Amanda, cewek manis yang awalnya aku pikir dia itu Tiara.
Hari itu aku benar-benar frustasi, tidak ada lagi hasrat untuk hidup yang melekat di dalam jiwa, hari-hari bagaikan jurang yang curam, seperti mendung yang tak akan pernah memperlihatkan cahaya mantahari. Rasanya mengakhiri hidup merupakan jalan satu-satunya yang terbaik.
Perlahan aku melangkahkan kakiku, aku tidak perduli dengan teriakkan orang-orang. Aku juga tidak bodoh kalau lampu jalan masih berwarna merah. Aku hanya tidak perduli, mungkin dengan jiwa ini tertabarak oleh kendaraan yang berlalu-lalang ragaku dapat bertemu Tiara di alam sana dan berakhir pula penderitaanku. Tiba-tiba seseorang melontarkan tubuhnya ke arahku sehingga tubuhku terjatuh ke tepi jalan.
"Hei…!!! Lo mau mati ya?" teriknya
Aku mencoba bangkit dan menantap mata orang itu, perlahan ku pusatkan pandanganku yang sedikit kabur.
Tuhan… Mimpikah ini?
"Mata itu…"
Mata itu mirip dengan mata Tiara, apakah Tuhan mengirim kembali Tiara kepadaku.