Sudah ratusan tahun lamanya kami para penghuni dari tujuh Galaksi hidup dengan damai. Tak ada pertempuran, dendam ataupun kebencian. Semua penduduk Galaksi hidup Bahagia. Kebutuhan makan tercukupi dan teknologi kami berkembang sangat cepat. Para pemimpin dari tujuh Galaksi selalu bisa menjaga kedamaian dan ketentraman, hingga tak menimbulkan kericuhan.
Namun semua itu berubah, saat pasukan penjaga perdamaian menginvasi wilayah kami. Atas nama perdamaian mereka menekan para pemimpin dari tujuh Galaksi untuk menyerahkan wilayahnya dan bergabung dengannya. Semua para pemimpin Galaksi sontak melawan. Pertempuran pun tak terhindarkan. Untung saja kami berhasil mengatasinya dan meraih kemenangan.
Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Pasukan penjaga perdamaian melakukan cara yang berbeda. Ia menginvasi satu per-satu dan menekan para pemimpin Galaksi. Akhirnya, enam dari tujuh pemimpin Galaksi tersebut harus tunduk dan bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian. Tapi, tidak dengan pemimpin Galaksi Berveana. Pemimpin kami dengan lantang menolak dan bersikeras mempertahankan wilayahnya.
Hingga pertempuran pun tak terhelakan. Kami berjuang sekuat tenaga melawan pasukan penjaga perdamaian yang didukung oleh pasukan seluruh Galaksi. Namun karena kekuatan kami terbatas. Kami pun kalah dan harus bergabung dengan mereka. Aku yang tak sudi bergabung dengan mereka, memutuskan untuk melarikan diri.
Aku menelusuri keseluruh Galaksi,namun tak ada satu pun yang bisa aku singgahi. Hingga pada akhirnya aku melihat sebuah wilayah kecil yang tak berpenghuni. Wilayah ini amat jauh dari Galaksi tempat ku berada. Sangat kecil, sunyi dan tidak ada satu pun penghuni wilayah ini, pikirku.
Namun, saat aku menginjakan kaki disitu sekelompok pasukan menyergap ku. Aku mengangat tangan seraya mengisyarakatkan penyerahan diri. Aku lalu dibawa ke pemimpin mereka.
Ia mendekati ku. Mengangkat kepala ku. "Selamat datang di Galaksi Sextans, wahai anak muda". Aku mencoba melepaskan gengamannya, tapi kekuatan ku tidak berdaya di wilayah ini. Entah mengapa aku begitu sangat lemah.
"Jangan harap kau bisa menggunakan kekuatan mu disini. Disini ada wilayah ku. Wilayah para penyihir jahat". Kalimatnya begitu menakutkan. Sekumpulan penyihir jahat yang pernah diceritakan oleh ayah ku ternyata benar adanya. Mereka bersembunyi diwilayah yang amat jauh. Wilayah ini tak bisa dijangkau oleh pasukan penjaga perdamaian.
Setelah aku tertangkap, mereka memasukan ku sebuah ruangan gelap. Hanya ada bangku kosong dan sosok menakutkan yang sedang berdiri di sudut kanan sembari memegang tongkat.
"Kalian silakan pergi, biar ini menjadi urusan ku" Ujarnya.
Aku sama sekali tidak bisa melihat wajahnya. Terlalu gelap, namun suaranya begitu menakutkan, hingga membuat jantungku tak bisa berhenti berdetak kencang. Ia lalu menyuruh ku duduk dibangku yang telah disediakan.
Setelah aku duduk, tangan dan kaki ku sama sekali tidak bisa bergerak. "Lepaskan… Lepaskan aku". Ujar ku dengan sangat lantang. Ia sama sekali tidak memperdulikan ku. Tongkat sihir yang dipegangnya tiba – tiba saja berubah berwarna merah. Cahayanya begitu terang hingga mata ku pedih dan mengeluarkan darah.
Aku merintih kesakitan …. Disinilah kisah ku bermula, sebagai penyihir jahat Galaksi Sextans.
...
"Semuanya bekerja, kita harus membangun dinding yang kuat agar tidak mudah dihancurkan oleh pasukan penjaga perdamaian". Itulah kalimat yang selalu diucapkan oleh pemipin kami. Lord Galaksi Sextans selalu memotivasi kami untuk berkerja keras membangun dinding yang melindungi Galaksi ini.
Aku tidak tahu mengapa para pasukan penjaga perdamaian sangat membenci kami dan melabeli kami sebagai penyihir jahat. Apakah karena kami menggunakan kekuatan untuk menimbulkan kebencian.
Di Galaksi Sextans kau tidak akan menemui kedamaian. Semua disini bekerja menggunakan amarah dan emosinya. Semakin besar rasa benci yang ada pada dirimu, maka kekuatan mu akan semakin besar pula. Sebaliknya, jika kamu memiliki kebaikan dalam diri mu maka jangan harap kekuatan itu akan muncul. Seperti yang terjadi pada salah satu penduduk Galaksi Sextans.
Ia sudah bertahun – tahun lamanya menghuni Galaksi ini, namun kekuatannya tak kunjung berkembang dan justru semakin melemah. Demi menjaga wilayahnya, Lord Galaksi Sextans memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Terlihat kejam bukan, tapi itulah hidup disini. Jika kau tidak berhasil menguasai kekuatan mu, maka kau akan dimusnahkan dan menjadi debu yang tak berguna.
Setiap tahun akan selalu ada saja penduduk Galaksi Sextans yang harus berakhir nyawanya. Bukan hanya karena tak bisa mengeluarkan kekuatannya, namun juga terkadang mereka yang dimusnahkan karena kemampuannya tak berkembang. Penilaian siapa yang akan dimusnahkan sangat bergantung pada Lord Galaksi Sextans. Ialah yang pada akhirnya menentukan nasib seseorang.
Mereka yang lemah tidak memiliki kemampuan dan kebencian dalam dirinya jangan harap dapat bertahan lama di Galaksi ini. Untuk itulah aku terus berjuang mengasa kemampuan ku. Aku terus berlatih sekuat tenaga. Beruntungnya aku dibantu oleh salah seorang pelatih. Ia mengajari ku tentang apa yang tidak aku tahu.
Hari demi hari kemampuan ku pun terus berkembang pesat. Bahkan pada tahun penilaian akademis, aku mendapatkan Grade A, yang artinya penyihir terbaik. Tidak semua penyihir di Galaksi Sextans bisa mendapatkan Grade A, karena hanya orang – orang tertentu dan kemampuan luar biasa.
Sebagai bagian dari Grade A aku pun dipisahkan dari penduduk Galaksi Sextans lainnya. Aku mendapatkan tempat khusus.
"Mengapa kita berlatih disini?" Tanya ku dengan sangat polos.
"Disinilah para penyihir Grade A mengasa kemampuannya. Disinilah mereka berkembang menjadi penyihir black".
"Penyihir black, apa itu? Aku kira Grade A adalah tingkatan paling tinggi"
"Tidak, kau salah. Diatas Grade A, ada penyihir Black. Ia adalah kalangan penyihir dengan misi khusus dan sangat dekat dengan Lord Galaksi Sextans".
"Ajari aku untuk menjadi penyihir black" pintaku.
…
Untuk menjadi penyihir black, para penyihir dari Grade A harus melalui seluruh tantangan yang diberikan langsung oleh Lord Galaksi Sextans. Mereka yang berhasil sampai ke tantangan terakhir maka secara otomatis akan dinobatkan sebagai penyihir black. Namun, hampir setiap tahun dari penyihir Grade A yang mengikuti tantangan tersebut hanya satu yang berhasil, itu juga sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Sampai saat ini belum ada lagi penyihir dari Grade A yang berhasil menembus semua tantangan tersebut.
Tantangan untuk menjadi penyihir black memang tidak mudah. Bahkan terkadang nyawa menjadi taruhannya. Tapi meski begitu, aku tetap ingin mengikuti tantangan tersebut. Aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi penyihir black. Penyihir yang memiliki misi khusus dan merupakan tangan kanan Lord Galaksi Sextans.
Sebelum menyambut tantangan tersebut aku berlatih sekuat tenaga agar bisa lolos. Hari demi hari aku habiskan untuk melatih kemampuan ku menjadi lebih kuat. Di dalam lubuk hati ku yang paling dalam aku bersumpah untuk bisa melalui semua tantangan yang diberikan oleh Lord Galaksi Sextans.
….
Hari yang dinanti pun tiba, kami para penyihir Grade A berkumpul dihadapan Lord Galaksi Sextans. Tantangan sudah didepan mata. Aku akan bisa melewatinya….
BERSAMBUNG…