Erika yang baru saja kembali menjejakkan kaki di perusahaan, disambut baik oleh para dewan direksi dan para pemegang saham. Mereka mengadakan rapat dan ditutup dengan makan siang bersama. Reynand yang menjabat sebagai direktur utama juga hadir di acara itu. Bersama Aina mereka melakukan pertemuan tertutup hanya untuk kalangan petinggi saja.
Dalam hati, Reynand terus menanti kapan waktu yang tepat untuk menanyakan tentang uang sebesar dua ratus lima puluh miliar kepada sang nenek. Ia yang sedang berdiri di dekat sebuah meja panjang terus mengamati pergerakan sang nenek. Bola matanya terus memutar membuntuti Erika yang berjalan menemui satu demi satu pemegang saham Pradipta Corporation. Sambil memegang gelas kristal berisi wine berwarna merah, Erika tampak ramah menyapa dan mengobrol dengan mereka.
Melihat Reynand yang sendirian dan tidak membaur, Aina menepuk pundak sang putra, menegurnya, "Kau sedang apa?"