Seorang wanita tengah duduk di pinggir danau sambil mencabut bunga-bunga liar yang berada di sekitarnya. Wanita itu memiliki kecantikan surgawi dalam dirinya. Rambutnya berwarna perak dan dikepang menyamping. Wajahnya cantik dengan bola mata berwarna ungu, hidung yang mancung, dan bibir mungil yang berwarna merah ranum. Tubuh rampingnya dibalut dengan gaun berwarna biru langit dan kaki jenjangnya tidak mengenakan apa pun, hanya dililit oleh daun merambat seperti pada lengannya. Sayap putih besar berada di punggungnya dan bersinar dengan anggun. Wanita itu mengenakan mahkota daun ara di kepala, menandakan simbolnya sebagai keseimbangan antara surga dan neraka.
Nama malaikat wanita itu adalah Lilith. Dirinya adalah salah satu malaikat tertinggi dan terhormat di surga maupun neraka. Jabatannya sebagai salah satu malaikat maut yang paling disegani di antara kaumnya. Selain jabatannya, dirinya merupakan seorang Archana, malaikat keseimbangan antara surga dan neraka, yang membuat dirinya mendapat hak-hak khusus untuk menjaga keseimbangan antara surga dan neraka.
Saat ini, dirinya tengah memikirkan seseorang. Seseorang laki-laki yang berharga dalam hidupnya. Sayangnya, mereka tidak akan bisa bersatu. Laki-laki itu telah menikah dengan seorang wanita yang dijodohkan dengan oleh para petinggi neraka. Sedangkan Lilith, ia akan dinikahkan dengan salah satu malaikat kepercayaan surga.
Untuk beberapa saat, ia tertelan dalam lamunannya. Sesekali, tangannya masih mencabut bunga-bunga liar tersebut. Ia tersentak ketika mendengar suara dibalik hutan yang mengelilingi danau ini. Ia berdiri dan menatap penuh harap ke arah sumber suara tersebut.
"Lucifer..." panggilnya pelan.
Tidak ada jawaban. Ia merasa heran. Lucifer tidak biasanya berbuat seperti ini. Ia bahkan tidak memberitahu Lucifer,bila hari ini dirinya berada di neraka. Angin semilir mengusik pohon-pohon dan menimbulkan bunyi gemerisik. Udara yang berada di sekitarnya seakan menjadi berat. Lilith menyadari ada sesuatu yang aneh. Ia mencoba berbalik dan sesuatu yang tajam menembus jantungnya. Ia terjatuh dan berlutut di atas tanah.
"Lilith de Bergara," Ucap seseorang dengan nada serak.
"Bintang fajar yang telah jatuh ke dalam kegelapan tidak akan pernah kembali ke terang."
Lilith memuntahkan darah dengan mulutnya. Ia tidak perlu berbalik untuk mencari tahu pemilik suara itu. Ia sudah pernah mendengar desas-desus mengenai pengkhianat yang bersembunyi di antara para tetua. Seorang laki-laki yang bertubuh tegap yang menggunakan ornamen gading gajah sebagai kalungnya. Laki-laki itu memiliki sayap yang besar dan berwarna hitam seperti bulu burung gagak, tapi sayapnya terlihat rapuh dan mudah rontok.
"Behemoth," ucap Lilith dengan susah payah.
Lilith terus memuntahkan darah dari mulutnya. Behemoth tersenyum sinis. Ia mendorong pedang yang menusuk Lilith hingga menembus dadanya.
"Lilith, malaikatku," Ucapnya sembari berjalan ke depan Lilith. "Kau masih bisa menikmati waktu untuk beberapa saat, hingga perang akan terpecah."
Mata ungu Lilith menatap Behemoth dengan tatapan menusuk. Ia mengetahui maksud dari ucapan Behemoth, dan ia akan berusaha agar hal itu tidak terjadi.
"Kau... benar-benar ingin berperang..." ucap Lilith dengan nafas tersengal.
Luka di tubuhnya seolah-olah membuat sarafnya menjadi lumpuh. Bahkan, nafasnya mulai memendek. Hanya perlu menghitung waktu hingga perang akan terpecah.
"Sepertinya hanya perlu menunggu waktu bagimu untuk menghembuskan nafas terakhirmu," Behemoth berkata sembari memetik bunga-bunga liar. "Lucifer dan pasukannya akan segera tiba di sini, dan aku akan menyiapkan pemakaman yang layak untukmu."
Behemoth membaringkan tubuh Lilith yang kaku di pinggir sungai setelah mencabut pedangnya, tapi ia kembali menusuk pedangnya di luka yang sama dari arah yang berlawanan. Lilith mengerang kesakitan, tapi ia tidak berbuat apa-apa, karena tubuhnya tidak bisa bergerak.
"Kau mungkin bertanya-tanya, kenapa tubuhmu menjadi lumpuh, bukan?" Behemoth tersenyum lebar. "Itu karena aku mengoleskan racun darah di pedang itu."
Behemoth melipat kedua lengan Lilith di atas dadanya dan menata bunga di sekitarnya seperti di pemakaman manusia. Lalu, ia berdiri ketika ia telah menyelesaikan kegiatannya. Ia menatap Lilith yang sedang sekarat dengan senyum puas di bibirnya.
"Aku harap kau mau memaafkanku, Lilith," Nada culas seolah terdengar dari bibirnya. "Kau tahu, kau seharusnya berharap pada Lucifer, tapi ia tidak akan datang. Kau bahkan tidak memberitahunya bila kau datang kemari."
Lilith mulai meneteskan air mata. Tubuhnya bergetar. Rasa sakit itu masih tersisa dalam tubuhnya dan kepalanya mulai terasa pusing. Ia bisa merasakan suhu tubuhnya mulai dingin seperti mayat manusia dan darahnya terus mengalir keluar dari lukanya tanpa berhenti.
"Well, kau tidak perlu khawatir," Behemoth meletakkan bunga liar yang terakhir di telinga Lilith. "Aku yakin Lucifer akan tiba sebentar lagi, kau tidak perlu khawatir. Aku telah menyiapkan pasukanku untuk menghancurkan mereka."
Behemoth berdiri dan membentangkan sayapnya. "Aku akan pergi sekarang. Selamat tidur, bintang kecilku. Bermimpi indahlah dalam tidur panjangmu."
Dengan kalimat terakhir, ia terbang melintasi langit yang mulai gelap. Lilith yang ditinggalkan sendirian, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di dalam rasa sakitnya akan racun di dalam tubuhnya.
Lucifer tiba tak lama setelah Lilith menghembuskan nafas terakhirnya. Lucifer yang menyadari dirinya terlambat mulai menangis histeris. Petir mulai menyambar dengan seiring teriakan memilukan Lucifer. Suara terompet perang mulai terdengar dari langit menandakan perang besar akan terjadi. Jeritan-jeritan kebencian, memilukan, dan kemarahan terdengar bersahut-sahutan dari setiap sudut hutan.
"Bintang fajar telah jatuh dalam kegelapan!"
"... Bintang yang telah jatuh ke dalam kegelapan tidak akan pernah kembali ke dalam terang..."
Suara itu saling bersahut-sahutan dan angin kencang menerpa hutan itu. Kobaran api mulai membakar hutan yang besar itu. Lucifer menjerit dan membentangkan 2 pasang sayap hitamnya yang megah. Matanya mulai mengeluarkan darah dan sekali lagi ia menjerit.
Jeritan pemanggilan para iblis.
Lucifer berdiri ketika parah prajurit iblis bangkit dari tanah neraka dan membuat seluruh tanah bergetar. Sekelebat asap hitam muncul dan mengitari tubuh Lucifer. Asap hitam tersebut seolah memasuki tubuh Lucifer dan terjadi sebuah ledakan yang sangat terang.
***