Akhirnya Jordan bisa merehatkan tubuhnya di ranjang besar apartemen setelah aktivitas melelahakannya hari ini, ia terpejam sejenak menikmati aliran darah yang kini mengalir dengan lancar dari ujung ke ujung, setidaknya di bawah flat tersebut Jordan tak perlu berpura-pura di depan banyak orang, ia bebas mengekspresikan perasaan sesungguhnya di tempat ini, tak ada yang akan tahu kebohongannya selain Tuhan serta sang raga sendiri.
Jordan mengangkat tangan menatap layar ponsel yang menampilkan panggilan masuk dari Chelsea, tapi ia tak berencana mengangkat panggilan tersebut, ia membenci segala perhatian yang Chelsea berikan untuknya, Jordan melempar ponsel begitu saja ke permukaan ranjang tanpa memedulikan apa-apa lagi. Jordan sudah menghafal kebiasaan Chelsea tersebut di luar kepala, jika sudah menelepon saat Jordan di apartemennya pasti akan membahas soal makan, istirahat, memberi semangat ini dan itu.