"Kenapa aku baru menyadari kalau kupu-kupu itu indah?"
–Ari
"Reina…" Nama itu langsung terlontar dari mulutku saat aku melihatnya berdiri dengan jarak kurang dari satu meter.
Kepalanya berputar cepat ke belakang, menatapku penuh kebingungan. Terlihat sedikit kerutan di keningnya. Seperti berusaha mengingat sesuatu dan aku yakin sesuatu itu adalah diriku. Kebingungan dan rasa penasaran semakin terlihat jelas di wajahnya.
"Mungkin kamu lupa, tapi aku mengucapkan terima kasih yang tak terhingga" Tambahku. Dan dalam detik yang sama aku merasa sangat bodoh. Untuk apa aku mengeluarkan kata basa-basi seperti itu? Harusnya aku langsung memperkenalkan diri, tak perlu berlagak misterius seperti ini.
Alhasil, Reina semakin menatapku dengan tatapan bingungnya. Tatapan bingung itu sangat menyenangkan. Aku semakin ingin berlama-lama menatap bola mata hitam itu dalam kebingungan.
"Terima kasih? Untuk apa?"
"Karena kamu telah merealisasikan impian adikku satu-satunya" Jawabku