Tok-tok-tok!
Jordan yang begitu menikmati batang rokoknya seraya duduk di sofa lantas beranjak, ia yang shirtless tak lupa meraih kaus hitam nan sudah tersampir di bahu sofa, dipakainya benda tersebut sebelum membuka pintu apartemennya—menemukan Chelsea di balik pintu.
"Jordan." Raut Chelsea begitu sendu, ia menatap kekasihnya dari ujung kaki hingga kepala. "Aku boleh masuk kan?"
Jordan tak menjawab, tapi ia membuka pintu lebih lebar sebagai isyarat agar Chelsea bisa masuk, dan laki-laki itu tetap menyesap batang rokoknya tanpa memusingkan kehadiran Chelsea, semoga perempuan itu mengerti kalau Jordan bersikap tak acuh seperti ini—artinya ia sedang marah dengan Chelsea, jadi suara kekesalan oleh protes yang terlontar dari bibir perempun itu takkan Jordan dengarkan.
Chelsea duduk di sofa seraya terbatuk saat asap rokok yang menguar dari bibir Jordan menyapa indra penciumannya. Sang kekasih turut serta duduk di sofa yang berbeda, ia bahkan enggan menatap Chelsea untuk sejenak saja.