"Kopi, Mas." Sarah meletakan secangkir kopi yang masih menguarkan asap di meja kerja Januar, meski sudah malam, pria itu masih sibuk lembur di depan laptop serta setumpuk berkas-berkas penting di ruang kerjanya.
"Makasih ya."
Sarah tersenyum tipis, ia berdiri di belakang Januar seraya memperhatikan apa yang suaminya kerjakan di laptop, sepasang tangan Sarah terulur menyentuh bahu Januar, ia memijatnya tanpa diperintah lebih dulu.
"Aku pijitin ya, Mas. Kamu pasti capek banget kan sampai lembur kayak gini."
"Lumayan, makasih lagi, ya."
"Eum, aku mau tanya boleh, Mas?" Tentu saja, Sarah datang ke ruangan ini seraya membawa secangkir kopi dan pijitan lembut di bahu Januar memang untuk mengetahui sesuatu. Ia memang paling pintar berbasa-basi.
"Tanya aja." Fokus Januar tetap pada layar laptop disertai sepuluh jemari yang sibuk menari di permukaan keyboard, ia bahkan belum sempat mandi untuk sekadar mengganti kemejanya usai pulang kantor sejak dua jam lalu.
