"Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tamajuk! Tamajuk adalah kita. Sekeping tanah yang masih bagian dari deretan judul besar itu. Tahukah kau Bore', Indonesia dijajah berabad-abad lamanya. Kau tentu ingat tentang penderitaan waktu itu, bukan? Bertahun-tahun lewat Indonesia merdeka, yang diperjuangkan dengan segenap jiwa raga dan darah, mengapa kau rela mengkhianati tanah airmu sendiri, Bore'?" Aoda memberi pengertian pada Bore'. Bore' terpekur menyimak. Wajah Bore' berubah berangsur-angsur cerah, seperti telah terbangun dari sebuah mimpi buruk.
"Aku harap kau membatalkan perjanjianmu dengan Rae," tegas Aoda.
"Tidak mungkin bisa," kata Bore'.
"Mengapa? Kau yang memulai dan kau harus mengakhiri,"
Seminggu berselang, Rae datang lagi ke Tamajuk, selalu bersama abdi setianya. Laki-laki ceking penghisap cangklong itu menemui Bore'.
"Macam mana kabar engkau?" tanya Rae' ramah.
"Baik," jawab Bore' singkat.