Rere menelan ludah mendapat vonis mendadak seperti itu dari Barra, apa-apaan ini? Setelah membuat gadis itu menangis hingga begitu sakit hati, sekarang dengan entengnya Barra menegaskan jika mereka berpacaran? Memangnya hati Rere terbuat dari apa? Gelas kaca yang retak saja tetap memperlihatkan bekas goresannya, apa Barra ini sinting?
"Pacar?" Rere bertanya-tanya, ekspresi ketakutannya seketika berubah, sepasang alis gadis itu menyatu, tangan yang sempat bersidekap kini luruh. Ia menelan ludah seraya memperhatikan jalan kosong di dekat mereka, kalau sudah jam segini memang semua orang beristirahat, tak seperti mereka yang malah sibuk berdebat.
"Ya, pacar. Itu kan keinginan lo? Sekarang gue udah kabulkan, Re. Kita resmi pacaran, malam ini. Gue, Elbarra Auriga adalah cowok lo." Ia mengarahkan satu tangan Rere untuk menyentuh wajahnya seolah meyakinkan sesuatu, tapi hanya beberapa detik sampai Rere menepis dan kembali bersidekap.
