja gimana kamu aja "

"syukur kalu kamu nggak keberatan" Rey pun tersenyum mendengar ucapan Dira yang tak membantah nya.

"Aku minta sama kamu buat maafin aku dulu ya Nin."

"Iya Rey, udah deh jangan ingatin terus"

"Iya ya sayang,"

"Nin, Aku minta sat-"

"Nggak"

"Ihh dengerin dulu deh kalo ngomong. Jangan di sela nggak sopan Anin"

"iya, lanjutin sana"

"Aku minta satu permintaan boleh?" ujar nya di sela sela lampu merah.

"Permintaan apa? Kamu Mau apa lagi sih? Nggak usah aneh aneh lah Rey"

"Enggak aneh kok Nin, ini cuma sebatas permintaan"

"Permintaan nya apa dulu? nanti permintaan kamu mau punya istri dua? Aku nggak bakal setuju kalo itu." tangan Rey dengan gemas menyentil dahi Dira

"Ihh Sakit tauu Reyy"

"Mangkannya kalu omong itu jangan ngawur"

"ck"

"Nanti kalo ada masalah Dirumah tangga kita jangan langsung minta pisah apapun Masalah nya kita selesaiin dengan kepala dingin ya. Aku cinta kamu sangat"