Chereads / My promise / Chapter 4 - chapter 3

Chapter 4 - chapter 3

Happy reading,

Maaf typo bertebaran dimana-mana..

Louisa pov,

10 tahun kemudian..

Kini usiaku genap 17 tahun, aku dan Livia kini belajar di Institut le Rosey , universitas termahal dan termewah di swiss.

Luas bangunannya mencapai 28 hektar. Universitas ini memiliki lapangan pacuan kuda, dan 30 kuda tersedia disana. Lahannya yang luas memiliki lapangan golf sendiri dan masih banyak fasilitas - fasilitas lainnya.

Sejak hari itu daddy menepati janjinya dan menyewa guru-guru profesional dan ahli dibidangnya. Aku, Livia, dan kak Leo belajar menembak menggunakan pistol atau senapan, panahan, taekwondo, karate, kecepatan tangan dalam menggunakan pisau.

Daddy mendidik kami sangat keras, hingga suatu hari aku mendengar daddy sering memberikan misi atau tugas untuk kak Leo.

Leo lebih dulu mahir dan lulus tes yang daddy berikan. Entahlah aku merasakan ada sesuatu yang masih disembunyikan daddy kepadaku dan Livia.

Malam ini daddy merayakan ulang tahunku yang ke 17 di sebuah ballroom hotel berbintang. Tentu saja Livi lebih dulu berulang tahun beberapa bulan lalu. Banyak sahabat dan relasi ayah datang dan begitu juga teman-teman universitas.

" Selamat ya Louis.. " seru Livia sambil memeluk dan mencium pipiku. Hanya kubalas dengan anggukkan kepala.

" Terima kasih " bisikku ditelinga Livi saat ia memberikan kado untukku.

" Mana kak Leo? Kenapa tidak kelihatan dari tadi. " Tanyaku celingak-celinguk mencari keberadaan Leo.

" Mungkin masih ada urusan " jawab Livia sekenanya.

" Hai, Louis!! Happy Birthday ya.. " teriak Sarah, teman satu kampusku. Sarah memelukku dan memberikan aku kado.

" Terima kasih Sarah " jawabku sambil tersenyum dan membalas pelukan Sarah.

" Louis!!!! " Teriak Irene membuat kupingku sakit.

Ia berlari langsung memelukku erat. Sahabatku yang satu ini paling cerewet dan rempong.

" Happy brithday hunny! " Seru Irene, membuat perutku mual seketika. Mendengar itu Livia memutar bola matanya malas.

" Hm...Terima kasih! " Jawabku singkat.

Pletak!

" Auww! " Rintih irene.

" Jangan lama-lama! Ngantri oi.." seru Mark datar.

" Shit! Sakit tahu! " Protes Irene sambil mengusap kepalanya.

" Temen aku tuh! tega bener! jatuh cinta baru tahu rasa.. " Celetuk Sarah prihatin.

" iihh.. ogah jatuh cinta sama cewek bar- bar macam dia! " Sahut Mark cuek, dan langsung mendapat pelototan Sarah.

" Udah.. berantem melulu kerjaannya.. " Livia menengahi. Sarah dan Irene hanya cemberut mendengarnya.

" Bener kata Livi tuh! nanti pesta aku hancur lagi " celetukku sambil tersenyum geli.

" Selamat ya, nih buat kamu " seru Mark sambil tersenyum lembut.

" Thanks ya Mark.. " ucapku sambil tersenyum manis.

" Happy Birthday.. sister! " terdengar suara berat dari arah belakangku. Ia pun menoleh,

" Kak Leo!! " pekikku merasa senang dan langsung melompat ke pelukan Leo. Dengan sigap Leo menangkap tubuhku agar tidak jatuh. kebetulan dress yang aku kenakan malam ini tidak menyulitkannya bergerak.

" Kemana aja?! Lupa?!" Ucapku sambil cemberut, walau masih berada dalam pelukan Leo.

" Kangen nie? " Goda Leo.

" Tau ah! "celetukku ketus.

"Jangan ngambek.. nanti cantiknya hilang" rayu kak Leo sambil mengedipkan sebelah mata

" Duhh... makin ganteng aja kak!" Seru Irene genit.

Jelaslah ganteng.. salah satu prince charmingnya di institut le Rosey. Banyak wanita tergila-gila dan berusaha mendapatkan perhatiannya tapi tak satu pun di gubris, sedikit heran seh.. nie orang normal apa gay ya? Soalnya dia santai-santai aja tuh, wkwkwk..

" Ehem!! " Suara deheman dari Livia membuat kami semua menoleh kepadanya.

Leo langsung melepaskan pelukanku dan menghampiri Livia, memeluknya dengan mesra

" Liv.. " sapa kak Leo hangat.

" Masih inget??! " Tanya Livia datar.

" Maaf! " Sahut kak Leo sambil mengecup puncak kepala Livia.

Hal itu membuat kedua pipi Livia merona. Leo langsung pergi meninggalkan kami semua sambil menggenggam tangan Livia.

Aku dibuat melongo melihat kedua kakaknya pergi. Ada perasaan aneh dan penasaran dalam benaknya. Ternyata bukan diriku saja yang bingung tapi ketiga sahabatnya juga merasa bingung dan saling berpandangan-pandangan mencari jawaban.

" Hai guys! Aku sapa yang lain dulu ya.. nikmati pestanya " suaraku keluar juga dengan susah payah memecahkan keheningan yang melanda.

" Ok! " Sahut Mark yang sadar dari lamunannya.

" Tenang aja, say.. " sahut Irene sambil tersenyum.

Louis pun meninggalkan mereka dan mencari seseorang. Saat matanya menangkap sosok yang dicari, ia menghampiri..

" Daddy!! "panggilku sambil cemberut.

" Ada apa sayang? " Tanya daddy lembut.

" Aku sebel!! Pokoknya sebel!" Aku mulai merajuk sambil menggembungkan kedua pipinya.

" Ada apa, ehm? " Tanya daddy dengan sabar mengusap kepalaku.

" Kak leo, daddy! " jawabku sambil cemberut.

" Leo?! Ada apa dengannya? " Tanya daddy lagi.

" Baru juga datang, ia sudah pergi lagi dengan Livi! Dia melupakanku! " Celetukku dengan kesal

" Hm.. sudahlah.. mungkin mereka ingin membicarakan sesuatu " jawab daddy dengan bijaksana.

" Daddy! Apa yang ingin mereka bicarakan?" Tanyaku kepo.

" Entahlah.. eits! ini pestamu.. bersenang-senanglah.. " seru daddy berusaha menghibur.

" Ya..daddy! " Jawabnya pelan lalu pergi bergabung dengan teman-temannya.

***

Beberapa hari kemudian..

Daddy memanggilku ke ruang kerjanya tepat di hari liburku.

Tok..tok..tok!

" Masuk! " suara daddy terdengar dari dalam ruang kerjanya. Aku membuka pintu lalu melangkah masuk.

" Ada apa daddy memanggilku? " Tanyaku sopan.

" Duduklah.. " pinta daddy sambil mengisyaratkan agar aku duduk di kursi tepat di depan meja kerja daddy.

" Sudah saatnya kamu tahu, nak.. " ucap daddy menggantungkan kalimatnya. Terlihat ia menghembuskan nafas dengan kasar.

" Daddy harap kamu mau mengerti, dan menerima semua keputusan daddy " sambung daddy perlahan.

" Maksudnya?? Aku tidak mengerti, dad!" tanyaku bingung.

" Daddy mendirikan satu organisasi yang bertugas untuk menyingkirkan orang-orang yang bermasalah dengan para klien " seru daddy perlahan sambil menunggu responku.

" Bisa lebih jelas dad! " Tanyaku semakin tidak mengerti.

" Semacam agent atau lebih tepatnya mata-mata " jawab daddy singkat.

" Hah?! Bagaimana mungkin?? " Sahutku tidak percaya sambil menggelengkan kepala.

" Daddy harap kamu mau bergabung seperti kedua kakakmu dan meneruskan jejak daddy " ungkap daddy.

"Jadi?? Kak Leo dan Livi? " Tanyaku tak percaya.

" Kedua kakakmu bersedia bergabung, bahkan Leo sudah tahu pekerjaan daddy, dan memutuskan bergabung saat ia berusia 7 tahun." Jawab daddy menyakinkan.

" Apa??!! Daddy bohong!! " Pekikku terkejut.

" Tidak sayang.. daddy tidak membohongimu" jawab daddy santai.

" Bagaimana bisa dad?! " Aku mencemaskan Leo.

" Leo agent termuda dan jenius... Louis, kau tak perlu mencemaskannya! "ungkap daddy tenang.

" Bagaimana dengan Livi? "tanyaku lagi.

" Livia baru bergabung beberapa minggu setelah ulang tahunnya yang ke 17, sekarang sedang menjalankan misi pertamanya " sahut daddy.

" Itulah alasan daddy melatih kalian dengan keras selama ini! Karena bukan hanya memata-matai saja, terkadang harus menghadapi mereka secara langsung, walau pilihan satu-satunya hanya dengan membunuh mereka bila keadaan mendesak.. pikirkan baik-baik.. jika sudah tahu jawabnya temui dan cari daddy " jelas daddy sambil bangkit dari kursi dan menghampiriku, mencium keningku lembut.

Cup!

" Daddy menyayangi kalian.. " seru daddy sambil meninggalkan aku diruang kerjanya. Aku terlalu shock mendengar kenyataannya.

" Walau pilihan satu-satunya hanya dengan membunuh mereka bila keadaan mendesak.. "

Kata-kata ayah terngiang-ngiang ditelingaku. Tanpa aku sadari, aku sudah berada di dalam kamar.

Takut! jelas aku tak bisa memungkirinya, karena seluruh tubuhku bergetar. Susah payah aku menelan salivaku, Aku.. terguncang itulah yang ku alami.

Daddy yang amat sangat aku sayangi ternyata seorang mata-mata dan pasti pernah Membunuh orang. Dan lebih gilanya lagi kedua kakakku setuju dan bergabung dengan organisasi yang didirikan daddy, entah apa namanya.

" Aku harus menemui Leo dan Livi! " gumamku langsung berdiri dan pergi ke suatu tempat. Dan hanya aku yang tahu dimana mereka.

Louisa pov end

Ada rahasia apakah antara Leo dan Livia??

Dimanakah mereka??