Cahaya lampu taman berpijar menyinari rintik air hujan yang turun ke bumi. Endru bersama kekasihnya Aisyah terus berciuman di atas motor Ninja. Sementara cahaya kilat yang kian menerpa bumi tak sanggup mengusik Endru dan Aisyah yang terus saja menikmati indahnya cinta mereka.
"mungkinkah selamanya kita tetap bersama seperti saat begini. sementara kita sadar dan tahu resikonya. Ayahmu seorang Pendeta dan ayahku seorang ustad.. ini benar-benar gila Ndru..?" Aisyah mulai tak tahan dengan beban di hatinya yang kian menumpuk selama ini.
"cintalah yang berbicara sayang, cinta yang membuat kita satu tanpa alasan kenapa? Kita menjalani semuanya begitu saja Sampai kita sadar kita telah lupa caranya berpisah." Endru sebisa mungkin mencoba merendam emosi dalam diri mereka, sementara hujan malam ini perlahan mulai hilang dalam kesunyian dalam saksi cinta yang begitu tulus tanpa syarat, rasa yang datang tanpa bisa dibendung, ditolak untuk pergi.