Chereads / Luka, dan Cinta Dira / Chapter 5 - Chapter 5

Chapter 5 - Chapter 5

Saat ini, aku dan Rey tengah duduk berdua di sofa ruang tengah , sementara di depanku sudah ada Calya dan Friska yang tengah menatap Rey dengan pandangan tidak suka. Sedangkan Abi, lelaki itu sedang membuatkan minum untukku dan Rey. Friska menyuruhnya dan Abi tak akan pernah bisa menolak keinginan istrinya ini, sebut saja abi bucin. Lain hal nya dengan Thomas, sedari tadi ia memilih keluar smabil mengajak El anak friska.

"jadi, lu bisa jelasin kan, ke kita berdua, kenapa setelah ngilang hampir empat tahun, lu bisa tiba-tiba aja datang ke Dira, dan melamar dia? tanya Calya sambil memandang sinis ke arah Rey.

"Gue nggak nggilang kok. Gue cumak kuliah di Kanada,"jawab Rey dengan santai.

Kali ini giliran Friska yang tertawa sinis "oke,lu nggak ngilang, tapu lu kuliah. Dan, maksud lu tiba-tiba bilang mau lamar Dira itu apa? Kita semua jelas tahu, kalau lu dulu bahkan nggak pernah peduli sama Dira."

Aku menatap keduanya penuh haru.Tidak menyangka mereka akan membelaku sampai sejauh ini.

"Gue keterlaluan saat itu" Rey menatap kearah ku. "Dan, gue menyesal." Dia nampak tulus ketika mengatakannya, membuatku gugup dan mengalihkan pandangan mata darinya.

"Hello,Reynand Abraham yang ternyata anaknya Bapak Gubernur. Emang lu pikir fue anak SMA? lu pikir dengan ucapan lu kayak gitu, bisa meluluhkan hati kita?"

Aku mengumpati Calya dari dalam hati.Aku orangnya itu orang gampang luluh hanya dengan mendengar perkataan Rey barusan. Aku si pemilik hati yang murahan ini.

"Gue emang nggak berniat meluluhkan hati kalian berdua. Gue berniat meluluhkan hati Anin lagi. Membuat dia bersedia menikah sama gue, bersedia menjadi istri gue." Rey kembali menolah ke arah ku. "Bersedia mencintai gue lagi seperti dulu."

Friska berdehem pelan mendengarnya. Gadis itu pasti gemas mendengar perkataan Rey.Tentu saja begitu. Diantara kita bertiga , Friskalah yang paling sering menonton film romantis,dan membaca novel romance.

Calya menatap Rey dan menggangguk, membuatku bingung melihatnya.

"kita, gue sama Friska. emang nggak punyak hak atas Dira. Tapi asal lu tahu, kita selalu pengen lihat Dira bahagia. Kalau lu emang serius sama apa yang lu bilang barusan, jangan cuma ngomong, Rey. Tapi, buktikan ke Dira, kalau lu emang brubah. lu bukan Rey yang dulu, yang suka bikin Dira sakit hati. Dira enggak akan pernah berubah Rey. Dia masih seperti Dira yang dulu. Dira yang masih sangat mencinta lu."

Aku sudah berkaca kaca mendengarnya . Karena Calya bisa berkata sebijak itu?

"Pasti. gue bakal lakuin hal itu Cal. lu bisa pegang janji gue."Rey lagi lagi berucap dengan tegas dan terdengar serius.

aku menatap ke arahnya, yang masig sibuk berbicara dengan calya dan friska. Haruskah aku memberikan hatiku, dan menerima Rey kembali?, Mempercayainya, harus kah aku melakukan itu?

~~~

Malam ini, kami tengah berkumpul bersama di ruang tengah setelah makam malam usai. El anal Friska dan Abi sudah tidur setelah makan malam dengan lahap. Calya sedang mengajak kami bermain permainan kekanak kanakan. True Or Dare. Demi tuhan, Kami sudah cukup dewasa untuk melakukan permainan itu.

"jadi udah pada tahu atuannya kan? semua harus ikut,ya. Ini keinginan dedek bayi yang ada di dalam perut gue. Jadi, om dan tante yang ada di sini wajib mau,"ujarnya sambil membawa bawa anak dalam kandungannya itu.

Sialan si Calya!

"gue yang akan pertama kali putar botolnya."

Dia mulai memutar botol itu. Aku menunggu dengan deg-degan,sementara Rey yang berada di sampingku tampak bersikap biasa. Botol itu berhenti tepat mengarah ke arah Rey.

Calya bertepuk tangan dengan gembira. "True Or Dare?" tanyanya kepada Rey

"Dare."

Calya menatap Rey dengan mata menyipit juga dengan senyum menyurigakan. Perasaanku jadi tidak enak. Itu pasti ada kaitannya dengan ku. Aku yakin.

"Buktikan ke kita semua, kalau lu emang sayanng sama Dira?"

What?Aku melotot ke arah Calya . Apa apaan itu? Perasaan seseorang adalah privasi mereka.

"Caranya?"

Aku menoleh ke arah Rey ysng malah bertanya. Really? Dia aka menurti perkataab konyok Calya?

"Cium Dira di depan kita."

"LU GILA?!"seruku keras ,yang membuat semuanya menoleh ke arah ku."Gue nggak mau. Jangan mau." ujarku sambil memandang ke arah Rey.

Calya cekikikan dan diikuti oleh Friska. Aku meraih bantalan sofa dan hendak melemparkannya, sebelum Thomas menahannya.

"Sorry Dir, Istri gue lagi hamil kalau lupa,"katanya.Aku menghempuskan nafas berat, dan meletakkan kembali bantalan sofa yang sudah ku pegang.

"oke"

"apanya yang oke?!"suruku kesal ke Rey.

sementara wajah Rey wajahnya lempeng lempeng saja."Cium kamu"katanya singkat.

aku menatapnya gemas."aku nggak mau.Kamu ngerti Bahasa Indonesia nggak sih?"

"Oke oke ,bukan ciuman tapi kecupan. Gimana Dir?" aku menatap tidak mengerti kepada Friska. kenapa dia jadi ikut ikutan. Aku menggeleng dengan tegas."Lu berdua udah gi-"

cup

Aku terdiam begitu Rey dengan tiba tiba saja mencium pelipisku cepat.Aku menoleh ke arahnya yang juga menoleh ke arahku.

"Maaf, habis kamu bawel banget, cuman kecup kok" aku kembali menoleh sengit ke arah kedua sahabatku,dan memberikan mereka pelototan.

"oke lanjut!"

"DIRA, true or dare! seru calya dengan sangat gembira disaat botoh berhenti menunjuk ke arah ku.

"Dare"ujarku cepat. Aku tidak mau ditanya-tanyai tentang Rey. itu terlalu menakutkan.

Calya dan Friska saling pandang,aku berdecak.Mereka pasti menyiapkan sesuatu.

"Telepon gebetan, dan bilang i miss u"

"lu berdua udah gak waras,ya! gantu gue pilih true."

"coba lu bilang jujur gimana perasaan lu sekarang ke Rey, setelah hampir empat tahun kalian nggak ketemu."

Aku menoleh ke arah rey, yang ternyata juga tengah menolehku.Aku meraih ponsel, dan berkata,"Gue telepon gebetan."

"kamu punya gebetan?" aku menoleh ketika rey bersuara.Maksud dia apa berkata begitu?apa menurutnya, dihari-hari selama ini, hanya ada dia?

"kamu ngejek aku?" aku terus mencari nomer diponselku."gue udah nemu?"

"bentar,"sela calya dan langsung mengambill ponseku."lu mau main curang,ka,? ini bukan gebetan lu. ini senior kita di himpunan. gue mintanya gebetan."

aku melotot saat jarinya menyentuh sau nama, dan langsung memanggilnya.Keanu! adik kelasku saat berada di SMA, yang kini menjadi TNI.

"Jangan deh, kayaknya bakal susah telepon dia. sibuk dia,"kataku.

"lu diam deh"sargas Calya dan Friska bersama. Aku benar benar berdoa sekarang. semoga saja Keanu sibuk sekarang.

Sial!

"halo Dir?"

aku menatap Calya dan Friska bergantian yang tengah menatapku dengan antusias."i miss u" setelahnya aku mematikan sambungan telepon begitu saja. aku hendak kembali mengantonginya,namun aku terkejut ketika ponseku berbungi. keanu menelpon ku kembali.

"gara gara lu berdua nih" aku terpaksa mengangkatnya.

"apa,Nu?"

jeda beberapa saat, sebelum suara keanu terdengar."i miis u too." dan aku langsung mematiakn sambungannya lagi.

"CIEE! I MISS U TOO!" Calya dan Friska mengejekku dengan pandangan menyebalkan, sementara Thomas dan Abi tersenyum geli melihatku.

Aku menoleh dan melihat Rey meminum soda hingga tandas,dan langsung meremas kaleng ditangganya dengan keras. Dia langsung beranjak dari dududknya, dan berdiri.

"Gue mau nyebat."

Aku menatapnya terkejut. Dia merokok? Sejak kapan? Dan, kenapa aku tidak suka mendengarnya?.

4 Agustus 2020.

Maaf typo

Terima Kasih.