Chereads / Story Kalea&Ryuga / Chapter 5 - Dream

Chapter 5 - Dream

"Pak, tadi saya lihat ada mobil yang lagi diem disisi jalan."

"Ya terus?"

"Pak, saya denger sesuatu. Kayaknya sepertinya—"

"Omongmu itu kok bikin saya pusing yah? Intinya apa? Sing jelas biar saya ngerti."

"Mereka seperti melakukan perzinahan."

"Oh tak bisa dibiarkan, kita harus bergerak cepat kali ini."

Semua warga berkerumun disatu titik. Mereka mengelilingi mobil yang masih diam itu. Dimana Kalea dan sosok Pak Ryuga masih disana.

"Hey, ada apa?" ucap tetuah disana.

"Pak, harusnya kaya gini 'Hey! Apa-apaan kalian!'." warganya menirukan kata-kata yang lebih ganas.

"Lama, seret keluar aja langsung."

Sebelum kayu-kayu itu memecahkan kaca mobilnya. Ryuga langsung membukanya dan menjelaskan sebisanya.

"Maaf bapak-bapak. Jadi saya bawa orang yang sedang sakit."

"Dia ini siapanya kamu? Istri? Adik? Keluarga?" seseorang menyeru dengan kasar.

Ryuga tidak langsung menjawab. Tapi ini salahnya, mereka langsung curiga.

"Udah Pak, langsung bawa aja ke balai  desa. Ini nih ciri-ciri kiamat kalo terus dibiarkan. Bapak tau kan tentang kasus bulan lalu, ada yang buang bayi disini?"

Bapak itu melamun sebentar. Tapi akhirnya ia memutuskan untuk membawa dua orang dimobil itu untuk dirundingkan.

Dengan keadaan lemas. Kalea terbangun dan mendapati dirinya ditempat asing. Wajahnya pucat juga lemas setengah badannya panas. Bukan hanya syok luar biasa, tapi juga bingung luar biasa.

"Kalea, kamu bisa dengar saya?" Pak Ryuga mencoba berbicara pada Kalea.

"Ini ada apa Pak? Kenapa kita ditempat banyak orang gini?" tanya Kalea menggebu.

"Sudah Pak. Putuskan saja kalo mereka harus segera dinikahkan sesegera mungkin!" usul seseorang.

"Betul tuh betul!"

Nikah siapa yang nikah?

"Maaf Pak sebelumnya. Kami benar-benar tidak melakukan apapun, juga ehm kami hanya diam sebentar disana." seseorang menyela dengan cepat ucapan Ryuga.

"Alah banyak alasan!"

"Stop, diam kamu!" ketua memerintah semua orang untuk diam. Dan menyuruh Ryuga untuk meneruskan ucapannya.

"Lalu apa hubungan kamu sama dia?" Ketua menunjuk Kalea yang lemas.

Plis bohong aja Pak.

"Adik." ucap Ryuga.

"Istri," ucap Kalea. Mereka berbicara secara bersamaan. Namun sayangnya kebohongan mereka terlalu menciri.

"Yang mana yang benar? Adik apa istri? Jangan-jangan emang bener mereka pembohong besar?"

"Iya tuh betul!" warga marah saat ini. Untuk itu ketua hanya menyuruh perwakilannya saja. Supaya tidak terlalu rusuh.

"Baik saya yang akan memutuskannya. Kalian berdua harus dinikahkan sekarang juga. Kalau tidak kalian akan menerima hukuman cambuk."

"Terlepas dari salah atau benar?" Kalea menyeru dengan suaranya yang lemas.

"Memang sudah menjadi peraturan kampung disini. Terlebih saya mendengar suara-suara aneh dari mobil kalian."

"Hanya suara? Kalian bisa menyimpulkan seperti itu?" ucap Kalea tak terima.

"Juga, saya melihat laki-laki ini mencium tetehnya." ucap seorang pemuda yang menunduk malu. Kalea tak percaya, kenapa Pak Ryuga bisa kesasar dan sampai dikampung seperti ini.

"Bagaimana nak?" tanya ketua menanyakan pendapat dan pilihan Ryuga.

"Saya akan menikah." putus Ryuga tanpa melihat kearah Kalea.

***

Malam itu Kalea telah resmi menjadi istri dari Ryuga Adwir. Entah apa yang akan terjadi esok hari. Tidak ada yang tau, karena saat ini adalah Kalea betul-betul benci terhadap Ryuga. Seenaknya mengambil keputusan tanpa bertanya padanya.

"Lea? Ini nenek bawa obat buat kamu." Nek Ila masuk dan membawa obat. Gadis itu hanya membuka sedikit selimutnya. Setelah malam tadi ia pulang, Kalea tak mengatakan sepatah katapun. Nek Ila khawatir? Tentu saja. Cucunya pulang dengan badan yang panas dan muka yang seperti diketuk. Ia hanya mengatakan  'ketinggalan, jadinya telat.'

"Sebenarnya kamu ini kenapa sih? Pulang-pulang, wajahnya cemberut gitu. Terus kamu sakit demam dan flu lagi."

"Lea masuk angin jadinya gini." singkat Kalea.

"Hape-mu terus bunyi loh. Nenek kemarin sengaja langsung cas hape kamu." mata Kalea membulat sempurna. Ia takut, neneknya tau masalahnya.

Ketika Kalea menyingkabkan selimutnya. Nek Ila sempat bertanya,"Mau kemana? Katanya masih meriang."

"Hape-nya disimpen dimana?"

"Di atas meja, sisinya TV." Kalea langsung pergi dan mencari ponselnya. Ia mengecek statusnya dulu, pukul 12 kemarin. Ridwan dan teman-teman lainnya menelfonnya. Itu percuma kan, ponselnya juga mati waktu itu.

Namun matanya teralihkan oleh satu pesan.

Ridwan ganteng

P

P

P

P

P*100–

Hari ini

Lo udah balik kerumah?

Lo sakit kenapa?

Gue jenguk Lo ya hari ini.

I'm ok.

Kalea menghembuskan nafasnya kasar. Kepalanya masih terasa berat. Tapi ini sangat melelahkan apalagi ketika, mengingat kejadian kemarin.

"Saya terima nikah dan kawinnya Kalea Tanaya Suma dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Sah?" ucap penghulu itu. Lalu yang lainnya menjawab dengan serempak,"Sah." kata yang paling lugas dan enteng itu membuat yang lainnya lega. Karena mereka percaya telah menyelamatkan bumi ini dan juga dosa mereka. Tapi berbeda dengan Kalea. Ia memikirkan kedua orang tuanya. Nenek dan juga kakeknya, lalu para tetangga. Apa yang akan mereka pikirkan jika anak gadis seusianya ketahuan sudah menikah. Pasti banyak yang beranggapan bahwa Kalea hamil diluar nikah.

Ketika didalam mobil. Kalea hanya pura-pura tidur. Ia terlalu sesak berduaan dengan Ryuga saat itu.

"Saya melakukannya terpaksa. Demi menyelamatkan kamu dari serangan warga. Dan perlu kamu tau, saya hanya akan menikah sekali dalam umur hidup saya. Tidak akan ada perceraian, dan suatu saat nanti saya akan menagih hak dan tanggung jawab kamu sebagai seorang istri."

Apa katanya? TIDAK AKAN ADA PERCERAIAN? HAK Dan TANGGUNG JAWAB? Dunia ini memberikan lelucon yang cukup baik.

Tidak ada perceraian. Hak dan tanggung jawab? Kalea saat ini sedang frustasi. Ia memutuskan untuk pindah sekolah saja. Lalu kembali ke orang tuanya jika mereka masih menganggapnya. Jika tidak? Apa ia sanggup jadi seorang gelandangan?

"Ini gimana jadinya yaallah?" Kalea menenggelamkan kepalanya ke bantal.

"Pernikahan itu engga sah. Masa papah engga jadi walinya. Padahal kan, papah yang berwenang menikahkan apa engga putrinya. Gue harus bilang itu sama Pak Ryuga." ia bermonolog sendiri.

"Gimana kalo Pak Ryuga tetep keukeuh sama pendiriannya? Terus Gue dipaksa ngandung anak dia." Kalea secara tak sengaja berteriak kencang dan karena ulahnya Nek Ila bertanya-tanya.

"Kenapa Lea? Kamu butuh sesuatu?" Nek Ila muncul dibalik pintu.

"Engga nek, Lea cuman lagi latihan drama buat tugas sekolah." alibinya disertasi kekehan kecil supaya terlihat seperti beneran. Nek Ila mengangguk, lantas menutup kembali pintunya.

Ia hampir saja ketahuan. Paranoidnya sudah melebihi batas, bahaya nih. Bisa-bisa jadi gila beneran gara-gara ulahnya sendiri.

"Ayo, Positif thinking. Sebelum jadi positif hamil beneran."

***

Hari pertama ia kembali lagi kesekolah. Keputusannya telah bulat, ia akan berpura-pura seperti tidak terjadi apa-apa. Dan selalu berdo'a semoga dan semoga Ryuga juga melupakan kejadian itu sama seperti apa yang ia lakukan sekarang.

Namun, saat dipersimpangan jalan. Kalea menemukan Ryuga disana. Niatnya jadi ia undur, berpindah haluan menjadi segera menjauh jika melihat Ryuga. Apa ini? Ia kira niatnya kokoh istiqomah tanpa jeda. Baru segitu saja tubuhnya langsung meriang. Kayaknya mentalnya masih belum kokoh deh.

Kalea menghembuskan nafas sesampainya ia dikelas. Lolos juga dari serangan helokepter.

"Kal, Lo baik-baik aja'kan?" Ola langsung menyerbu.

"Gue baik alhamdulillah."

"Kita sekelas pada nyariin Lo tau engga? Lo nya ilang tiba-tiba terus hapenya ditelfon mati lagi." Ola sempat menggerutu.

"Maafin banget, sumpah Gue engga sengaja lupa charger hape. Mana saya tau kan saya ikan makanya ilang ngedadak." Dania datang dan langsung menyerbu memeluk Kalea dari belakang.

"Dasar ya ikan nih. Udah bikin khawatir semalaman, untung bokap Gue belum pasang stiker dicari anak hilang." Kalea dan lainnya tertawa.

"Untung cuman stiker. Ini gimana kalo poster terus ditempel disemua sosmed?" Tasya ikut menimpal.

"Absurd banget sih," ujar Kalea.

"Tapi ngomon-ngomong, gimana caranya Lo bisa balik lagi pulang?"

Deg. Satu detik Kalea membeku.

Ia tak mungkin menceritakan kronologi bersama Pak Ryuga. Sampai kejadian naas itu terjadi. Bisa-bisa ia digarap habis sama semua teman kelasnya. Atau tidak ia dimutilasi oleh korban patah hati se-club fans Pak Ryuga.

"Ah itu mah gampang. Gue,, pake ojek yang ada disana." katanya. "Terus pas dirumah Gue kasih uang banyak tuh."

Semua orang tampak percaya. Sampai seluruh isi kelas terisi penuh. Dan menampilkan guru paling favorit se-antero.

Kalea melongo tajam.

"Assalamu'alaikum." sapa hangat Pak Ryuga.

Byarrrrrrrr...

.

.

.

.

Ada yang ambyar lagi gak tuh selain Kalea?