Bel sekolah berbunyi pertanda pelajaran bahasa Indonesia selesai. Aku dan temanku Dena diberi tugas untuk mewawancarai seorang dokter bedah umum. Aku pun mengajak temanku untuk merundingkannya di kantin sekolah.
"Nay, bagaimana ini? Mewawancarai seorang dokter itu tidak mudah. Setidaknya, kita perlu bantuan orang rumah sakit atau keluarga dari sang dokter." Ujar temanku
"Hmm, coba saja kita bertanya-tanya ke staf yang ada di rumah sakitnya. Siapa tau itu juga bisa membantu. Oiya, bagaimana kalau sekarang kita mewawancarai dokter bedah yang ada di Rumah Sakit Al-Iman saja? Kalau keluargaku ada yang sakit, pasti dibawa kesana."
"Boleh-boleh. Tapi, bukannya kamu ada janji sama Vian yang super keren itu? Apa kamu rela membatalkannya? Ini kesempatan langka, Nay. Banyak yang ingin seperti kamu."
"Kawan, Naya Alikalyza itu beda dengan yang lain. Aku sama sekali tidak terobsesi dengan Vian. Jadi, ya lebih baik kita mementingkan tugas daripada Vian."
