Sore itu, tepat pukul 14.00 Rian datang ke rumahku. Baju merah dengan setelan jeans itu nampak sangat cocok dipakainya. Rasa senang di hatiku tak bisa padam, aku hanya bisa tersenyum memandangnya, tatapan itu seakan tak bisa lepas dari pikiranku.
"Na, kok diam saja?", Rian bertanya kepadaku yang masih terpaku menatapnya.
"Eh, nggak apa-apa kok", balasku asal.
Kami berbincang cukup lama, tak terasa jam dinding begitu cepat melangkahkan jarumnya, yang membuat Rian berpamitan untuk pulang.
Sampai saat itu, Rian tak lagi ada kabar hingga aku kembali ke penjara suci ini. Sama seperti dulu, saat kita masih bersama duduk di bangku SMP. Yang bisa aku lakukan hanya memandangnya dengan terpaku, bahkan aku hanya bisa menyapanya dengan sebutan namanya dan Rian membalas tanpa ada sedikitpun celah untuk membalas tatapanku.
Ad by Valueimpression