Hari baru lepas setengah jam dari waktu asyar saat suara gaduh itu terdengar dari sekitar rumah cik Abuy, tiga buah rumah di sebelah kiri rumah mak nya si Diman. Suara Tukran si muazin desa berdarah jawa eks transmigran tahun 80an yang memilih menetap di kampong daripada di koloni baru-nya memenuhi ruang dengar.
"Bapak-bapak ini cari kopi apa cari motor?"
"Keduanya.."
"Satu-satu lah pak.."
"Lho, gak sopan, kok kamu yang ngatur-ngatur saya, saya hanya jalankan perintah, mana suratnya?"
"Nota..?"
"Surat-surat resmi."
"Kopi?, emang kopi pakai surat pak?"
"Motor!"
"Kok melompat ke motor pak?, tadi katanya tanya kopi?"
"Gak penting lagi kopinya, saya mau lihat surat-surat motor ini."
"Motor ini buat ke kebun pak. Kalau motor buat ke kebun gak penting surat, yang penting mesin sama sasisnya masih bagus, bahkan helm saja gak perlu pak kalau mau ke kebun."
"Heit, Jangan berkelit kamu, kalau tidak ada suratnya motor ini saya bawa ke kantor."